Ini Sebab RI Turun Posisi ke-50 Negara Paling Kompetitif Di Dunia |
Pas baca berita dari cnbcindonesia.com, judulnya bikin penasaran banget loh. ini judulnya "Ya Ampun, Kok Bisa RI Turun Posisi ke-50 Sih? Pada Ngapain?". Dengan rasa penasaran dan kecurigaan yang mengheboh dibenak saya, jadinya mencoba menelusuri kata-perkata pada berikut tersebut. Dan akhirnya baru ketahuan apa yang diheboh sesuai judul rupanya adalah perilisan peringkat negara paling kompetitif di dunia. Indonesia rupanya mengalami penurunan 5 peringkat menjadi Negara ke 50 paling kompetitif di dunia.
Lembaga yang merilis pemeringkatan ini adalah World Economic Forum (WEF). Dalam laporan tersebut, Singapura terpilih sebagai
negara terkompetitif dalam The Global Competitiveness Report 2019
lembaga itu.
Singapura unggul
di 103 indikator utama. Mulai dari inflasi, keterampilan digital, dan
tarif perdagangan pada 141 negara. Usia harapan hidup, Singapura pun
berada di peringkat nomor satu, dengan anak-anak yang baru lahir
diperkirakan akan hidup sampai usia 74 tahun.
Singapura juga berhasil menyingkirkan AS yang sebelumnya mendapat peringkat teratas di 2018. Perang dagang dengan China, menjadi salah satu alasan mengapa posisi AS turun.
Singapura juga berhasil menyingkirkan AS yang sebelumnya mendapat peringkat teratas di 2018. Perang dagang dengan China, menjadi salah satu alasan mengapa posisi AS turun.
Yang mengejutkan, meski dilanda demonstrasi terus menerus, Hong Kong
masih dinilai kompetitif sebagai pusat bisnis. Bahkan wilayah ini masuk
ke dalam tiga besar dan menjadi satu-satunya kota dengan daya saing
terbaik.
Berikut ini adalah peringkat 10 negara paling kompetitif di dunia :
1. Singapura
2. Amerika Serikat
3. Hong Kong
4. Belanda
5. Swiss
6. Jepang
7. Jerman
8. Swedia
9. Britania Raya
10. Denmark
Berikut ini adalah peringkat 10 negara paling kompetitif di dunia :
1. Singapura
2. Amerika Serikat
3. Hong Kong
4. Belanda
5. Swiss
6. Jepang
7. Jerman
8. Swedia
9. Britania Raya
10. Denmark
Dalam keterangannya, WEF juga menegaskan bahwa perang dagang dan geopolitik akan memicu ketidakpastian dan menekan pertumbuhan sebagian besar ekonomi dunia. Namun, beberapa pemain yang lebih baik tahun ini tampaknya mendapat manfaat dari perseteruan perdagangan melalui pengalihan perdagangan.
Indonesia berada di peringkat ke-50. Turun 5 peringkat ketimbang 2018 lalu. Skor Indonesia berada di 64.6. Indonesia
berada di peringkat ke-4 di antara negara ASEAN lainnya. Singapura
(peringkat 1), Malaysia (peringkat 27), dan Thailand (peringkat 40). Kekuatan Indonesia adalah dari sisi market size dan stabilitas makro ekonomi dengan nilai masing-masing 82,4 dan 90.
Budaya bisnis Indonesia cukup dinamis, dan sistem keuangan juga stabil.
WEF menilai, tingkat adopsi teknologi Indonesia juga tinggi, sayangnya
kualitas akses tetap relatif rendah. Serta, yang menjadi catatan adalah
kapasitas inovasinya masih terbatas walaupun ada peningkatan.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengakui bahwa merosotnya peringkat Indonesia itu karena regulasi soal perizinan investasi di Indonesia terlalu rumit. Hal itu jelas, mengakibatkan daya tarik investor untuk berinvestasi di Indonesia berkurang, karena sulitnya regulasi yang diterapkan di dalam negeri. Maka, tak heran bahwa peringkat Indonesia dalam soal berdaya saing turun.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengakui bahwa merosotnya peringkat Indonesia itu karena regulasi soal perizinan investasi di Indonesia terlalu rumit. Hal itu jelas, mengakibatkan daya tarik investor untuk berinvestasi di Indonesia berkurang, karena sulitnya regulasi yang diterapkan di dalam negeri. Maka, tak heran bahwa peringkat Indonesia dalam soal berdaya saing turun.