Bulqis Vellaya Arlem
Bei ricordi quando prende stage a Siena
Beautiful clerkship memories in Siena
Being an exchange student in europe country was unbelievable memory...!!
Everything was awesome moment..
Especially in my hospital which my clinical clerkship was done for one month..
**********************************************************************************
Siena merupakan salah satu kota di Italia. Siena memang tidak terlalu famous di Indonesia, barangkali karena klub sepak bola Siena FC nya tidak terkenal, terutama untuk saya yang awam bola.. hehe
Tidak
seperti kota Torino dengan klub Juventusnya, atau Milan dengan AC Milan
dan Intermilan serta pusat mode yaitu galeria vittorianya, atau Venice
dengan keromantisan gondolanya. Meskipun begitu, Siena adalah kota
yang sangat nyaman bagi para pelajar, disini terletak salah satu
Universitas tertua di Eropa, yaitu Universitas di Siena. Siena itu kota
pelajarnya Italy, seperti Jogja-nya Indonesia.
Siena
termasuk kedalam grup toscana (Tuscany) , kalau pembaca mengetahui
sedikit geografi dan sejarah Italia, maka pasti bisa membayangkan
keindahan kota Siena sama seperti kota dari grup toscana lainnya. Siena
dengan perkebunan anggur, perkebunan gandum, bunga matahari dan jajaran
pohon cemara. Persis seperti gambaran film Under the Tuscan Sun.
Maka, seterusnya biarkan foto yang berbicara. Karena keindahan kata-
kata saya, tetap tidak akan mampu mewakili kemolekan kota ini.
Dikota
tua Siena yang telah dibangun sejak 900 SM ini, saya mendapati bangunan
tua berupa museum, gereja dan peninggalan sejarah lainnya dalam kondisi
apik dan sangat terjaga. Seperti Piazza del Campo tempat
diselenggarakannya pacuan kuda tahunan yang dikenal dengan Palio. Palio
di Siena merupakan palio yang paling meriah di Italy. Bahkan karena
Piazza del Campo adalah salah satu world heritage PBB , untuk
mencapainya harus berjalan kaki selama kurang lebih 15 menit dari pusat
kota. Selain piazza del Campo terdapat bangunan lain yang bersejarah
seperti Duomo yang juga tak kalah cantiknya.
Baiklah
deskripsi tentang siena dicukupkan disini dahulu, mari beranjak kepada
pengalaman ngo-ass di Azienda ospedaliera Universitaria Sanese.
It is Azienda ospedaliera Universitaria Sanese.
Ya inilah rumah sakit tempat saya menjalani clerkship selama 1 bulan. Terletak di atas bukit di pinggir kota Siena. Rumah sakit ini memiliki view yang sangat indah terutama di bangsal general internal medicinenya...
Pemandangan pusat kota Siena beserta Tower Piazza del Campo dan
diselingi puncak pohon cemara yang mengelilingi pusat kota sungguh
pemandangan yang menyehatkan mata.
Saya lupa berapa lantai
tepatnya Rumah Sakit ini, tapi yang pasti bangunan RS ini sukses
membuat saya naik turun lift dan tangga selama kurang lebih 1,5 jam
pada hari kedua, karena saya kehilangan bangsal general internal medicine saya.
Hehe. Sistem penamaan lift yang menggunakan minus dan plus serta
serupanya semua lorong dan pintu, benar- benar membuat saya seperti anak
ayam kehilangan induknya.
Hari pertama clerkship, saya di
tunggu oleh ketua Scoph CIMSA Universitas Siena bernama Laura.
Selanjutnya ia menjelaskan denah rs, dan ruangan- ruangan yang ada,
sekaligus memberikan tanda pengenal dan kartu voucher makan di kantin RS
tersebut. Seterusnya ia membawa saya ke bangsal general internal
medicine. Disini saya diperkenalkan dengan salah seorang professor,
yaitu Profesor Piere Leopoldo Capecchi.
Profesor Piere
Leopoldo Capecchi inilah yang akan membimbing saya selama sebulan
kedepan. Seperti yang sudah saya dengar dari Laura, professor yang akan
membimbing saya adalah professor terbaik di bagian penyakit dalam di RS
ini, ia sangat ramah dan ia guru yang sangat hebat dan berkarakter. Dia
menghargai murid-muridnya, tidak hanya mengajak muridnya untuk
mencintai ilmu, tapi ia juga guru yang selalu menumbuhkan kepercayaan
diri muridnya. Saya rasa dengan umur beliau yang lebih dari 60 tahun ,
cara beliau menghargai muridnya patut diacungi jempol. Cerita lain dari
Laura menjelaskan, bahwa masa mudanya dihabiskan untuk belajar di
banyak negara, mengambil berbagai macam beasiswa sehingga ia menguasai
sekitar 6 bahasa, yaitu Inggris, Perancis, Jerman, Spanyol, Rusia ,
Latin, dan Itali tentunya.
Selanjutnya saya ditinggal
bersama dengan Prof Capecchi, karena Laura ada kelas yang harus di
ambil. Prof Capecchi dengan senang hati mengenalkan saya kepada seluruh
staf di bangsal, termasuk kepada perawat, fisioterapis, petugas lab,
koas, residen dan professor lain di bagian tersebut. Saya merasa sangat
beruntung karena memiliki kesempatan belajar dari konsulen yang satu
ini.
Pada hari- hari berikutnya aktivitas clerkship
saya akan selalu dimulai pada pukul 09.00 pagi dan berakhir pada pukul
12.00 siang.Untuk mencapai RS pukul 09 saya harus berangkat dari
apartemen saya pukul 07.55, karena jadwal keberangkatan bus selalu
teratur sekali 1 jam. Mulai dari pukul 07.05 , 08.05, 09.05 dan
seterusnya. Transportasi di Eropa tentu sangat on time, terlambat 1
menit, maka bersiaplah untuk ditinggal oleh bus atau kereta. Dan saya
merasakan hal ini di hari pertama, padahal saya tertinggal bus sekitar
10 detik saja. Hehe.
Untuk mencapai RS, saya harus naik
bus 2 kali , selama lebih kurang 35 menit .Hal ini karena Siena memiliki
kontur perbukitan, apalagi RS terletak dipuncak bukit sedangkan
apartemen saya berada dipinggir kota Siena. Akan tetapi, hal ini justru
nikmat tersendiri, karena pemandangan selama perjalanan, adalah
pengalaman lain yang tak terlupakan.
Kegiatan di bangsal
selalu dimulai setelah semua residen selesai menyiapkan status pasien
berikut hasil labor terbarunya. Para residen akan menjelaskan
perkembangan pasiennya kepada professor, untuk selanjutnya akan di
klarifikasi oleh professor. Maka pada setiap pasien, professor akan
senang hati menjelaskan kepada saya mengenai kondisi pasien dalam bahasa
Inggris. Apabila ada pasien baru, biasanya setelah anamnesis prof
Capecchi akan mentranslate hasil percakapannya dalam bahasa inggris.
Sejujurnya saya merasa menyesal, kenapa saya tidak belajar bahasa Italy
lebih banyak dan matang. Padahal dengan begitu kesempatan saya untuk
belajar tentu lebih banyak.
Ada sebuah kisah lucu, ketika
prof Capecchi menganamnesis salah satu pasien. Dalam suatu kesempatan,
saya berhadapan dengan seorang pasien kanker paru yang telah mengalami
metastasis ke otak. Sehingga ia memiliki gangguan memori. Lalu professor
mulai bertanya, tahun berapakah ini, lalu pasien pun menjawab dengan
salah. Prof bertanya lagi, siapakah presiden Italy saat ini, maka
dijawab salah lagi oleh si pasien. Akan tetapi pada pertanyaan terakhir
professor, siapakah juara liga Italy tahun ini, si pasien mampu menjawab
dengan benar sambil tersenyum. Dan pecahlah tawa semua orang di ruangan
tersebut termasuk pasien lainnya. Sehingga pasien ini meyakinkan saya
atas satu fakta, yaitu bola adalah segala- galanya bagi pria Italy. Yup,
itu kenyataan yang saya dapatkan. Hehe.
Setelah
anamnesis, prof akan melakukan pemeriksaan fisik. Dan saya selalu diberi
kesempatan untuk melakukan PF setelah beliau. Terkadang beliau meminta
saya memeriksa terlebih dahulu, selenjutnya menanyakan data apa yang
saya dapatkan dari pasien tersebut. Kemudian beliau akan mengcrosscheck hasil pemeriksaan saya, apakah benar atau salah.
Setelah
selesai memeriksa, dokter akan menuliskan terapi pasien. Prof akan
menjelaskan lagi, rasionalitas atas semua terapi yang beliau berikan.
Mengapa di beri obat ini, mengapa di beri obat itu, dst. Terkadang ada
beberapa obat yang sangat jarang digunakan di Indonesia, atau yang belum
saya pahami betul cara kerjanya, maka beliau akan dengan senang hati
menjelaskan hal tersebut. Satu hal yang membuat saya merasa sangat
nyaman, karena beliau sama sekali tidak pernah menjustifikasi saya dan
para murid- muridnya. Apabila ada yang kurang dipahami, maka ia akan
menerangkan dan menggambarkan di catatan murid- muridnya bahkan hingga
proses imunologinya!!! Sehingga proses diskusi berjalan sangat lancar
dan baik. Jikalau ia merasa pertanyaan salah satu koas, bisa dijawab
oleh para residen maka ia akan mempersilahkan residen menjawab.
Selanjutnya ia akan mengklarifikasi hal tersebut.
Selesai
visite biasanya beliau akan mengajak saya ke ruang diskusi
dokter-perawat. Jadi semua pasien di bangsal, ditulis dalam papan tulis.
Selanjutnya dokter menjelaskan kepada perawat rencana tindakan terdekat
terhadap pasien. Semua di terangkan oleh simbol- simbol tertentu.
Misalkan simbol rencana pasien pulang segitiga merah, kata EKG untuk
rencana EKG, dst. Sehingga hubungan dokter dan paramedis terjalin
harmonis, dan memperkecil kemungkinan misskomunikasi antara dokter dan
perawat karena dokter melihat apa yang ditulis oleh perawat.
Selesai
visite, apabila beliau tidak sibuk, beliau akan membuka rekam medis
pasien secara online, dan mendiskusikan mengenai hasil
radiodiagnostiknya seperti hasil X-Ray dan CT Scan salah satu pasien
kepada saya. Begitu seterusnya dari senin hingga jumat.
Pasien terbanyak yang saya temui di bangsal general internal medicinenya
yaitu penyakit degenerative seperti diabetes mellitus, gagal ginjal dan
keganasan seperti kanker paru, leukemia. Penyakit infeksi sangat jarang
ditemui, dan yang paling sering muncul adalah pneumonia dan HIV/AIDS.
Penyakit lain yang tidak pernah saya temui di Indonesia adalah pasien
post transplantasi jantung (kontrol) , Behcet Syndrome, Cadasyl, dan
Fabry’s Disease. Pasien post transplantasi jantung, sangat menarik
perhatian saya. Karena memang di Indonesia, saya tidak pernah menemukan
pasien ini.
Setelah pukul 12.00 biasanya saya akan
diziinkan untuk makan siang dan pulang. Saya akan makan siang di kantin
RS , sambil memanfaatkan voucher makan siang gratisnya. Biasanya saya
makan siang bersama teman- teman exchange yang lain , dari
Serbia, Polandia, dan Rumania. Sekali- kali kami pergi ke tengah kota
untuk makan siang disana. Saat makan sianglah kami berdiskusi banyak
hal, seputar negara, makanan khas, kuliah dan agama. Materi diskusi
tentang agama lah yang paling banyak menjadi topic pembicaraan kami,
karena mereka masih penasaran dengan saya sebagai muslim. Akan tetapi
bahasan mengenai pengalaman religious di Italy akan saya jelaskan di
catatan berikutnya.
Demikian, review singkat mengenai aktivitas exchange saya di bagian general internal medicine,
di Azienda ospedaliera Universitaria Sanese. Banyak hikmah dan
pelajaran yang saya petik selama disana, diantaranya bagaimana menjadi
dokter yang totalitas sebagai dokter, guru dan partner kerja yang baik.
Motivasi lain yang saya dapat yaitu motivasi untuk belajar lebih banyak
bahasa asing.
Hal ini dikarenakan suatu waktu , masuklah pasien
kewarganegaraan Rusia di bangsal kami, akan tetapi tidak ada satu orang
dokterpun yang mampu berkomunikasi dengan pasien tersebut, kecuali
professor Capecchi. Dan sesaat setelah beliau memeriksa pasien tersebut,
beliau berkata, pelajarilah banyak bahasa, sehingga kamu akan mampu
membantu lebih banyak orang lain. Dan pesan beliau itu selalu saya
ingat.
Ada satu hikmah lain yang selalu saya ingat
sekembalinya dari Italy, hikmah ini baru saya sadari setelah dari Italy.
Hikmahnya yaitu betapa besar pengorbanan dan cinta guru- guru saya
kepada saya dan muridnya yang lain. Mengapa saya berkata demikian?
Karena, Prof Capecchi bisa saja selalu stay
di RS mendampingi pasien dan mahasiswanya, karena memang beliau hanya
diperbolehkan bekerja di satu RS, dan telah mendapatkan penghasilan yang
layak untuk itu. Sedangkan para dokter dan konsulen saya di Indonesia,
barangkali praktek di Rumah Sakit Umum hanya sebagai ladang amal, yang
kadang kala jasa mereka tidak dihargai selayaknya. Akan tetapi mereka
masih mau menyediakan waktu untuk membimbing kami para mahasiswanya,
sehingga saya rasa pengorbanan dan kasih sayang mereka lebih patut
diacungi jempol dan mendapatkan standing applause. Dan ini
membuat saya merasa bersalah, saya belum melakukan yang terbaik dalam
proses pembelajaran saya, sedangkan para guru saya telah meluangkan
waktunya untuk mendidik saya.
Jadi melalui
tulisan ini, saya ingin berterima kasih untuk semua ilmu dan pelajaran
dari para guru- guru saya. Untuk semua jasa yang mungkin tidak akan
pernah mampu untuk saya balas. Terima kasih dok.
Sekali
lagi terima kasih untuk CIMSA FK UR yang memberikan saya kesempatan
berharga ini. Sehingga saya berkesempatan mereguk ilmu yang lebih luas
dan mengecap hikmah hidup lainnya.
Mohon maaf untuk kekhilafan dalam tulisan ini,
Assalamualaikum.