Oleh: Syahrul Muflikhun (085655259597)
(kordinator BP JATIM FSLDK 2010)
Perjalanan
ini kumulai dengan kata kenapa aku harus melakukan perjalanan ini? takkan
kudapatkan yang seperti anak-anak nongkrong di depan kampus itu, kegembiraan
yang terlihat dari kerasnya tawa mereka, suara gitar dan asap rokok mereka,
seakan menggambarkan suasana hati mereka yang bebas, bebas dari segala aturan,
benarkah mereka bahagia, dari luar sich, kelihatannya mereka bahagia.. hemmm….
Kebahagiaan sesaat, aku tetap berjalan menuju bangunan megah disamping fakultas
Ekonomi dan Bisnis, disana InsyaAllah sudah menungguku saudara-saudara seiman
yang bersama-sama membangun cinta menemukan kebahagiaan yang sebenarnya, kaki
terus melangkah mempercepat perjalanan, lima menit lagi harus sudah sampai di
tempat, telat satu menit sama dengan hafalan lima ayat alquran dan satu hadist
Arbain Nawawi, jam tanganku menunjukkan 19.29 tepat aku di depan masjid
Nuruzzaman satu menit lagi aku harus berada dalam lingkaran anak-anak muda itu,
terlihat 4 orang anak mudah membaca alquran, kuucapkan salam penuh ikhlas
kepada saudara-saudara seperjuangan yang Allah SWT pertemukan dalam sebuah
ikatan persaudaraan karenaNya bernama Jama’ah Nuruzzaman Unit kegiatan
Mahasiswa Kerohanian Islam universitas airlangga surabaya, “assalamu’alaikum
warohmatullah”, dengan wajah ramah dan penuh kasih sayang mereka serentak
menjawab “wa’alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh” afwan akhy, hari ini ane datang yang paling
akhir ya? Heheheh aku tersenyum dalam hati sudah tahu datang paling akhir
nanya, tapi yang penting gak telat, belaku juga dalam hati, afwan ya akhy, hari
ini saudara perempuan ane datang dari Lamongan, jadi tadi jemput dulu dan harus
nitipin ia ke rumah paman yang ada di Sukolilo, ane belum telat kan ini?
“Alhamdulillah belum akh, ustadz Dzulfikar juga belum datang kok, belum sempat
si Jeky melanjutkan bicara ternyata di belakangnya ustadz Dzulfikar mengucapkan
salam, seketika itu pun kita langsung melingkar dan meneruskan pertemuan yang
indah nan penuh rasa kekeluargaan, bersama-sama membangun cinta karenaNya,
menyiapkan kafling di surgaNya kelak, inilah pertemuan yang sudah kami lakukan,
menjadi agenda rutin kami setiap minggu dalam satu tahun
terakhir.Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, Alhamdulillah pada malam ini
kita masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk bisa bertemu dalam agenda
rutin kita, untuk mengagungkan asmaNya,membaca dan mempelajari ayat-ayat
cintaNya, dan sejenak melupakan agenda-agenda duniawi kita, pada kesempatan
kali ini juga Allah SWT memberi saudara baru dalam kajian rutin kita ini,
kenalkan ini akhy Fandi, Akhy Fandi ini kulai di Universitas Surabaya,
InsyaAllah untuk agenda-agenda rutin kita ke depannya beliau akan bersama kita,
untuk kenalan lebih dekatnya nanti di sesi terakhir terkait curhat dan shering
kita aja ya.. marilah kita buka forum ini dengan bacaan Alfatiha, begitulah
ustadz Dzulfikar membuka forum kita malam ini.
Dua
jam sudah kita menyiapkan bangunan cinta karenaNya, mentadabburi ayat-ayatNya,
dan saling berbagi ilmu untuk lebih mendekatkan diri kepadaNya, tinggal sesi
terakhir, sesi ini lah yang membuat rasa kekeluargaan kita timbul, saling
mengerti satu dengan yang lainnya, sesi dimana kita mencurahkan isi hati
tentang permasalahan-permaslahan hidup yang sedang kita alami seminggu
terakhir, dalam sesi ini lah sering kutemukan solusi-solusi permaslahan hidup
tak terkecuali masalah-masalah organisasi yang kadang membuatku ingin berhenti
berkontribusi untuk bangsa ini. Alhamdulillah, marilah pertemuan malam ini kita
tutup dengan hamdalah dan doa penutup majlis.
“Akh khoirul tadi ane dengar antum punya adek
ya, namanya siapa?” Tanya Fandi, malam ini aku pulang nebeng mobilnya Fandi,
“iya akh, namanya Izzah Aisyah, panggilanya sich Icha, sekarang kelas dua MAN Insan
Cendikia Serpong, tadi sore liburan ke Surabaya, katanya mau jalan-jalan ke
universitas-universitas yang ada di Surabaya, kalo akh Fandi sendiri punya
adek?” “ ane juga punya adek perempuan akh, namanya Mutiara Laut,
teman-temannya sich manggil ia uut tapi aku lebih suka memanggilnya Mutia,
kemaren ikut SNMPTN pilihannya sich akutansi Unair, titip ya akh klo masuk
unair, heheheheh untuk sekarang ia belum berhijab akh, temen-temannya pun
kebanyakan laki-laki, tapi satu hal yang membuatku bangga kepada ia, InsyAllah
sholatnya tetap rajin akh, heemm ohya akh besuk ke Ambon kan? Ane titip sesuatu
bisa kah? Kemaren ane kan sempat ke Ambon itu loh ada event Sail Banda, tahu
kan? Kemaren ane tertarik dengan sebuah barang tapi ane belum sempat beli
soalnya keburu pulang”, “barang itu apa akh, dan belinya dimana?” tanyaku
sambil buka-buka bacaan yang ada di mobilnya, sambil mendengarkan lagu yang
cukup memberikan semangat perjuangan dan da’wah, “bros jilbab dari kepingan
kulit kerang ada asma Allah dalam ukiran bros tersebut, belinya di Batu merah
Ambon, Batu Merah itu kawasan perkampungan muslim di ambon, masyarakatnya
merupakan pengrajin mutiara dan kerang, antum nanti dari universitas pattimura
naik ja angkot HUNUT turun kampung Batu Merah, insyallah biayanya tiga ribu
rupiah, bros itu rencananya mau ane kasi Mutia, yaa harapan besar ane, Bulan
Ramadhan ini ia sudah berhijab akh, alangkah bahagianya ane ketika saudara
kandung ane bisa menjalankan syariat islam secara penuh termasuk dalam hal
menutup aurat” “heemmm begitu ya akh, InsyAllah amanah antum ane laksanakan”.
Mobil
L 1111 JK milik Fandi terus berjalan di atas jalan darmahusada, sampailah pada
jalan mulyorejo tengah di depan gang 5 di gang itulah ane sekarang tinggal,
bersama saudara-saudara seperjuangan di lembaga da’wah Fakultas kesehatan
Masyarakat, mereka adalah Titan, Budi, Aji, Febri, dan mas’ul Griya syuhadah
(GS), teman sekelasku Angga, kami menamakan rumah indah itu Griya syuhadah. Semoga
Allah menggolongkan kami pada segolongan pemuda yang bertemu karenaNya dan
berpisah pun karenaNya, aamiin….!
“Syukron
akh, ane turun depan gang sini ja, mau mampir dulu?” “syukron, semoga lain kali
bisa sillaturrahim ke GS” “ok, besuk tanggal 8 jadi jemput ane di Juanda kah?”
“InsyAllah, kan ane juga jemput perwakilan dari UBAYA, assalamu’alaikum”
“wa’alaikumsalam warohmatullah”.
Hari
ini acara terakhir Forum Shillaturrahim Lembga Da’wah Kampus Nasional di
Universitas Patimura Ambon, setelah acara penutupan ini, aku rencanakan segera
menunaikan amanah dari Fandi, membeli bros di Batu Merah, yaa sekalian aku
jalan-jalan, heheheh…
“Bang turun Batu Merah ya”. “Ok, mas”
Sampailah
aku di Batu Merah, waah memang bener yang dikatakan Fandi, luar biasa ini
kampung, langsung aku menuju satu kios penuh dengan barang-barang yang terbuat
dari kerang dan mutiara,,, terlihat satu barang yang aku cari, bros ukiran asma
Allah, tanpa pikir panjang, aku beli satu bros, untuk mutia adeknya Fandi,
sebelum bayar, terlintas di depanku, wajah icha, waaah kayaknya si icha tambah
cantik dan sayang pada kakaknya nich klo aku juga belikan ia, buat oleh-oleh
dari Ambon, ok aku beli satu lagi.Sudah beli barang, kayaknya gak afdol klo gak
beli makanan, beli makan dulu ach, kata Fandi ada warung ikan bakar enak di
jalan POKA, namanya warung 88, mungkin aku kesana ja..Heemmm seharian
jalan-jalan, waktunya istirahat, belum sempat merebahkan badan hpku berbunyi,
sebuah SMS masuk, aku baca dari nomer telpon 085645502423, “Assalamu’alaikum,
akh, jadwal keberangkatan pesawat ke Surabaya besuk jam 8.00 WIT, jadi tolong
antum siap-siap malam ini, afwan mendadak. Syukron” ALLAHU AKBAR...!!! jadi agenda istirahat tertunda sebentar,
prepare buat pulang besuk.
Bismillahi
tawakkaltu ‘alallah…. Pesawat Kijang Air dengan nomer penerbangan Y343 lepas
landas, awak pesawat memberi beberapa informasi terkait keselamatan kami selama
melambung di angkasa, “kita akan melakukan perjalanan dari Bandara patimura
menuju bandara Juanda surabaya, selama kurang lebih dua setengah jam, gunakan
sabuk pengaman anda, matikan handphone dan alat komunikasi lainnya, karena
dapat merusak sistem informasi pesawat, terimakasih”. Dua setengah jam sudah
aku di atas angkasa bersama Kijang Air, Alhamdulillah sampai di Bandara Juanda dengan
selamat, Ternyata Surabaya sedang hujan deras, kuaktifkan Hpku, sms dari Fandi
masuk, “Akh, ane sudah di Bandara, antum ane tunggu di depan Kafe Arrahmah
Bandara Juanda” Aku segera menuju kafe Arrahmah bersama tiga akhwat, namun
sebelumnya ane pamitan dulu dengan teman seperjalanan yang bersama dari Ambon,
mereka adalah peserta FSLDKN XV dari Jogja.
“asslamu’alaikum”
“wa’alaikumsalam ya akhy, kaifa haluk?2” Alhamdulillah berkat doa antum juga,
ane bisa ketemu antum lagi disini, ohya akh, afwan ane bersama tiga akhwat,
jadi minta tolong antar mereka dulu ya..! satu turun di ITS dan duanya di
kampus B Unair.” “OK bos, lets go” Aku dan Fandi bersama tiga akhwat melaju
menembus derasnya hujan di atas jalan Rungkut, sepanjang jalan aku banyak
cerita hasil FSLDKN XV termasuk terpilihnya UNILA Lampung sebagai PUSKOMNAS dan
GAMAIS ITB sebagai tuan rumah FSLDKN XVI 2012 mendatang, juga pertemuanku
dengan saudara-saudara aktifis da’wah kampus dari Papua, bagaimana mereka
memperjuangkan aqidah dan idealisme mereka di kampus yang sangat beda dengan
yang mereka yaqini. “akh, awas,,,,!!! Becak…! BRAKKK….”
Wiwning…wing
wing… suara ambulans terdengar keras melaju kencang di atas jalan Ngagel Jaya,
lurus menembus hujan belok kanan menuju jalan darmawangsa berhenti di depan
Rumah sakit dr. Sutomo Surabaya. Mataku terbuka, samar-samar aku melihat
sekelilingku penuh dengan warna putih, ada seperangkat alat infuse dan jarum
yang menusuk di tangan kiriku, “Alhamdulillah kakak sudah sadar” suara halus
terdengar lirih di telingaku, “kak, ini icha, kakak bisa lihat aku kan?” suara
halus itu kembali lirih masuk ke telingahku, namun aku belum juga bisa melihat
terang sosok wajah orang yang begitu
halus suaranya terdengar di telingaku tadi, semuanya masih terlihat samar dan
aku kembali menutup mata, dalam tertutupnya mataku, aku melihat sekelompok
pemuda asyik membaca alquran, ada sosok Fandi disana, aku menghamipiri mereka,
semuanya tidak asing bagiku, mereka adalah teman-teman seperjuanganku yang
selama ini setiap minggu kami berkumpul berbagi ilmu, bertemu merajut cinta
karenaNya, seketika itu juga Fandi merangkulku dan berbisik, “gimana akh,
titipanku buat si Mutia?” Aku masih terdiam ingin sekali aku membalas bisiknya,
namun belum bisa, Fandi kembali mengucapkan kata-kata itu dengan lebih keras,
tetap sama aku belum juga bisa membalas pertanyaan itu, aku pun terdiam dan
Fandi melanjutkan bisikannya kepadaku, akh, ane titip mutia ya, tolong antum
kasihkan titipan ane kemaren, bilang ane sangat bahagia, ketika bulan puasa
tahun ini melihat mutia memakai bros itu, bros yang tersemat di jilbab seorang
muslimah, mutia kan muslimah, jadi pakaiannya mencerminkan muslimah, sekali
lagi akh, ane sangat bahagia ketika mutia bisa lebih menjalankan syariatnya
termasuk lebih bisa menjaga diri terutama menjaga kehormatan muslimah dengan
menutup auratnya, Syukron ya akh, semoga Allah SWT mempertemukan kita kembali
di kavling Surga yang sudah kita persiapkan semanjang pergaulan kita, ketika di
dunia.
Mataku
kembali terbuka, dengan tangis dan istighfar yang terus terucap dari mulutku,
aku mulai bisa melihat jelas ruangan di sekelililngku, “kak, kak Arul uda
sadar, ini Icha Kak.” “Alhamdulillah, kakak sekarang dimana dek?” tanyaku
sambil mengusap air mata Icha yang belum kering, “Allhamdulillah, kakak sudah
di ruangan ini hampir satu minggu, kakak sekarang di rumah sakit, waktu di
perjalanan dari bandara Juanda kakak kecelakaan.” “astaghfirullahal’adzim…!
terus Mas Fandi dan teman akhwat kakak lainya gimana?” “sudah kakak jangan
mikir macem-macem dulu, InsyAllah mereka baik-baik saja kok, kakak istirahat dulu
ya..”
Dua
minggu sudah aku di rumah sakit, Maha Besar Allah yang masih memberikan aku
kesempatan menghirup udara pagi hari ini, menurut dokter aku sudah boleh pulang
siang hari ini, sebelum pulang aku harus tahu kondisi Fandi dulu, “dek, nanti
bilang ke Bapak, sebelum pulang kita ke tempat Fandi dulu ya, ohya kamu lihat
tas hitam kakak, di situ ada titipannya Fandi buat adeknya” “Afwan Kak, Mas Fandi
sudah bahagia dan tenang di sisi Allah SWT” “maksud adek apa?” dadaku berdetup
kencang dan air mataku mulai pecah, “iya kak, afwan aku belum sanggup cerita
ini ketika kondisi kakak masih belum memungkinkan aku bercerita, Mas Fandi
dipanggil menghadap Allah seketika itu juga saat kecelakaan.” “innalillahi
wainna ilaihi rooji’un, yaa Allah berilah tempat terindah untuk sahabatku.
aamiin” “kemarin si mutia kesini menjenguk Kakak, dan waktu aku buka-buka tas
kakak ada dua bros jilbab yang terbungkus kertas yang didalamnya ada puisi
kubaca dech, bukannya GR alias gede rasa, kurasa puisi dan satu bros itu untukku
kan? Hehehe, dan satunya kan ada tulisannya Mutiara Laut, dengan yakin aku
berfikir pasti itu untuk adeknya Mas Fandi, soalnya kakak kan sering cerita
tentang ia dan adeknya, lalu ya aku kasihkan ke mutia satu bros tadi kak, maaf
ada yang salah kak?” “tidak, kau memang adekku yang paling mengerti aku,
heheheh, semoga Mutia segera sadar ya betapa Fandi menyayanginya, dan berharap
ia benar-benar menjadi muslimah yang bisa menjaga izzahnya sebagai muslimah,
udah ayo segera pulang Bapak uda nunggu di depan”.
Mobil yang
disewa Bapak terus melaju melintas di atas jalan antara Surabaya Lamongan,
dalam perjalanan itu kuingat bisikan halus Fandi, ia ingin adeknya bulan puasa
ini bisa berjilbab, kembali tetes air mata mengalir di sela lengkung hidungku,
dan aku pun teringat lima belas hari lagi puasa, besuk tanggal 3 Agustus aku
harus sudah kembali ke Surabaya lagi, ada penerimaan dan pengukuhan mahasiswa
baru, kemarin panitia dari rektorat menghubungi aku untuk menjadi pembawa acara
dalam prosesi di gedung auditorium bersama delapan ribu mahasiswa baru, sempat
ragu dengan tawaran itu melihat kondisi yang belum fit. Tapi demi bisa
bermanfaat bagi bangsa dan almamater kupenuhi panggilan itu.
Gedung
auditorium seakan menjadi lautan warna putih, dimana semua mahasiswa baru
berkumpul memakai baju warna putih, dengan penuh semangat pemuda harapan bangsa
mereka datang dalam acara pengukuhan itu, aku pun tidak kalah semangat meski
bukan lagi berstatus MABA alias Mahasiswa Baru lagi, aku membuka acara, dari
ribuan manusia yang berkumpul dalam auditorium itu ada satu objek yang
membuatku terus ingin melihatnya, memperjelas dan mencoba mengenalnya, seorang
mahasiswa baru, dengan busana yang rapi dan anggun berjilbab putih menunjukkan
seorang muslimah sejati menegakkan izzah dan kehormatannya, namun bukan itu
yang membuatku terus mencoba memperhatiakannya, tapi yang membuatku tetap ingin
memperhatikannya adalah benda kecil yang menempel di jilbabnya, benda kecil
yang dulu pernah kulihat dan kupegang satu bulan kemaren, benda kecil yang juga
menempel di jilbab adek tersayangku Icha, benarkah itu benda yang aku beli di
Batu Merah, benarkah itu Benda yang membawaku akrab dengan Fandi, berbagai
pertanyaan muncul, dan akhirnya pertanyaan itu pun terjawab oleh keplek nama
mahasiswa baru itu tertulis, Mutiara Laut, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, jurusan
akutansi. Subhanallah Allahu Akbar, wahai saudaraku...! Aku yaqin kau pasti
bangga dan bahagia melihat apa yang aku lihat hari ini, cita-cita dan keinginan
terbesarmu telah Allah SWT kabulkan, bahkan sebelum bulan mulia datang, semoga
kau selalu dalam rahmatNya di alam sana, tenang dalam penantiaanmu, penantian
pada masa yang abadi dalam surgaNya kelak. Aamiin...!
Subahanallah..
ReplyDeleteInnalilllah wa inna ilaihi rojiun