Kondisi Asap Karhutla di Pekanbaru Saat Ini |
Sampai pada hari ini kualitas udara di Pekanbaru
dan sekitarnya belum ada tanda-tanda akan membaik. Sekolah masih diliburkan,
kampus juga akhirnya hari ini diliburkan lagi setelah kemaren sempat aktif.
Kondisi Asap akibat karhutla yang tidak kunjung membaik ini sangat mempengaruhi
kondisi produktfitas masyarakat.
Pada kesempatan kali ini Birulangit akan mencoba
mengajak sobat untuk memahami lebih lanjut apa sih itu PM2.5
dan apa saja efek yang akan ditimbulkan dari berlebihnya kedua partikel
tersebut di udara yang kita hirup ini. ok langsung saja ya guys.
Menurut BMKG Partikulat (PM2.5) adalah
Partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron (mikrometer) dan Nilai
Ambang Batas (NAB) adalah Batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan
berada dalam udara ambien. NAB PM2.5 = 65 ugram/m3. Artinya
kalau udara kita sudah mengandung lebih dari Nialai Ambang Batas maka statusnya
sudah tercemar. Menurut data dari AirVisual, di AS ambang batas paparan PM 2.5 yang baik adalah 12 ugram/m3, sedangkan untuk tingkat sedang adalah
antara 13-35 ugram/m3. Sementara untuk tingkat tidak sehat
adalah antara 56-150 ugram/m3.
Kalau menurut
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) membuat buku petunjuk mengenai kualitas
udara pertamanya bernama air quality guidelines (AQGs). Edisi terakhir
AQGs mengenai polutan udara terbit pada 2006 lalu. Di dalamnya ada batas ambang
aman PM 2.5. Menurut WHO, ambang batas
aman paparan PM 2.5 dalam durasi waktu 24
jam adalah 25 ugram/m3.
Ukuran PM
2.5 membuatnya bisa masuk hingga ke dalam
paru-paru. Paparan PM 2.5 dalam waktu
sebentar saja sudah cukup untuk menyebabkan masalah pada mata, hidung, tenggorokan,
iritasi paru, batuk, bersin, pilek, dan napas pendek. PM 2.5 juga dapat mengganggu fungsi paru dan memperburuk
penyakit asma dan jantung. Sebuah riset yang dipublikasikan di The Journal of Investigative Medicine mengungkap, PM 2.5
meningkatkan risiko kanker mulut.
Beberapa riset lain juga menunjukkan sejumlah kondisi kesehatan akibat PM 2.5, mulai dari bronkitis (radang cabang tenggorok) kronis
dan kanker paru.
Pada
saat ini sumber terbesar PM 2.5 yang
mencemari udara di Pekanbaru dan sekitarnya adalah berasal dari pembakaran
hutan. Untuk
pemantauan PM 2.5 dapat dilakukan
dengan melihat di Airvisual.
Demikian sedikit artikel yang berkaitan dengan kabut asap yang sedang kita rasakan bersama semoga bermanfaat.