Hafalan Ringkas Bhineka Tunggal Ika |
BHINEKA TUNGGAL IKA
Semboyan BhinekaTunggal Ika dikenal untuk pertama
kalinya pada masa Majapahit era kepemimpinan Wisnuwardhana. Perumusan semboyan
Bhineka Tunggal Ika ini dilakukan oleh MpuTantular dalam kitab Sutasoma.
Semboyan Negara Indonesia ini telah memberikan nilai-nilai inspiratif terhadap
sistem pemerintahan pada masa kemerdekaan. Bhineka Tunggal Ika pun telah
menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indoesia.
Makna Bhineka Tunggal Ika dalam Persatuan Indonesia
sebagaimana dijelaskan bahwa walaupun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai
macam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang beraneka
ragam namun keseluruhannya merupakan suatu persatuan. Penjelmaan persatuan
bangsa dan wilayah negara Indonesia tersebut disimpulkan dalam PP. No. 66 tahun
1951, 17 Oktober diundangkan tanggal 28 Nopember 1951, dan termuat dalam
Lembaran Negara No. II tahun 1951.
Selain dari itu dalam kenyataan objektif pertumbuhan
nasionalisme Indonesia telah dibentuk dalam perjalanan sejarah yang pokok yang
berakar dalam adat-istiadat dan kebudayaan. Prinsip-prinsip nasionalisme
Indonesia (Persatuan Indonesia) tersusun dalam kesatuan majemuk tunggal yaitu
:a) Kesatuan sejarah; yaitu bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dalam suatu
proses sejarah.b) Kesatuan nasib; yaitu berda dalam satu proses sejarah yang
sama dan mengalami nasib yang sama yaitu dalam penderitaan penjajah dan
kebahagiaan bersama.c) Kesatuan kebudayaan; yaitu keanekaragaman kebudayaan
tumbuh menjadi suatu bentuk kebudayaan nasional.d) Kesatuan asas kerohanian;
yaitu adanya ide, cita-cita dan nilai-nilai kerokhanian yang secara keseluruhan
tersimpul dalam Pancasila.Berdasarkan prinsip-prinsip nasionalisme yang
tersimpul dalam sila ketiga tersebut dapat disimpulkan bahwa naionalisme (Persatuan
Indonesia) pada masa perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia memiliki
peranan historis yaitu mampu mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Jadi “ Persatuan Indonesia “ sebagai jiwa dan semangat perjuangan kemerdekaan
RI.
Cita-cita untuk mencapai Indonesia merdeka dalam
bentuk organisasi modern baik berdasarkan agama Islam, paham kebangsaan ataupun
sosialisme itu dipelopori oleh berdirinya Serikat Dagang Islam (1990), Budi
Utomo (1908), kemudian Serikat Islam (1911), Muhammadiyah (1912),Indiche Partij
(1911), Perhimpunan Indonesia (1924), Partai Nasional Indonesia (1929),
Partindo (1933) dan sebagainya. Integrasi pergerakan dalam mencapai cita-cita
itu pertama kali tampak dalam bentuk federasi seluruh organisasi politik/
organisasi masyarakat yang ada yaitu permufakatan perhimpunan-perhimpunan
Politik Kemerdekaan Indonesia (1927).Kebulatan tekad untuk mewujudkan “
Persatuan Indonesia “ kemudian tercermin dalam ikrar “ Sumpah Pemuda “ yang
dipelopori oleh pemuda perintis kemerdekaan pada tanggal 28 Oktober 1928 di
Jakarta yang berbunyi :
1. Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Bertumpah
darah Satu Tanah Air Indonesia.
2. Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Berbangsa
Satu Bangsa Indonesia.
3. Kami Putra dan Putri Indonesia Menjunjung Bahasa
Persatuan Bahasa Indonesia.
Kalau kita lihat, Sumpah Pemuda yang mengatakan Satu
Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa Indonesia maka ada tiga aspek Persatuan
Indonesia yaitu :
1. Aspek Satu Nusa : yaitu aspek wilayah, nusa
berarti pulau, jadi wilayah yang dilambangkan untuk disatukan adalah wilayah
pulau-pulau yang tadinya bernama Hindia Belanda yang saat itu dijajah oleh
Belanda. Ini untuk pertama kali secara tegas para pejuang kemerdekaan
meng-klaim wilyah yang akan dijadikan wilayah Indonesia merdeka.
2. Aspek Satu Bangsa : yaitu nama baru dari
suku-suku bangsa yang berada da wilayah yang tadinya bernama Hindia Belanda
yang tadinya dijajh oleh Belanda memplokamirkan satu nama baru sebagai Bangsa
Indonesia. Ini adalah awal mula dari rasa nasionalisme sebagai kesatuan bangsa
yang berada di wilayah sabang sampai Merauke.
3. Aspek Satu Bahasa : yaitu agar wilayah dan bangsa
baru yang bterdiri dari berbagai suku dan bahasa bisa berkomunikasi dengan baik
maka dipakailah sarana bahasa Indonesia yang ditarik dari bahasa Melayu dengan
pembaharuan yang bernuansakan pergerakan kearah Indonesia yang Merdaka. Untuk
pertama kali para pejuang kemerdekaan memplokamirkan bahasa yang akan dipakai
negara Indonesia merdeka yaitu bahasa Indonesia.