Komunitas Pencinta Film Islami Pekanbaru ( KOPFI PKU), bersinergi dengan Beda Sinema Manajeman, Rumah Zakat (RZ) dan One Day One Jus ( ODOJ) Pekanbaru, mengadakan pemutaran perdana Film Tausiyah Cinta di kota Pekanbaru, pada tanggal 20 Desember 2015, di Bioskop XXI Mall Ciputra Pekanbaru.
Ada ungkapan menarik yang tersarikan dari hadis Rasulullah tentang etika berdakwah, “berbicaralah sesuai dengan bahasa kaummu.” Ada yang kemudian mengartikan ‘bahasa’ letterlek sebagai bahasa. Ada pula yang mengartikan sebagai metode, cara, kebiasan, hingga kadar kecerdasan atau pola pikir. Dalam artian, berdakwah, atau menyerukan kebaikan harus sesuai dengan interest orang yang hendak didakwahi. Jikalah tidak, berbusa-busa kebaikan terucap, tentu tak akan sampai pula nilai yang ingin dibangun.
Jika kita geser pada realitas hari ini, bioskop masih dicap sebagai suatu tempat yang tidak layak dikunjungi Muslim yang taat. Industri perfilman Indonesia memang masih didominasi film 3G (Ghost, Gun, Girls). Tapi juga sudah bukan zamannya lagi bagi umat Muslim sekadar mengatakan, ‘itu tidak baik, ini buruk, itu harom,’ dan sebagainya, lalu tidak melalukan apapun selain mengkritiknya. Sudah saatnya sarana yang buruk digeser menjadi tempat menyerukan kebaikan.
Kopfi hadir sebagai sarana pendukung untuk mengekspos dan mengenalkan ke publik film-film kreatif yang memiliki nilai edukatif tinggi dan memancarkan nilai-nilai kebaikan secara agamis. Setelah sukses dengan kegiatan pertama nobar film 3 Alif Lam Mim besutan produser Ari Untung dan Anggi Umbara, kini kopfi pekanbaru kembali hadir menginisiasi kegiatan nobar film Tausiyah Cinta dan juga bersiap menginisiasi Nonton Bareng Film Bulan Terbelah Di Langit Amerika (BTDLA) dan film Ketika Mas Gagah Pergi ( KMGP).
Aisya anggota ODOJ yang sudah menonton film Tausiyah Cinta mengatakan,”Setidaknya, ada sepuluh hal yang membuat film ini berbeda dari film-film lainnya. Pembeda inilah yang membuat film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton oleh masyarakat Indonesia yang syarat akan nilai-nilai islami : 1. Tidak ada adegan boncengan dengan bukan mahram, 2. Tidak ada adegan bersentuhan dengan lawan jenis, 3. Tidak ada adegan khalwat (berdua-duaan dengan bukan mahram), 4. Banyak lantunan ayat suci Al Quran, 5. Soundtrack-nya adalah nasyid/musik positif, 6. Semua pemain muslimahnya berhijab, 7. Bertebaran kalimat inspiratif di tiap adegannya,8. Banyak hikmah berserakan di film ini, 9. Obat galau bagi para jomblo yang ingin tersadarkan akan hakikat jodohnya, 10. Berisi ajakan untuk semakin menempatkan cinta kepada Allah SWT sebagai cinta tertinggi yang tak terbandingi”.
Bukankah kita saat ini merindukan film yang seperti itu? Film menjadi sarana dakwah islamiah kreatif yang bisa menyentuh banyak kalangan, ditengah maraknya tontonan yang merusak akhlak dan akidah generasi muda. Oleh karena itu, mari dukung film “Tausiyah Cinta” dengan menontonnya dan mengajak orang lain untuk menyaksikannya pula, agar semakin banyak pihak yang terkena virus kebaikan dari film tersebut, tutur Rokhim, Koordinator Kopfi Pekanbaru.