Kondisi Udara di Sekitar Kampus Universitas Riau |
Sampai pada hari ini kualitas udara di Pekanbaru
dan sekitarnya belum ada tanda-tanda akan membaik. Sekolah masih diliburkan,
kampus juga akhirnya hari ini diliburkan lagi setelah kemaren sempat aktif.
Kondisi Asap akibat karhutla yang tidak kunjung membaik ini sangat mempengaruhi
kondisi produktfitas masyarakat.
Pada kesempatan kali ini Birulangit akan mencoba
mengajak sobat untuk memahami lebih lanjut apa sih itu PM10 dan apa
saja efek yang akan ditimbulkan dari berlebihnya kedua partikel tersebut di
udara yang kita hirup ini. ok langsung saja ya guys.
Menurut BMKG Partikulat (PM10) adalah
Partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer). Nilai
Ambang Batas (NAB) adalah Batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan
berada dalam udara ambien. NAB PM10 = 150 µgram/m3. Maka jika
lebih dari NAB PM10 = 150 µgram/m3 statusnya sudah
tercemar.
Menurut
BMKG 0-50 ugram/m3
udara masih baik, 50-100 µgram/m3 Sedang. Sementara untuk tingkat tidak sehat
adalah diatas 150 ugram/m3.
Kalau menurut
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) membuat buku petunjuk mengenai kualitas
udara pertamanya bernama air quality guidelines (AQGs). Edisi terakhir
AQGs mengenai polutan udara terbit pada 2006 lalu. Di dalamnya ada batas ambang
aman PM 10. Menurut WHO, ambang batas aman paparan PM
10dalam durasi waktu 24 jam adalah 50 ugram/m3.
Dampak yang ditimbulkan PM10
biasanya bersifat akut pada saluran pernafasan bagian bawah seperti pneumonia
dan bronchitis baik pada anak-anak maupun pada orang dewasa. Dampak lain ialah
terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan terjadinya:
1. Iritasi pada saluran pernafasan.
Hal ini dapat menyebabkan pergerakan silia menjadi lambat, bahkan dapat
terhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan.
2. Peningkatan produksi lendir
akibat iritasi oleh bahan pencemar.
3. Produksi lendir dapat menyebabkan penyempitan saluran pernafasan.
4. Rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan.
5. Pembengkakan saluran pernafasan dan merangsang pertumbuhan sel, sehingga
saluran pernafasan menjadi menyempit.
6. Lepasnya silia dan lapisan sel selaput lendir.
Pada
saat ini sumber terbesar PM 10 yang
mencemari udara di Pekanbaru dan sekitarnya adalah berasal dari pembakaran
hutan.