Pohon Sidr (Goal, Sumbawa dan Bidara, Indonesia),
bahasa latinnya disebut ziziphus mauritiana. Disebutkan di dalam al-Qur’an sebanyak tiga
kali, sebagaimana dalam firman Allah:
فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ
وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ
وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ (١٦)
Artinya: "Tetapi mereka berpaling, Maka kami
datangkan kepada mereka banjir yang besar dan kami ganti kedua kebun mereka dengan
dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl
dan sedikit dari pohon Sidr."
(QS: 034: 16)
عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (١٤) عِنْدَهَا جَنَّةُ
الْمَأْوَى (١٥) إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى (١٦)
Artinya:
"(yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal,
(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang
meliputinya." (QS: 053: 14-16)
فِي سِدْرٍ مَخْضُودٍ (٢٨)
Artinya:
"Berada di antara pohon bidara yang tak berduri," (QS: 056:
28)
Pohon Bidara rata-rata berukuran tinggi antara 2 – 6 Meter, berbuah lebat saat musim tiba.
Pohon ini dikenal berdaun bulat kecil, ukurannya lebih lebar
dari daun kelor, pohonnya sangat keras namun rantingnya dipenuhi dengan duri.
Rasa buah bidara umumnya
pahit asam manis, disaat buah berwarna hijau maka umumnya rasa buah bidara
pahit keasaman. Warna ranum kuning kemerahan dan kecoklatan bisa dipastikan
buah goal tersebut akan terasa manis, namun sentuhan asam masih tetap ada.
Bentuknya menyerupai anggur namun kulitnya tidak sekeras anggur. Ditengah
daging yang empuk dan lembek terdapat biji yang cukup kasar. Konon biji bidara
ini bisa dijadikan bahan dasar kosmetik untuk menghaluskan kulit.
Perhatian Nabi Muhammad SAW Terhadap Pohon Bidara:
Diriwayatkan
dari Aisyah ra, ia berkata, "Rasulullah SAW, pernah bersabda, "Sesunggunnya
orang yang menebang pohon bidara akan dituang api neraka di kepalanya',"
(Shahih, HR al-Baihaqi [IV/117]).
Diriwayatkan
dari Muawiyah bin Haidah r.a, ia berkata, "Rasulullah saw. pernah
bersabda, 'Allah akan menuangkan (air panas) ke atas kepala penebang pohon
bidara di dalam neraka'," (HR al-Baihaqi [VI/141]).
Fakta Botani Pohon Bidara:
Pohon Bidara adalah jenis pohon atau perdu yang menyemak,
tingginya mencapai kira-kira 15 m, tumbuh tegak atau menyebar dengan cabang-cabangnya
yang menjuntai. Letak rantingnya simpangsiur, berbulu kempa, penumpunya
berduri, menyendiri dan lurus (berukuran 5-7 mm) atau berbentuk dimorfik
berpasangan.
Cabang yang kedua lebih pendek dan melengkung, duri kadang-kadang
tidak ada, pohonnya selalu hijau atau setengah meranggas. Daunnya tunggal,
letaknya berselang-seling, berbentuk bundartelur-jorong sampai
bundar-telur-lonjong, berukuran (2-9) cm x (1,5-5) cm, tepinya sedikit
beringgit atau rata, berkilap dan tak berbulu pada lembaran sebelah atasnya,
berbulu kempa yang rapat, berwarna putih pada lembaran sebelah bawahnya, dengan
3 tulang daun membujur yang nyata; tangkai daunnya 8-15 mm panjangnya.
Perbungaannya muncul dari ketiak daun, berbentuk payung menggarpu,
panjangnya 1-2 cm, tersusun atas 7-20 kuntum bunga, gagang perbungaan
panjangnya 2-3 mm. Bunganya berdiameter 2-3 mm, berwarna kekuningan, sedikit
harum. Gagang bunganya 3-8 mm panjangnya, daun kelopaknya bercuping 5,
berbentuk delta, bagian luarnya berambut, bagian dalamnya gundul. Daun mahkota
5 helai, sedikit berbentuk sudip yang cekung, terlentik.
Benang sarinya 5 utas, bakal buahnya beruang 2, tangkai putiknya
bercabang dua, cakramnya bercuping 10 atau beralur-alur. Buahnya bertipe buah
batu, berbentuk bulat sampai bulat telur, dapat mencapai ukuran 6 cm x 4 cm
untuk yang dibudidayakan, dan umumnya jauh lebih kecil untuk yang liar.
Kulit buahnya halus atau kasar, berkilap, tipis tetapi liat,
berwarna kekuningan sampai kemerahan atau kehitaman, daging buahnya berwarna
putih, mengeripik (crisp), banyak mengandung sari buah, rasanya agak asam
sampai manis, menjadi menepung pada buah yang matang penuh. Bijinya terletak
dalam batok yang berbenjol dan beralur tidak beraturan, yang berisi 1-2 inti biji
yang berwarna coklat.
Reproduksi Pohon Bidara:
Walaupun hampir semua pohon bidara yang dipelihara diperbanyak
dengan benih, perbanyakan vegetatif makin banyak dipraktekkan, karena itulah
satu-satunya cara untuk memperoleh pohon yang sifatnya sama dengan induknya.
Pohonnya dapat diperbanyak melalui stek atau cangkok, tetapi penempelan atau
penyambunganlah yang lebih sering dilakukan. Anakan atau benih yang seringkali
diambil dari jenis-jenis Ziziphus liar yang selalu tersedia di alam,
dimanfaatkan sebagai batang bawah.
Masa pertumbuhan vegetatif merupakan saat untuk melaksanakan
penempelan, tempelan bentuk T atau penempelan cincin merupakan cara yang
dianjurkan. Penyambungan pecut (whip grafting) merupakan cara penyambungan yang
dianjurkan, tetapi penyambungan penyusuan (suckle grafting), yaitu salah satu
pelengkungan yang cukup digemari.
Jarak tanam umumnya antara 7-8 atau 9 m, mengingat gangguan
terhadap akar tunggang mungkin fatal, kadang-kadang dianjurkan untuk menyemai
benih, lalu mengadakan penempelan atau penyambungan semai di tempatnya.
Alternatif lainnya ialah menanam benih pada keranjang anyaman
kawat yang ceper yang diletakkan di permukaan tanah, untuk memaksa pertumbuhan
awal akar-akar lateralnya di lingkungan yang balk, yang diusahakan di persemaian.
Mengingat adanya masalah keserasian, dianjurkan untuk melaksanakan penanaman
campuran 3 kultivar.
Kandungan Nutrisi Pohon Bidara:
Komposisi per 100g bagian yang dapat dimakan: air 86 (71,5) g,
protein 0,8 (0,7) g; lemak 0,1 (1,7) g; karbohidrat 12,8 (23,7) g; Ca 30 (30)
m, P 30 (30) mg, vitamin A 70 (50) SI, vitamin C 50-150 (23) mg. Nilai
energinya 230 (470) kJ/100 g.
Komponen-Komponen Pohon Bidara dan Kegunaannya:
- Buah, buah bidara dari kultivar unggul dapat dimakan dalam keadaan segar, atau diperas menjadi minuman penyegar, juga dikeringkan, atau dibuat manisan. Buah yang belum matang sering dimakan pakai garam. Pernah dilaporkan bahwa buah bidara juga direbus dan menghasilkan sirop.
- Daun, daun muda bidara bisa diolah sebagai sayuran, daun-daunnya dapat pula dijadikan pakan.
- Kayu, kulit kayu bidara dan juga buahnya menghasilkan bahan pewarna. Kayunya berwarna kemerahan, bertekstur halus, keras, dan tahan lama, dan digunakan sebagai kayu bubut, alat rumah tangga, dan alat-alat lain.
Manfaat Dan Khasiat Herbal Pohon Bidara:
- Buah, biji, daun, kulit kayu, dan akar dari pohon bidara berkhasiat obat, terutama untuk membantu pencernaan dan sebagai tapal untuk luka. Di Jawa, misalnya, kulit kayunya digunakan untuk menyembuhkan gangguan pencernaan, sedangkan di Malaysia bubur kulit kayunya dapat dimanfaatkan untuk obat sakit perut.
- Selain itu daun bidara sangat efektif untuk membantu proses penyembuhan penyakit karena gangguan jin. Ulama Wahab bin Munabih menyarankan untuk menggunakan tujuh lembar bidara yang dihaluskan. Kemudian dilarutkan dalam air dan dibacakan ayat Kursi, surat al-Kafirun, al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Naas. (Boleh juga dibacakan ayat-ayat al-Qur'an lainnya) Lalu dipergunakan untuk mandi atau diminum. (lihat Mushannaf Ma'mar bin Rasyid 11/13).
- Daun bidara tidak hanya dimanfaatkan untuk memandikan jenazah, orang yang baru masuk Islam atau mandi haidh, tapi juga memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit, di antaranya, diare, kencing manis dan malaria.
- Berikut ini beberapa khasiat dan resep pengobalan herbal pohon bidara, antara lain:
- Perasan kulit batang pohon sidr dapat mencegah penyakit thihal, batuk berat dan mutah darah (?).
- Daun pohon bidara dapat menyembuhkan luka, mehilangkan kotoran (daki), membersihkan kulit dan melembutkannya, serta menguatkan rambut.
- buah bidara dapat dibuat jus yang enak dan segar
- Biji buah sidar dibelah lalu tumbuk halus dan direbus pakai air bersih, airnya tiris. Setelah dingin diberikan kepada anak yang pertumbuhannya lamban, akan segera berkembang cepat.
- Buah kering bidara dimakan sebelum sarapan, makan siang atau makan malam, dapat memperbaiki pencernaan makanan dan menambah selera makan.
- Buah bidara dan membersihkan perut, membersikan darah dan membuat perasan jadi relaks serta, membangkitkan kreatifitas bekerja.
- Kulit, ranting dan batang pohon bidara dapat dipergunakan untuk mengobati demam, gangguan pencernan, sakit tenggorokan dan selalu menguap. Khusus kulitnya dapat mengobati alergi kulit dan luka-luka.
- Kulit batang pohon bidara dapat menguatkan rambut, melembutkan dan mencegah kotembe dan kutu rambut.