“…Assalamu’alaikum warahmatullah.”
Setelah
solat ishak berjamaah di masjid Al Ikhlas dekat rumahnya, Ilyas pun masih ragu,
dan sedikit takut untuk membuka pengumuman kelulusan SNMPTN yang ternyata sudah
di buka malam itu juga, padahal jadwal menunjukan pengumuman akan dilaksanakan
esok harinya.
Ilyas
belum merasa siap, dan mantap ketika Allah menunjukan dimana dia akan
ditempatkan, Bandung atau Jogjakarta, meski dia akan sangat berharap Bandung
sebagai tujuan berikutnya.
“ Assalamu’alaikum’’
suara Ilyas membuka pintu rumah sembari dengan wajah pucat karena
kekhawatirannya terhadap hasil SNMPTN yang pasti akan sangat dinanti-nanti
orang tuanya.
“Wa’alakumsalam, selamat ya nak.
Semoga ini pilihan terbaik dari Allah untuk Ilyas.” Ilyas sangat terkejut, jantungny a berdetak
kencang, kenapa Ibunya tiba-tiba memberikan ucapan selamat padanya. Yang ada di
pikirannya hanya dua, ITB atau UGM.
“ Ilyas diterima dimana Bu?” sambil
terbata-bata Ilyas coba memperjelas ucapan selamat dari Ibunya.
“ Gak apa-apa ya Nak, pilihan kedua
mu sudah sangat bagus.” Jawab Ibu Ilyas dengan haru karena
bahagia.
Tak
kuasa air mata Ilyas jatuh, dia merasa ikhtiarnya selama beberapa tahun untuk
masuk kampus Ganesha percuma, ternyata
Allah memilihkan Gadjah Mada sebagai pilihan untuknya.
“Ya Allah, apa salah hamba? Hamba
ingin sekali masuk ITB, kenapa engkau pilihkan UGM, apa hamba tidak cukup
banyak menjawab soal yang benar? Apakah doa hamba, tirakat hamba kurang? “Ilyas
dengan air mata yang berceceran mencoba merintih atas apa yang terjadi padanya.
“ Astaghfirullah sadar nak, Allah
itu tau yang terbaik buat hambanya. Jangan sampai kamu menjadi hamba yang
kufur. Ingat Yas, orang yang bersyukur itu akan ditambah nikmatnya oleh Allah.
“ Bapak
Ilyas coba menenangkan Ilyas dengan nasihat-nasihat beliau.
Tetap
saja Ilyas merasa bahwa itu adalah hal yang sulit diterima, karena Ilyas merasa
mampu ketika satu bulan yang lalu mengerjakan tes SNMPTN. Dia merasa mampu
menjawab soal banyak dengan benar. Tapi memang, Allah berkata lain.
…………………………………………………………………………………………………
“ Fakultas Teknik UGM, Ya Rabb,
setidaknya langkah awal hamba disini adalah ungkapan rasa syukur hamba atas apa
yang telah Engkau gariskan.”
Setelah
menjalankan prosedur-prosedur yang ada, akhirnya kuliah pertama pun dimulai.
Ya, Ilyas mencoba menunjukan rasa syukurnya kehadapan Sang Maha pencipta, dia
akhirnya memutuskan untuk memulai hari-hari barunya di UGM.
“ Ya Allah, ini kampus apa warung
sih? Banyak anak ngrokok, banyak anak main gaplek, sampah-sampah berserakan,
masyaAllah kampus ini gersang sekali.”
Kondisi
tersebut yang dia lihat ketika memasuki jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan,
jurusan yang terkenal dengan orang-orang yang bisa dibilang “nakal-nakal”. Yang
banyak bungkus rokok lah, sampah berserakan lah, suara triak-triak orang
bernyanyi lah, hal tersebut menjadi pemandangan tersendiri saat melewati
sekretairt himpunan mahasiswa.
“Apakah ini gambaran mahasisiwa
Indonesia? Mahasiswa muslim?” batin Ilyas
bergejolak, dan dia mulai bertanya-tanya kenapa harus dikirim di jurusan yang
sangat “rusak dan gersang” bahakan hampir tak sedikitpun melihat tanda-tanda
acara keislaman dan sejenisnya.
Melihat
kondisi yang sangat tidak kondusif membuat Ilyas semakin bernafsu untuk segera pindah dan mengikuti
SNMPTN tahun depan. Ditambah lagi teman-teman yang sangat kurang cocok dengan
Ilyas, gaya hidup mereka, cara pikir mereka lebih tepatnya sangat heterogen.
Ad, aku bener-bener gak kuat kuliah disini.
Kakak angkatanya tidak mencerminkan sebagai kaka yang baik, temen-temen pun
juga gak bersahabat. Aku ingin segera menyusulmu di Bandung
Itu
adalah pesan singkat yang dikirim ke Fuad, teman SMA Ilyas yang diterima di
ITB. Fuad adalah sahabat Ilyas sejak kecil, dan sekarang dia kuliah di FTTM
ITB, juga leawt jalur SNMPTN.
Antum
yakin? Jangan terlalu cepat dalam emngambil keputusan,pikirkan matang-matang.
Jalani dulu apa yang udah ada di hadapanmu Yas. Kalau memang mau coba SNMPTN
lagi, Aku tunggu di Bandung.
Ya
jawaban Fuad, yang memang hobi menasihati Ilyas sejak mereka bersahabat.
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Beberapa
minggu kuliah, Ilyas mencoba bergaul dengan teman-temanya, mencari teman yang
benar-benar bisa mengantarkanya ke surga dan kebenaran. Dan mulai hari itu
semua berubah,
“ Ilyas, kamu ikut ini gak?
Keluarga Muslim Teknik” ya, Ihsan menyodorkan selembar
formulir pendaftaran suatu lembaga dakwah.
Memang
sebuah kerinduan Ilyas dengan suatu lembaga dakwah, bukan sebagai sarana balas
dendam, tapi karena rasa ingin berjuang dan dekat dengan oran-orang soleh.
Tepat dua tahun lalu, masih teringat diingatannya bagaimana dia berjuang untuk
menjadi seorang pemimpin di lembaga dakwah di sekolahnya. Kerinduan itu seakan
kembali menggerakan dirinya untu mendaftarkan pada suatu lembaga yang 180
derajat merubah cara hidupnya ketika di SMA dulu.
“Allah hu akbar, ini yang aku cari.
Selama aku disini, tak ada satupun yang menjawab kerinduanku di jurusan sipil
ini. Akhirnya datang juga” sungguh terharu Ilyas dengan ajakan
Ihsan untuk kembali mrajut sebuah harapan kemajuan. Karena memang diketahui,
keadaan di sipil sangat abnormal, tidak ada sedikitpun nuansa-nuansa keislaman.
Malahn, akhir pekan yang lalu, para mahasiswa baru sipil disuguhi dengan seksi
dance dari acara yang diadakan kakak angkatan. Memang kondisi yang sangat perlu
dibenahi dan di rombak.
…………………………………………………………………………………………………
“ Jadi begini akh, di sipil
kondisinya sangat buruk. Ane mulai putus asa kuliah disana, gak kondusif untuk
memperbaiki jiwa ini. Hedonis semua!!”
Curhatan
Ilyas pada murobbi, saat mereka bertemu di liqo’ rutin setiap rabu malam.
“ Tenang akh, mungkin ada sesuatu
yang lain yang Allah gariskan untuk antum. Memang sipil, geologi, mesin dikenal
dengan anak-anak yang “kurang” . Inilah tantangan dakwah kita.”
Sahut murobi dengan penuh ketenangan.
Liqo’
rutin adalah sarana Ilyas untuk membangun semangat dan kepahaman dalam membuat
sebuah pergerakan. Liqo’ tersebut merupakan lanjutan Liqo’ yang telah
dilaksanakan di SMA dulu.
“ Lalu apakah antum akan
menyalahkan keadaan? Antum itu Da’I akh, Bukankah dakwah ini menuntut kita
untuk berdakwah denmgan bahasa mereka, asala tak menyalahi aturan dan syariat?
Lalu apa lagi yang antum ragukan, ayo antumlah yang harus merubah.”
Setidaknya
nasihat murobi merubah cara pandang Ilyas terhadap semuanya, Ilyas semakin
yakin dengan apa yang Allah berikan padanya.
…………………………………………………………………………………………………
Alsm.
Akh Ilyas, bisa ketemu? Ada undangan buat antum.
Itulah
mungkin sms yang pertama Ilyas terima dari salah seorang pengurus KMT.
Akhir-akhir bulan itu Ilyas seakan kembali menemukan sepercik harapan dan mulai
tersenyum untuk masa depan. Ibarat sebuah bunga, yang sedang bermekaran.
Bagaimana tidak, Ilyas ibarat menemukan sudara-saudara yang benar-benar mnenguatkan,
mengingatkan, menasihati, yang selalu menyapanya setiap di msajid, yang selalu
mendengarkan curhatanya , dan omonganya. Mereka adalah anak-anak KMT. Seakan
Ilyas menemukan keluarga keduanya di Jogja.
…………………………………………………………………………………………………
Namanya
Up-Grading satu , adalah acara pertama KMT yang diikuti Ilyas. Di salah satu
sesinya ternyata menuntut peserta untuk memberikan uraian, kenapa tiba-tiba
mereka sampai di tempat ini. Giliran Ilyas pun datang.
“ Alhamdulillah ane cinta antum
semua. Ane seperti mendapatkan keluarga baru yang selama ini ane cari-cari
disini. Antum beda dengan anak-anak jurusan, antum semua selalu memberikan
senyuman terbaik pada adek-adeknya , teman-temanya. Ane disini karena kerinduan
ane dengan dakwah, dengan Islam. Ane ingin berjuang, mewarnai teknik, ugm,
Indonesia dengan nilai-nilai keisalaman.”
Kata-kata
Ilyas seakan membawa rasa terharu sendiri pada peserta lain. Dan harapan itu
mulai muncul dan terus meninggi.
…………………………………………………………………………………………………
Ketika
disekeliling antum merasa gelap, rusak, tak ada cahaya, gersang, maka saatnya
antum bergerak, saatnya antum bercahaya, maka bersinarlah!!
Pesan
singkat itu seakan pas dengan kondisi Ilyas. Ilyas pun mulai bangkit dan
bergerak.
Akhirnya amanah pun mulai datang, mulai dari koordinator
acara besar KMT, dan sampai sekarang masih menjabat sebagai kadept Syiar KMT
UGM. Tak ketinggalan, sedikit demi sedikit warna-warna keislaman mulai menebar
ke seluruh penjuru teknik sipil.
Nama : Yustiar Ghana
Saputra
Angkatan/ Jurusan:
2010/ T,sipil dan lingkungan UGM
Blog:
yustiarghana.blogspot.com
Amanah: Kajian Syiar
KMT UGM