Dari Kampus Menuju
Indonesia Islami
Pada
bulan keduabelas tahun keduaributujuh sejak penanggalam Masehi diberlakukan,
GAMAIS ITB mengadakan sebuah rangkaian kegiatan yang diberi nama Muktamar
GAMAIS ITB. Ketika itu, Kang Iqbal selaku Kepala Departemen MSDA/Kaderisasi,
mengumpulkan saya dan teman-teman angkatan 2007 lainnya yang baru saja dilantik
menjadi kader muda GAMAIS ITB untuk dijadikan panitia Muktamar tersebut.
Saya
masih ingat saat itu, kang iqbal berbicara tentang blueprint yang akan menjadi visi jangka panjang (waktu itu
disebutkan 10 tahun, tetapi kemudian diubah jadi 6 tahun) dari GAMAIS ITB,
sebagai output yang akan didapat dari
Muktamar ini. Sayangnya ketika itu saya tidak jua mengerti blueprint itu seperti apa. Haha, dasar bocah!
Anehnya,
saya malah diamanahi sebagai Koordinator Divisi HPD (Humas, Publikasi, dan
Dokumentasi). Seperti namanya, divisi ini memiliki tiga tugas. Pertama,
menyebarkan undangan kepada seluruh lembaga dakwah fakultas, sekolah, dan
program studi yang ada di ITB. Kedua, membuat poster dan spanduk acara
Muktamar. Dan ketiga, mengabadikan acara Muktamar dalam bentuk foto, video,
rekaman suara, serta tulisan (notulensi).
Nah,
untuk bisa memenuhi semua jobdesc
tersebut, saya dibantu oleh beberapa orang. Dalam pembuatan surat undangan
untuk lembaga dakwah fakultas, sekolah, dan program studi, saya dibantu Denli
yang meminta tandatangan kang Ucup, sang kepala GAMAIS ITB. Lalu ketika harus
menyebarkan beberapa surat, saya dibantu oleh kang Gamma yang saat itu menjadi
Sekretaris Jendral GAMAIS ITB, sehingga saya tinggal memberikan surat ke
beberapa lembaga saja. Untuk mendesain poster dan spanduk, ada Annisa dan
teman-temannya. Waktu itu saya hanya sedikit menyunting poster dan spanduk yang
telah mereka desain, mencetaknya, lalu memasangnya di sekitar ITB. Untuk
dokumentasi, saya dibantu oleh Adjie, Aditya, Habiburrahman, Taufiq, Rika, dan
yang lainnya.
Alhamdulillah,
semuanya terlaksana dengan baik. Bahkan notulen yang kami buat, dijadikan
sebuah buku yang berjudul Pedoman Lembaga Dakwah Kampus dan disebar ke seluruh
kampus di Indonesia.
Ada
satu hal yang membuat saya kagum ketika blueprint
tersebut telah rampung, yaitu visi GAMAIS ITB tahun 2008-2013. Berikut saya
tuliskan secara lengkap:
“Satu Keluarga Menjadi
Model Lembaga Dakwah Kampus Nasional Berbasis Pembinaan dan Kompetensi
Melingkupi Seluruh Sayap Dakwah Menuju Indonesia Islami”
Subhanallah!
Sungguh menakjubkan visi tersebut. Ditambah lagi, di blueprint itu terdapat
jalan-jalan yang dirancang untuk mewujudkan visi tersebut, sehingga kalimat
yang panjang itu bukan sekedar khayalan belaka. Visi tersebut menggambarkan
keadaan GAMAIS ITB pada tahun 2013 nanti, baik secara internal maupun
eksternal.
Di
internal lembaga, GAMAIS ITB merupakan satu keluarga. Itulah nuansa yang
dibentuk di GAMAIS ITB. Sebuah keluarga dakwah yang saling memahami, berbagi,
dan mengasihi satu sama lain dengan landasan kecintaan terhadap Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Sebuah keluarga dakwah yang menjadikan pembinaan dan kompetensi
menjadi basisnya. Berbasis pembinaan menunjukkan bahwa alur kepengurusan
di GAMAIS ITB sangat dinamis sehingga proses pembinaan dan kaderisasi merupakan
basis dasar yang harus dijalankan dengan optimal. Agar ‘tongkat estafet’ dakwah
mampu dialirkan dengan baik dan target-target dakwah, baik jangka pendek maupun
jangka panjang, dapat tercapai. Sedangkan berbasis kompetensi
menunjukkan bahwa GAMAIS ITB berusaha untuk menerapkan kelimuan-keilmuan
spesifik dari kader-kadernya yang diintegrasikan pada aktivitas dakwah GAMAIS
ITB, sehingga GAMAIS ITB selalu dinamis dengan perkembangan keilmuan dan
teknologi yang ada. GAMAIS ITB juga membantu kader-kadernya menjadi seorang
yang prestatif di bidangnya masing-masing. Kemudian, dari visi tersebut bisa
dipastikan bahwa aktivitas GAMAIS ITB melingkupi seluruh sayap dakwah,
maksudnya adalah GAMAIS ITB selaku LDK memiliki jangkauan peran dan pengaruh
dalam semua bidang yang melingkupi dakwiy,
khidamiy, faniy, dan siyasiy.
Di
eksternal lembaga, yang benar-benar menginspirasi saya hingga saat ini, visi
GAMAIS ITB memiliki ruang lingkup Indonesia. Pertama, menjadi model LDK
nasional, maksudnya adalah suatu bentuk atau keadaan bahwa GAMAIS ITB
adalah lembaga dakwah kampus yang ideal taraf nasional. Pernyataan itu juga
menyatakan bahwa GAMAIS ITB sebagai LDK mampu dijadikan role model bagi LDK-LDK
se-Indonesia. Kemudian, dalam visinya GAMAIS ITB menggunakan kata menuju
yang merupakan kata kerja aktif, melambangkan kedinamisan, serta orientasi
gerak yang jelas untuk mencapai sebuah proses dan hasil yang baik sekaligus
berkah. Sedangkan Indonesia Islami menunjukkan bahwa GAMAIS ITB memiliki
pandangan dan cita-cita yang besar dalam kinerja dakwahnya. Serta menunjukkan
peran GAMAIS ITB sebagai salah satu batu bata di dalam proyek besar pembangunan
Indonesia Islami. Visi Indonesia Islami ini turut memacu lembaga dakwah
fakultas, sekolah, dan program studi agar bisa berdakwah secara mandiri
sehingga mampu menjadikan ITB sebagai kampus Islami.
Sungguh,
sesuatu yang visioner seperti ini benar-benar tak terpikirkan oleh saya
sebelumnya. Muktamar ini mampu mengubah pola pikir saya menjadi lebih luas.
GAMAIS ITB mengajarkan saya akan pentingnya menentukan sebuah visi sebelum
melakukan sesuatu. Dengan visi, segalanya akan terlihat lebih jelas dan langkah
pun akan semakin terarah.
GAMAIS
ITB mendidik saya untuk bermimpi setinggi-tingginya ke langit, tetapi harus
bisa kembali lagi menapak Bumi. GAMAIS ITB telah mengajari saya untuk memiliki
visi jangka panjang terhadap setiap kegiatan yang saya lakukan. Dan saya
berharap, suatu hari nanti, suatu saat di kemudian hari, saya telah mendapati
mimpi-mimpi kita menjadi kenyataan atas izin Allah. Pada saat itu saya akan
berkata seperti Nabi Yusuf: Inilah ta’bir mimpiku yang dahulu itu. Sesungguhnya
Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan.
Pastikan
perjalanan panjang ini dimulai dengan awal yang indah, kemudian usahakanlah
yang terbaik agar kita menemukan akhir yang indah juga kelak. Bayangkan jika
setiap LDK di Indonesia memiliki visi Indonesia Islami. Insya Allah bila kita
terus berusaha, usaha-usaha kita itu akan menuai hasilnya. Kemudian akan
tercatat dengan tinta emas dalam sejarah peradaban Islam.
Indonesia
Islami bukan sekedar mimpi, bila diikuti dengan perjuangan keras, cerdas,
tuntas, dan ikhlas. Jangan pernah berhenti berjuang, kecuali setelah kedua kaki
kita menapak di Surga-Nya. Ya, hingga kita dikumpulkan kembali di taman-taman
surga. Amin.
Tetap
semangkA! semangat karena Allah!!!
---
Nama
Lengkap : Reza Primawan Hudrita
Angkatan : 2007
Jurusan : Arsitektur
Amanah : - Kepala LDSAPPK “MuSA” 2010
-
Puskomnas FORSIMAP 2010-2012