Awalnya, teori konspirasi tentang pesawat Malaysia Airlines
MH370 hanya dianggap angin lalu. Namun seiring dengan bukti kongkret
keberadaan pesawat yang tak kunjung ditemukan, isu imaginer itu kembali
jadi perbincangan serius.
Biasanya, teori-teori liar itu hanya muncul di blog atau forum internet. Namun pada Minggu (6/4) lalu, editorial media Malaysia, Utusan,
tiba-tiba membahasnya jadi sebuah kemungkinan yang layak
dipertimbangkan. Media milik partai pemerintah (UMNO) ini ‘mendukung’
dugaan badan intelijen AS (CIA) di balik peristiwa hilangnya MH370.
Apa saja teori-teori konspirasi tersebut?
Teori Utusan
Asisten Editor Utusan, Ku Seman Ku Hussein mengatakan dalam
editorial, ‘sudah waktunya untuk berpikir outside the box’ terkait
tragedi MH370. Dia menduga ada unsur keterlibatan CIA di dalamnya,
dengan kemungkinan misi merusak hubungan baik China dan Malaysia.
“Bila benar CIA bisa mengatur serangan di World Trade Center New York pada 11 September 2001, maka bukan hal yang mustahil kasus MH370 juga berkaitan dengan agency intelijen tersebut,” tulisnya.
“Bagaimana bila tragedi MH370 sudah direncanakan oleh kelompok
tertentu agar terjadi ketegangan antara hubungan Malaysia dan China?”
tulisnya lagi.
Ku Seman terus mengaitkan insiden ’9/11′ dengan CIA. Dia menyebut
tragedi itu sebagai ‘tiket’ AS untuk menginvasi Afghanistan dan Irak.
Berkaca dari kasus itu, dia mengajak pemerintah Malaysia agar melihat
kasus MH370 dari sudut pandang berbeda.
Belum ada pihak yang mengomentari artikel ini. Namun ini adalah
tulisan pertama yang dibuat oleh media mainstream Malaysia terkait
konspirasi di balik MH370.
Disembunyikan di Diego Garcia
Selain keterlibatan CIA, teori konspirasi yang jadi perbincangan
serius saat ini adalah kemungkinan pesawat berada di Pulau Diego Garcia.
Isu ini sempat mengemuka beberapa waktu lalu, namun kembali menguat
setelah tak ada serpihan apa pun terkait MH370 yang terkuak hingga
sekarang.
Diego Garcia terletak di kawasan terpencil Samudera Hindia. Lokasinya
berjarak 3.600 km dari timur laut Afrika dan 4.700 kilometer barat laut
Australia. Pulau itu dikelola oleh pemerintahan Inggris, namun jadi
basis militer Amerika Serikat.
Salah satu yang membuat isu MH370 di lokasi tersebut menguat karena
adanya landasan yang cukup panjang untuk mengakomodasi pesawat komersil.
Bahkan disebut-sebut, runway tersebut mampu menampung pendaratan kapal
luar angkasa milik AS dalam keadaan darurat.
Indikasi yang menguatkan lainnya adalah temuan bukti di program
simulator milik pilot MH370 kapten Zaharie Shah. Ada data yang
menunjukkan sang pilot pernah berlatih pendaratan di landasan Diego
Garcia, meski ada juga landasan lain di berbagai belahan dunia.
Sejauh ini, belum ada konfirmasi resmi dari pejabat mana pun soal
Diego Garcia. Fokus pencarian saat ini dilakukan di Samudera Hindia,
tepatnya di bagian barat Perth, Australia.
Pesan Teks Misterius dari Wood
Beredar kabar di dunia maya, ada salah seorang penumpang pesawat
bernama Phillip Wood mengirim pesan darurat dengan foto gelap yang
diklaim di Diego Garcia. Banyak yang meyakini kebenaran informasi ini.
Salah seorang blogger terkenal Amerika Serikat Jim Stone termasuk
yang membahasnya. Dia menyebut Wood yang juga menjabat sebagai eksekutif
di IBM, mengirim pesan sedang di sandera di sebuah pangkalan militer
gelap. Dia juga mengirim GPS, yang diketahui berlokasi beberapa
kilometer dari landasan Diego Gracis.
“<i>I have been held hostage by unknown military personal
after my flight was hijacked (blindfolded). I work for IBM and I have
managed to hide my cellphone in my ass during the hijack. I have been
separated from the rest of the passengers and I am in a cell. My name is
Philip Wood. I think I have been drugged as well and cannot think
clearly</i>,” demikian pesan Wood yang dikutip oleh Jim Stone.
Sebuah foto hitam yang dikirim Wood kemudian di analisis oleh para
pengguna internet. Hasilnya, ada yang yakin itu bukan foto biasa, namun
diambil dalam sebuah ruangan gelap.
Meski jadi pembicaraan serius, teori ini akhirnya menguap. Tak ada
pejabat resmi yang membantah, namun Metabunk, situs yang mengelola forum
tempat postingan tentang Wood memastikan, GPS dari ponsel bisa
dipalsukan. Mereka pun memberi contoh soal kemungkinan ini terjadi.
Belakangan, banyak yang percaya, pesan itu pun hoax.
Teori 20 Pakar IT
Di pesawat Malaysia Airlines
MH370, ada 20 orang staf senior Freescale Semiconductor, perusahaan
asal Amerika Serikat (AS) yang bergerak di bidang telekomunikasi dan
gadget untuk radar militer. Perusahaan itu rupanya baru saja meluncurkan
peralatan elektronik baru untuk sistem radar militer sebelum pesawat
Boeing 777-200ER MAS menghilang.
Dari 20 orang, 12 di antaranya adalah berasal dari Malaysia, sisanya
dari China. “Mereka adalah orang-orang dengan latar belakang teknis yang
berpengalaman dan mereka orang-orang penting,” kata juru bicara
Freescale, Mitch Haws.
Di antara para pemegang saham Freescale adalah Carlyle Group, sebuah
perusahaan investasi swasta yang pernah dinaungi oleh mantan presiden AS
George Bush Sr dan mantan perdana menteri Inggris John Major. Carlyle
juga pernah memiliki klien top, termasuk Binladin Group, sebuah
perusahaan konstruksi yang dimiliki keluarga Osama bin Laden.
Spekulasi liar soal keberadaan 20 staf ini dan kemungkinan pembajakan
di MH370 pun bermunculan. Terutama karena pesawat itu tak terdeteksi
radar selama terbang berjam-jam ke arah Samudera Hindia. Apalagi
Freescale sedang aktif mengembangkan chips untuk radar militer.
Ada yang menduga, mereka terlibat dalam pembajakan dan mampu untuk
‘menyembunyikan’ pesawat di udara agar terhindar dari radar militer dan
sipil. Dugaan lainnya, mereka justru salah satu korban yang diculik agar
membantu pihak tertentu mengembangkan senjata militer.