Ternyata Belajar Bahasa Asing Adalah Sunnah Nabi SAW |
Hal ini menjadi semakin luas dimensinya tatkala kaum Muslimin mengembalikan semua aktivitas sebagaimana yang dikerjakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan sahabat-sahabatnya. Sunnah; ialah perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi. Bagi siapa yang melakukannya tercatat sebagai umat yang mencintai Nabinya, kemudian ia berhak bersama dengan junjungannya itu, kelak di akhirat.
Ternyata Belajar Bahasa Asing Adalah Sunnah Nabi SAW |
Dalam
sebuah riwayat Tirmidzi dengan derajat hasan shahih, kita bisa menyimpulkan-di
antaranya-, bahwa mempelajari bahasa Asing untuk kepentingan
kebaikan-dakwah-adalah sunnah Nabi yang mulia. Karenanya, siapa yang
mengerjakannya pun berhak mendapatkan pahala yang agung di sisi Allah Ta’ala
kelak, insya Allah.
“Wahai
Zaid,” seru Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada Zaid bin Tsabit sang juru
tulis Nabi, “pelajarilah kitab (bahasa) Yahudi.” Alasannya, ungkap Nabi,
“Karena sesungguhnya, demi Allah, aku tidak mempercayai ucapan orang Yahudi
terhadap kitabku (ak-Qur’an al-Karim).”
Setelah
itu, Zaid bin Tsabit pun mempelajari bahasa yahudi. Ia yang piawai dalam ilmu
baca-tulis pun berhasil menguasai bahasa Yahudi kurang dari setengah bulan.
Selanjutnya, tutur Zaid meriwayatkan, “Aku menulis surat Rasulullah apabila
beliau ingin menulis sesuatu kepada mereka, dan aku membaca surat mereka yang
ditujukan kepada Rasulullah.”
“Apakah
kamu menguasai bahasa Siryaniyah?” tanya Nabi pada kesempatan yang lain kepada
sekretarisnya itu, “karena sesungguhnya datang kepadaku sebuah buku dengan
bahasa Siryaniyah.”
“Aku
tidak tahu, ya Rasulullah.” Jawab Zaid. Kemudian, Nabi bersabda, “Pelajarilah.”
Maka Zaid pun mempelajarinya.
Demikian
inilah riwayat yang sangat jelas bagi kaum Muslimin bahwa Islam sangat
menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Tentunya, ilmu yang memang berasal dari
Allah Ta’ala harus dimanfaatkan dalam rangka menyembah-Nya, bukan sebaliknya.
Satu
di antara mereka yang piawai dalam berbahasa asing adalah Ibnu Zubair. Beliau
yang faqih dalam ilmu agama juga memiliki ratusan murid dari berbagai negeri
dan beliau mampu berbicara kepada mereka dengan dengan bahasanya masing-masing.
Bagaimana
dengan kita?
Sumber
Eramuslim.com
– [Pirman/kisahikmah]