HAFALAN RINGKAS PERAN INDONESIA DI TATANAN REGIONAL MAUPUN GOBAL |
Keanggotaan Indonesia
dalam G20 telah membuka berbagai peluang baru untuk ikut mempengaruhi proses dan perkembangan dunia
internasional. Setelah presiden Yudhoyono dalam berbagai pertemuan puncak pada tahun 2009 di
London dan Pittsburgh menarik perhatian dunia internasional melalui beberapa usulannya, seperti
reformasi lembaga keuangan internasional, Indonesia kini berupaya untuk menjadi juru bicara
negara-negara ASEAN dan sekaligus memosisikan diri sebagai wakil para negara berkembang di dalam
kelompok G20. Pada saat yang bersamaan, Indonesia telah menjadi tuan rumah berbagai perhelatan
akbar internasional, seperti UNFCCC pada tahun 2008 di Bali dan World Ocean Conference di
Manado/Sulawesi 2009 dan akan menjadi penyelenggara pertemuan puncak APEC 2013 nanti. Atas
dasar ini Indonesia memegang kepemimpinan ASEAN lebih
dini sejak 2011 dan menjadi tuan rumah KTT pada akhir 2011 Perkembangan Hubungan PBB dan
Indonesia Peran
PBB terhadap Indonesia pada masa revolusi fisik cukup besar. Berikut ini
peranan PBB terhadap
Indonesia.
a. Ketika terjadi
Agresi Militer Belanda I, Indonesia dan Australia mengusulkan agar persoalan Indonesia dibahas dalam sidang umum
PBB.
b. PBB membentuk
Komisi Tiga Negara yang membawa Indonesia-Belanda ke meja Perundingan Renville.
c. Ketika terjadi
Agresi militer Belanda II, PBB membentuk UNCI. Hasil kerja UNCI adalah mempertemukan Indonesia-Belanda dalam
Perundingan Roem Royen.
d. PBB juga berperan dalam
penyelesaian masalah Irian Barat PBB membentuk pemerintahan sementara yang bernama UNTEA. Pada
tanggal 1 Maret 1963 PBB menyerahkan Irian Barat kepada
Indonesia.
e. Saat pelaksanaan
Pepera tahun 1969, utusan PBB yang diwakili Ortis Sanz hadir. Ortis Sanz juga membawa hasil Pepera ke dalam
sidang umum PBB.
f. Menteri Luar
Negeri Adam Malik menjabat sebagai ketua sidang Majelis Umum PBB untuk masa sidang tahun 1974. Dalam perkembangan akhir-akhir ini,
lembaga PBB mendapat sorotan dari berbagai negara. Sorotan tersebut menghendaki agar PBB
mereformasi terutama lembaga-lembaga utama PBB. Muncul tuntutan agar hak veto yang dimiliki
The Big Five dihapus. Alasannya kurang mencerminkan rasa keadilan. Tuntutan yang lain yaitu
memperluas anggota tetap Dewan Keamanan sehingga menggambarkan
kekuatan dan perwakilan dari berbagai benua di belahan dunia. Peran Indonesia dalam KAA Terlaksananya KAA tidak bisa lepas
dari peran Indonesia. Di samping sebagai salah satu pelopor dan pemrakarsa KAA, Indonesia
menyediakan diri sebagai tempat penyelenggaraan KAA. Hal ini membuktikan prestasi Kabinet Ali
Sastroamijoyo yang berhasil menyelenggarakan suatu kegiatan yang bersifat internasional.
a.
Perkembangan GNB
Pasca Perang Dingin,
kerja sama anggota GNB tampak masih bersemangat. Saat itu kepemimpinan dipegang oleh Indonesia (1992- 1995).
Indonesia memprakarsai kerja sama teknis di beberapa bidang, misalnya:
1) pelatihan tenaga kesehatan dan Keluarga
Berencana;
2) studi banding para petugas pertanian; dan
3) menghidupkan
kembali dialog Utara Selatan untuk memperingan hutang luar negeri Negara berkembang.
Setelah kepemimpinan
diganti Kolombia, kerja sama antaranggota mulai berkurang, oleh karena itu perlu digiatkan kembali,
(revitalisasi). Hal ini mulai dilakukan saat KTT GNB ke 13 tahun 2003 di Malaysia dan KTT GNB ke-14 di Kuba
tahun 2006. Akan tetapi belum membuahkan hasil.
b
. Peran Indonesia dalam GNB
Keikutsertaan
Indonesia dalam GNB disebabkan kesesuaian prinsip GNB dengan politik luar
negeri yang bebas dan aktif. Indonesia
berkeyakinan bahwa perdamaian hanya tercipta apabila tidak mendukung
pakta militer atau aliansi militer. Hal ini berarti GNB dianggap paling tepat.
Berikut ini peran
Indonesia dalam GNB.
1. Indonesia berperan
sebagai pelopor berdirinya GNB. Sejak dalam gagasan pembentukan GNB, Indonesia sudah berperan penting.
Bersama Jawaharlal Nehru yang juga pelopor KAA, Presiden Soekarno menggagas pembentukan GNB.
Akhirnya bersama empat pemimpin negara India, Ghana,
Yugoslavia, dan Mesir, Indonesia mendeklarasikan berdirinya GNB. Indonesia juga
aktif dalam persiapan penyelenggaraan KTT
GNB di Beograd.
2. Dalam KTT GNB X
tahun 1992, Indonesia berperan sebagai tuan rumah penyelenggaraan KTT dan Presiden Soeharto bertindak
sebagai ketua GNB.
3. Indonesia
memprakarsai kerja sama teknis di beberapa bidang misalnya bidang pertanian dan kependudukan.
4. Indonesia
mencetuskan upaya menghidupkan kembali dialog Utara-Selatan Peran Indonesia sangat menonjol dalam
organisasi ASEAN. Berikut ini beberapa contoh menunjukkan peran penting yang
dilakukan oleh Indonesia dalam ASEAN.
a. Indonesia sebagai
salah satu negara pelopor dan ikut menandatangani Deklarasi Bangkok yang menandai berdirinya ASEAN.
b. Indonesia beberapa
kali dipercaya sebagai tempat penyelenggaraan KTT ASEAN.
c. Indonesia secara
aktif ikut menyempurnakan struktur organisasi ASEAN ketika KTT di Bali tahun 1976.
d. Memainkan peran yang
aktif dalam penyelesaian masalah di Kamboja. Indonesia menyelenggarakan Jakarta Informal
Meeting (JIM) tahun 1988. Pertemuan ini dilanjutkan dengan Konferensi Internasional di Paris
tahun 1989 yang diketuai bersama antara Prancis dan Indonesia (diwakili Ali Alatas).
e. Sekretariat tetap
ASEAN ditetapkan di Jakarta, dan Letnan Jenderal Hartono Dharsono menjadi Sekretaris Jenderal ASEAN yang
pertama.
f. Ikut aktif
membantu menyelesaikan masalah Moro di Filipina. Sampai tahun 2007, ASEAN telah menyelenggarakan KTT sebanyak 13 kali.