Rizqi Adalah KETETAPAN Cara Menjemputnya Adalah UJIAN |
"Rizqi adalah ketetapan. Cara menjemputnya adalah ujian. Ujian yang menentukan rasa kehidupan" Demikian yang dituliskan Ustadz Salim A. Fillah dalam bukunya, Lapis-lapis Keberkahan.
Imam Hasan Al Basri pernah didatangi seorang lelaki "Sesungguhnya aku, melakukan banyak dosa. Tapi ternyata rizqiku tetap lancar-lancar saja. Bahkan lebih banyak dari sebelumnya"
Sang Imam tersenyum prihatin. Beliau lalu bertanya, "Apakah semalam engkau qiyamullail, wahai saudara?"
"Tidak" jawab sang tamu.
"Sesungguhnya jika Allah langsung menghukum semua makhluk yang berdosa dengan memutus rizkinya, niscaya semua manusia di bumi ini sudah binasa. Sungguh, dunia ini tak berharga disisi Allah walau sehelai sayap nyamuk pun, maka Allah tetap memberikan Rizqi, bahkan pada orang-orang yang kufur kepadaNya"
"Adapun kita orang mukmin, hukuman atas dosa adalah terputusnya kemesraan dengan Allah"
Berapa banyak diantara kita yang punya lintasan fikiran seperti sang tamu diatas, melihat seseorang yang ibadahnya tidak terjaga, di bulan Ramadhan tidak berpuasa, tidak mengeluarkan zakat, kok kekayaannya makin bertambah terus.
Maka boleh jadi jawabannya seperti diatas, tidak ada lagi kenikmatan yang dirasakannya saat beribadah, tidak ada lagi rasa takut dihatinya walau sebiji sawi pada Sang Maha Kuasa.
Membaca kisah ini, saya teringat akan kaum Nabi Musa yang diperintahkan untuk mengkhususkan diri di hari Sabtu hanya untuk beribadah kepada Allah, meliburkan aktivitas mereka di satu hari ini.
"Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.” (Al A'raf : 163)
Dan seperti kaum Musa yang diberi ujian, maka boleh jadi kita akan merasakan ujian yang sama. Justru saat adzan berkumandang ternyata ada banyak perkara duniawi yang melenakan kita, bagi pedagang justru mungkin makin banyak pembeli yang datang, bagi profesi lainnya mungkin akan ada-ada saja ujiannya sendiri.
Maka mari membuat pilihan, ingin menerima Rizqi yang diulurkan penuh keridhaan, atau yang dilemparkan penuh kemurkaan karena bermaksiat padaNya. Tetap saja Rizqi ini akan sampai pada kita, insyaAllah.
Selamat beraktifitas menjemput rizqi dengan cara yang telah dipilih ^_^
Pekanbaru, 09 Oktober 2019
#CatatanEmakTricilZAM
Imam Hasan Al Basri pernah didatangi seorang lelaki "Sesungguhnya aku, melakukan banyak dosa. Tapi ternyata rizqiku tetap lancar-lancar saja. Bahkan lebih banyak dari sebelumnya"
Sang Imam tersenyum prihatin. Beliau lalu bertanya, "Apakah semalam engkau qiyamullail, wahai saudara?"
"Tidak" jawab sang tamu.
"Sesungguhnya jika Allah langsung menghukum semua makhluk yang berdosa dengan memutus rizkinya, niscaya semua manusia di bumi ini sudah binasa. Sungguh, dunia ini tak berharga disisi Allah walau sehelai sayap nyamuk pun, maka Allah tetap memberikan Rizqi, bahkan pada orang-orang yang kufur kepadaNya"
"Adapun kita orang mukmin, hukuman atas dosa adalah terputusnya kemesraan dengan Allah"
Berapa banyak diantara kita yang punya lintasan fikiran seperti sang tamu diatas, melihat seseorang yang ibadahnya tidak terjaga, di bulan Ramadhan tidak berpuasa, tidak mengeluarkan zakat, kok kekayaannya makin bertambah terus.
Maka boleh jadi jawabannya seperti diatas, tidak ada lagi kenikmatan yang dirasakannya saat beribadah, tidak ada lagi rasa takut dihatinya walau sebiji sawi pada Sang Maha Kuasa.
Membaca kisah ini, saya teringat akan kaum Nabi Musa yang diperintahkan untuk mengkhususkan diri di hari Sabtu hanya untuk beribadah kepada Allah, meliburkan aktivitas mereka di satu hari ini.
"Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.” (Al A'raf : 163)
Dan seperti kaum Musa yang diberi ujian, maka boleh jadi kita akan merasakan ujian yang sama. Justru saat adzan berkumandang ternyata ada banyak perkara duniawi yang melenakan kita, bagi pedagang justru mungkin makin banyak pembeli yang datang, bagi profesi lainnya mungkin akan ada-ada saja ujiannya sendiri.
Maka mari membuat pilihan, ingin menerima Rizqi yang diulurkan penuh keridhaan, atau yang dilemparkan penuh kemurkaan karena bermaksiat padaNya. Tetap saja Rizqi ini akan sampai pada kita, insyaAllah.
Selamat beraktifitas menjemput rizqi dengan cara yang telah dipilih ^_^
Pekanbaru, 09 Oktober 2019
#CatatanEmakTricilZAM