Duarrr!! Suara petir terdengar sangat
keras. Pagi ini hujan begitu deras. Dari jendela kamar kupandangi langit begitu
gelap menyelimuti tanah Indralaya. Gemuruh angin berhembus kencang memaksa
pohon-pohon menyibakkan ranting-rantingnya. Si ulat kecil yang baru berumur
satu minggu harus rela kehilangan rumahnya. Terbang tersapu angin entah kemana.
Setengah
jam aku menunggu, akhirnya hujan pun reda. Kulangkahkan kaki menuju kampus
perjuangan. Kampus dimana kugantukan impian ayah dan ibu. Kampus dimana aku
bersama kawan-kawan berpadu dalam satu Lembaga Dakwah Kampus menanamkan
nilai-nilai Islami.
Kami
sadari bahwasanya 2 SKS mata kuliah Agama Islam takkan pernah cukup untuk menambah
pengetahuan keislaman. Apalagi di kampus juga telah banyak berkembang ideologi-ideologi
baru yang bernilai positif maupun negatif. Maka dari itu, agar akidah Islam
tidak terkontaminasi oleh ideologi-ideologi negatif sekaligus meningkatkan wawasan
Agama lslam, Kami telah menmbentuk suatu wadah khusus bagi mahasiswa yang bernama
Mentoring atau Asistensi Mata Kuliah Agama Islam.
@ @ @
Langit
membiru sedia kala. Terik mentari mulai menyengat pandanganku. Sepasang merpati
beterbangan lincah. Musim semi telah
kembali! pikirku saat masih di dalam angkot. Tiba-tiba asap rokok dari
penumpang di sebelahku melenyapkan semuanya. Walaupun dia duduk di dekat pintu,
bau rokoknya tidak bisa terhindarkan karena hidungku sangat sensitif dengan
asap rokok. Kesal memang. Entahlah, padahal Pemerintah sudah membuat aturan
larangan merokok di tempat umum, tetapi tetap saja tidak diindahkan. Pernah aku
berharap semua rokok yang sedang diisap meledak. Sama seperti kejadian beberapa
bulan lalu di Bekasi agar mereka kapok dan berhenti merokok.
Sesampainya di kampus
kusempatkan diri tuk salat dhuha di mushola. Tak lama kemudian Adit, kawanku di
Fakultas Ekonomi sekaligus wakilku di Badan Semi Otonom Mentoring UKM Nadwah datang.
“Assalamu’alaikum.” Sapanya
saat aku sedang melepas sepatu.
“wa’alaikumussalam.”
Balasku dengan senyum.
“Mat,
Kamis depan jadi kan kita rapat dengan dosen-dosen Agama Islam?” tanyanya.
“Kemarin aku sudah
temui Pak Zulkifli selaku kepala dosen mata kuliah Agam Islam. Kata beliau, Insya Allah diusahakan. Oiya, Jangan lupa kau siapkan materi-materi
yang akan
kita sampaikan nanti.” kataku.
‘Oke
Bos!” tegasnya.
Memasuki
mushola, mataku tertuju pada beberapa mahasiswa yang duduk melingkar. Ternyata
mereka adalah mahasiswa baru yang sedang mengikuti kegiatan mentoring. Senang
rasanya melihat mereka aktif bertanya tentang agama Islam. Semangat merasuki
tubuhku. Legalitas Mentoring menjadi 1 SKS harus terlaksana tahun ini.
Kuakui,
melegalkan Mentoring menjadi 1 SKS bukanlah hal yang mudah. Butuh perencanaan
yang matang dan proses yang panjang. Dukungan dari dosen-dosen agama Islam pun
sangat diperlukan. Semoga agenda pembahasan Mentoring Kamis depan bersama
seluruh dosen Agama Islam berjalan lancar.
@ @ @
Hari
yang ditunggu-tunggu tiba. Si ulat kecil nampak lebih besar. Perlahan ia
berjalan menggapai dedaunan. Waktunya untuk sarapan. Mulutnya mengunyah ujung
daun sedikit demi sedikit. Sejenak ia terhenti saat melihat kupu-kupu yang
melintas di atasnya.
Benarkah
aku akan menjadi seperti dia?
Menghiasi bumi dengan warna yang
indah.
Terbang bebas, hinggap di mana saja
Hindari gelapnya kehidupan manusia
Jalur
Indralaya-Palembang terlihat padat. Terang saja, hari ini Universitas Sriwijaya
menggelar Wisuda ke-100. Di depan halaman auditorium berjejer mobil-mobil
pribadi dari keluarga wisudawan dan wisudawati. Kupastikan dalam hati, tahun depan adalah giliranku! Terbayang dalam
khayalan saat aku diwisuda nanti. Berdiri tegar mengenakan baju toga penuh
kebanggaan dengan gelar Sarjana Ekonomi di samping kedua orang tua dan tiga
adik perempuanku. Ya, kedua orang tuaku pasti bangga saat mendengar namaku,
Rahmat Hidayat, S.E.
Beberapa saat kemudian handphone-ku berdering. Assalam. Kak, nanti mentoringnya dimana? Di
bawah pohon samping dekanat lagi ya? SMS dari Arif, salah satu mentee-ku di
FMIPA. Dia adalah ketua di kelompok mentoringnya.
Hari ini kita di mushola saja balasku.
Kuseka
mataku yang melembab. Benar kata Ustadz Sayful, “sebelum meninggalkan kampus
selayaknya ada sesuatu hal yang kita wariskan untuk dakwah ini.” Merenung
sejenak, kupikirkan apa yang telah aku persembahkan untuk jalan dakwah ini
ternyata belumlah ada apa-apanya. Lalu ku berjanji di dalam hati, sebelum lulus
kuingin Mentoring ini sudah menjadi 1 SKS. Agar seluruh mahasiswa merasakan
indahnya Mentoring. Bukan hanya ilmu yang didapat melainkan juga persaudaraan
atas dasar keimanan kepada Allah Sang Maha Cinta.
@ @ @
Mentoring
dimulai. Kami semua duduk membentuk lingkaran. Arif bertugas sebagai pembawa
acara. Satu per satu agenda acara dia bacakan, dari pembukaan, tilawah,
tausiyah, sampai dengan materi yang akan aku sampaikan hingga akhirnya penutup.
Kumulai penyampaian
materi dengan mengungkapkan rasa syukur kehadirat Allah Swt dan tak lupa
besholawat atas Rasulullah Saw. “Materi kali ini bertema Ghazwul Fikri atau perang pemikiran.” Ucapku kepada para mentee.
Kemudian mereka menulis semua apa yang telah aku jelaskan.
Dua jam telah berlalu
dan mentoring ditutup. Jam dinding mushola menunjukkan pukul 12.10 bertanda
waktu sholat dzuhur sebentar lagi. Mushola semakin ramai oleh suara langkah
kaki mahasiwa yang terus berdatangan.
“Don, kali ini kau yang
adzan ya…” pintaku pada Doni, salah satu mentee yang baru saja selesai
mengambil wudhu.
“iya, Kak.” Sahutnya.
“Tapi ingat, adzannya
nggak boleh kencang-kencang ya.” Lanjutku.
“Lho, memangnya kenapa,
Kak?” tanyanya heran.
“Ya iyalah, kalau adzan
itu lafadznya Allahu Akbar Allahu Akbar,
Allahu Akbar Allahu Akbar, Asyhadu alla ilaha illallah dan seterusnya,
bukannya kencaaang kencaaaaang.”
“Hahaha… kakak ini
ada-ada saja.”
@ @ @
Setelah
salat dzuhur aku segera bergegas menuju gedung MPK untuk menghadiri rapat
dengan dosen-dosen Agama Islam. Dengan berpakaian batik Adit menungguku di
teras gedung. Bersama-sama kami masuk ke ruangan rapat. Pak Zulkifli beserta
dosen yang lain menyambut kami dengan senyum. Rapat pun di mulai.
Kami
langsung memaparkan segala hal yang berkaitan tentang mentoring di Unsri. Ada
beberapa poin yang kami sampaikan. Pertama, kami kembali menyampaikan latar
belakang kenapa mentoring harus ada di Unsri. Kedua, kami sampaikan juga
manfaat dan tujuan dari mentoring itu sendiri. Kemudian yang terakhir yaitu
faktor pendukung mentoring seperti kurikulum, tenaga pengajar atau mentor,
serta teknis penilaian.
Setelah
kami berpresentasi tibalah saatnya untuk para dosen memberikan tanggapan.
Seperti apa yang aku harapkan, semoga program Mentoring ini didukung oleh para
dosen menjadi 1 SKS.
“Kami
tetap mendukung adanya mentoring. Tetapi untuk menjadikan mentoring 1 SKS tuk
saat ini masih belum bisa.” Ucap Pak Zulkifli kepada kami.
“Belum
bisa kenapa, Pak?” Tanya Adit.
“Belum
bisa karena Kami butuh keprofesionalan kalian selaku penyelenggara. Tahun
kemarin saja kalian mengumpulkan sertfikat mentoring padahal saat itu UAS sudah
berlangsung.” jawabnya.
“Kalian
cukup meningkatkan kinerja sehingga Kami yang disini semakin yakin dan siap
mendukung pembentukan Asistensi Mata Kuliah Agama Islam 1 SKS. Untuk nilai Mentoring
tetap Kami berikan tiga puluh persen dari nilai mata kuliah Agama Islam. Jangan
putus asa! Karena Kami selalu mendukung kalian begitu pula Allah Azza wa
jalla.” Tambahnya sembari memberikan senyuman kepada kami.
“Kenapa
sih, berbuat kebaikan saja kayaknya susah banget?! Padahal yang kita perjuangkan
adalah tegaknya Dinul Islam, agama yang kita cintai.” ucap Adit sesampainya
kami di mushola Fakultas Ekonomi.
“Aku
juga sedikit kecewa. Tetapi, apa yang diucapkan oleh Pak Zulkifli ada benarnya.
Kita memang belum ahli dalam mengelola mentoring. Setidaknya kita telah
berusaha semaksimal mungkin. Ini adalah modal kita untuk selanjutnya.” Ujarku.
“Jangan menyerah! Kita akan tetap berjuang, terus
mengevaluasi mentoring sehingga kita mampu menutup segala kekurangan-kekurangan
yang ada. Dan pada akhirnya mentoring menjadi resmi 1 SKS. Ingat kawan, selama
Panji Islam berkibar di muka bumi ini mentoring akan terus berjalan.”
@ @ @
Di
kegelapan malam aku kembali bersimpuh, sujud menghamba pada-Mu Yang Maha
Pengasih. Tak kuasa mataku berderai. Mengalir doa-doa yang kupanjatkan di
setiap air mata yang berjatuhan.
Ya Allah…
Engkaulah yang mengubah malam menjadi siang, siang menjadi malam maka tunjukilah
kami semua menuju jalan-Mu yang lurus
Ya Allah… Engkaulah
Raja dari segala Raja maka permudahlah segala urusan-urusan kami
Ya Allah… Engkaulah Maha
membolak-balikkan hati maka persatukanlah kami semua dalam naungan cinta
kasih-Mu
Ya Allah… Engkaulah cahaya di atas
cahaya maka terangilah kami dengan karunia iman-Mu
Si ulat kecil kini
telah menghilang, bukan lenyap ataupun mati. Melainkan berubah menjadi
kepompong. Menanti masa gemilang di kemudian hari. Saat cita-citanya
terkabulkan. Menjadi kupu-kupu idaman.
“Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
(Al-Imran
: 110)
J SENYUM MENTORING SENYUM KITA SEMUA
J
Allahu Akbar!!!
*MPK = Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian
Biodata Penulis
Nama
Lengkap : ICHWANUDIN
Angkatan : 2009
Jurusan : MATEMATIKA/FMIPA UNSRI
FB : Grey Fannani
Twitter : @Grey_Fannani
Blog :
Grey-Fannani.blogspot.com
Amanah : Staff Departemen Media
Muslim Center UKM NADWAH
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
CP : 081328283525