Sejenak kuterkenang
Hakikat perjuangan
Penuh onak dan cabaran
Bersama teman-teman
Harungi kehidupan
Oh, Indahnya Ooo
Syahdunya
lagu “selamat berjuang” yang dinyanyikan oleh tim nasyid brothers menemaniku
yang sedang menyusun kembali keping-keping semangat memperjuangkan mimpi agar
bisa terwujud dan membuktikan bahwa apa yang dilakukan tim keputrian bukanlah
hal yang sia-sia, yang hanya menguras tenaga, waktu, dan biaya yang seharusnya
bisa digunakan untuk pengoptimalan mahasiswa baru nanti. Kami tidak bermaksud penyambutan mahasiswa baru itu tidak penting,
bahkan itu suatu hal yang sangat penting, hanya saja mahasiswa lama juga perlu
diperhatikan. Sarana dakwah itu kan bermacam-macam, menyesuaikan dengan objek dakwahnya.
Selama ini, kajian-kajianlah yang menjadi handalan. Kami hanya ingin mengemas
berbeda, kami ingin memfasilitasi pengembangan potensi muslimah, melalui
rangkaian acara temu muslimah yang bermuatan lomba-lomba (memasak, cerpen,
cerdas cermat,dan daiyah), seminar
kesehatan (pencegahan kanker serviks, dan bedah buku “No Excuse” oleh
penulisnya langsung. Rasanya memang berat ketika yang bekerja hanyalah
segelintir orang, tetapi kami yakin jika Allah meridhoi semuanya akan mudah
dengan bantuan-Nya.
Kring…kring...kring…
bunyi nada dering Hpku, tanda ada telpon.
“Assalamu’alaykum”,
ucapan salam dari sebrang telepon, suara yang sudah tidak asing lagi di
telingaku
“Wa’alaykumussalam,apa
kabarnya orang rumah mba?” jawabku
penasaran karena tidak biasanya mbaku menelpon di malam hari.
“Alhamdulillah
semuanya yang ada di rumah baik, kamu libur kapan? Pulang apa nggak?” tanya
mbaku langsung ke intinya
“
Ini sudah mulai libur, sejak minggu lalu sampai dua bulan ke depan. Sepertinya
tidak pulang, aku masih ada agenda dan aku ikut sp. Toh, 3 bulan lagi mudik
lebaran. Kenapa?” jawabku seenaknya
“Nggak
apa-apa si, Cuma Bapak katanya kangen, pingin ngliat mukamu. Tapi kalau sibuk,
yaudah.. nanti disampein. Yaudah ya,
selamat istirahat adikku sayang. Assalamu’alaykum,” ucapan salam pun mengakhiri
percakapan kita.
Aku
kembali menyibukkan diri menyelesaikan perkerjaan organisasi dan akademikku.
***
Sabtu
malam, aku menginap di tempat pak dhe(kakaknya ibu). Beliau menangis melihatku
dan mengungkapkan rasa kangennya karena sudah hampir tiga bulan aku tidak
datang. Beliau juga memintaku untuk datang sebulan sekali. Terlintas di benak
ini, kalau pak dhe saja merasakan kangen, bagaimana dengan bapakku? Wajar saja
beliau memintaku pulang. Aku pun berazam untuk pulang walau hanya satu-dua
hari. Kususun kembali jadwal satu-dua bulan kedepannya, kucari celah hari untuk pulang. Dan kudapati, Jum’at sore
setelah puncak rangkaian acara sampai hari selasa. Aku tidak ingin menyesal
nantinya gara-gara tidak bisa memenuhi keinginan orang tua yang sangat
sederhana. Berharap ridho dari mereka dalam setiap aktivitasku agar ringan
langkah ini dan ridho orang tua itu juga ridho Allah.
***
Dua
minggu lagi rangkaian acara temu muslimah akan dilaksanakan, Alhamdulillah
pengisi acara bedah buku dan seminar sudah fix, dewan juri dan soal sudah 80%,
publikasi sudah tersebar dan peserta pun sudah banyak yang mendaftar.
Peminjaman tempat dan peralatan sudah 70%. Namun, bahan untuk lomba memasak
belum mendapatkan kepastian dari sponsor dan dana yang diperlukan masih sangat
kurang dari yang dibutuhkan. Qorin, salah satu tim keputrian dan ketua dari
acara ini, merelakan uang bayaran
kuliahnya untuk dipakai terlebih dahulu.
***
Satu
minggu menjelang hari-H, hanya tempat pelaksanaan seminar dan bedah buku yang belum fix karena pihak birokrat sedang
sibuk dan keluar kota. Kami yakin akan diizinkan karena waktunya sudah tidak
ada perkuliahan, sehingga ruangan kosong. Mencoba membuat alternatif, tetapi
mendapatkan izin dan hanya tempat itu
yang cocok karena bisa merasakan esensinya, melaksanakan kegiatan di rumah
sendiri, yaitu kampus B. Satu pekan ini pun aku hanya disibukkan dengan masalah
ruang, hal teknis lainnya sudah dihandle teman-teman lainnya dan Alhamdulillah
rangkaian lomba berjalan dengan lancar,
***
“Allah telah menurunkan perkataan
yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi
berulang-ulang gemetar
karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat
Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya
seorang pemimpinpun.” Az Zumar : 23
Ayat
terakhir yang kubaca setelah shalat ashar, kamis sore. Terasa tepat sekali
dengan kondisiku saat ini. Hati ini sangat tidak tenang mengingat besok puncak
acara temu muslimah, tetapi ruangan belum dapat.
Drtdrtdrtdrt,
hpku bergetar tanda sms masuk
“mida,
slow ya… ana usahain sore ini nglobi
lagi ke bapaknya, mida banyak do’a aja ya..” Sms menenangkan dari ketua BEM.
Terkait
birokrasi, BEM-lah yang bisa maju ke depan, sedangkan Lembaga Dakwah hanya
dipandang sebelah mata.
“Assalamu’alaykum,
“ terdengar salam dari dua orang bersamaan
dan dilanjutkan uluran tangan.
Qorin,
ketua temu muslimah menyatakan pasrah
untuk tempat. Sang kaput pun mencoba untuk tenang meskipun sebenarnya bingung
juga. Kami, bertiga membicarakan hari esok, memfixkan apa saja yang diperlukan
untuk besok. Lagi-lagi terpentok dengan tempat. Sampai detik ini belum dapat
bukan karena kami mengajukan suratnya mepet, jauh-jauh hari sudah diurus ke
masing-masing jurusan dan mereka pun meng-acc karena ruangan sudah tidak
dipakai, kondisinya sudah selesai UAS.
Administrasi pun telah terpenuhi.Seharusnya tidak ada alasan tidak diizinkan,
tetapi hanya satu orang yang tidak mengizinkan dan dengan alasan yang bagiku
sangat aneh dan penuh tanda tanya. Ada ruangan lain, namun ukurannya keci dan tidak bisa memenuhi kapasitas peserta yang
sudah mendaftar.
“Allahu
Akbar Allahu Akbar…”
Tidak
terasa adzan maghrib telah berkumandang. Yang diharapkan kini hanyalah
pertolonga Allah. Dengan keyakinan yang kuat bahwa ini acara yang insya Allah
diridhoi Allah dan pasti Allah akan membantu.
Mengingat
waktu sudah malam dan esok harus datang pagi, Qorin dan Fika menginap di
kosanku. Mereka sama sekali tidak prepare untuk menginap, untung saja bajuku
muat di mereka meskipun agak kegedean di
Qorin. Dan karena paksaan, Qorin mengenakan jilbab untuk kedua kalinya karena biasanya
memakai bergo (jilbab langsungan). Di tengah-tengah kecemasan kami, ada tawa
kecil melihat penampilan barunya Qorin.
***
Pukul
06.15 kami sampai di kampus dan rasanya masih sangat sepi. Kami duduk-duduk
sebentar di masjid dan tidak lama panitia pun berdatangan. Aku menunggu ketua
BEM untuk menghadap bersama memohon diizinkan memakai ruangan tersebut. Rasanya tidak ada usaha kalau aku hanya
duduk-duduk saja, dan akhirnya Aku memisahkan diri dari mereka. Kutelusuri
ruangan birokrat, siapa tahu ada yang bisa kutemui. Ya, tebakanku benar.
Meskipun bukan sasarannya, tetapi setidaknya beliau lebih tinggi jabatannya
dibanding yang seharusnya meminta izin. Negosiasi pun berjalan, sungguh alot
dan sudah cukup lama , tetapi tidak kudapatkan izin itu. Tanpa sadar, air mata
pun mengalir dan tidak lama ketua BEM datang. Rasanya malu menangis dihadapan
mereka, tetapi tidak bisa dibendung. Dan Alhamdulillah, beliau menyuruh kami
untuk membujuk yang berwenang memberi izin. Ada energi baru mengalir dalam
darah ini. Kami pun bergegas menemui bapak bagian sarana dan prasarana.
Negosiasi pun sangat alot. Aku pun membuang rasa maluku, aku memohon kepada
beliau. Dan hati beliau pun luluh juga. Pukul 08.00 baru diizinkan memakai
ruangan, sementara acara seharusnya mulai di jam segitu. Moderator dan peserta
sudah berdatangan. Sebagian dari kami ada yang menyiapkan ruangan dan sebagian
yang lain mengkondisikan peserta dan moderator.
Rasanya
tubuh dan hati ini lelah. Namun semua rasa itu segera sirna karena ada kepuasan
tersendiri ketika bisa melakukan untuk orang lain dan mereka senang dengan
acaranya. Bahkan, yang tadinya menentang sudah terjawabkan dengan bukti nyata.
Banyak peserta yang menginginkan acara ini ada lagi di tahun selanjutnya.
Alhamdulillah,
pertolongan Allah selalu datang dan
keyakinan ini semakin kuat setelah melewati semua ini. Allah pasti menolong
hamba-Nya yang menolong agama-Nya.
Ku
akhiri hari ini di kereta api menuju kampung halaman. Senyum ini pun semakin
merekah karena akan bertemu dengan orang-orang yang sangat ku cintai.
Biodata
Singkat:
Nama:
Hamidatun, Angkatan: 2008, Jurusan
: Fisika, Fb: Hamida Hamid Hamidatun, twitter:
@mard_yah_mid, blog: pesonasemata.wordpress.com, amanah:
Islamic Learning Center (Sekarang)