Kondisi dunia memang lagi memanas
ni sobat, g Cuma panas karena efek rumah kaca tapi juga karena kondisi
diplomatik, birulangitid kali ini akan mencoba mengulas sendikit terkait
perusahaan besar yang punya peran dan keuntungan kalau terjadi perang dimuka
bumi ini. Lets. Cekidot.
Dikutip dari KOMPAS.com - Kawasan
Timur Tengah tengah di ambang peperangan. Ini setelah Iran, lewat Garda
Revolusi, menghujani pangkalan militer Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di
Irak dengan puluhan peluru kendali (rudal). Perang, kejadian yang merugikan umat
manusia, namun di sisi lain jadi pendongkrak penjualan bagi
perusahaan-perusahaan pembuat senjata.
Stockholm International Peace
Research Institute (SIPRI) merilis data penjualan senjata di dunia dalam kurun
waktu tahun 2018. Total penjualan senjata secara global di tahun tersebut
sebesar 420 miliar dollar AS atau naik 4,6 persen dibanding tahun 2017. Dikutip
dari Usatoday, Lembaga riset kekuatan militer dunia yang berpusat di Swedia ini
mencatat, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) jadi yang paling mendominasi
penjualan senjata maupun jasa terkait militer di berbagai belahan dunia.
Negeri Paman Sam ini jadi rumah
bagi setengah dari 10 perusahaan senjata terbesar di Planet Bumi. Bahkan dari
daftar 100 perusahaan produsen senjata paling besar di dunia, sebanyak 43
berasal dari AS. Perusahaan-perusahaan AS itu menyumbang 59 persen dari total
penjualan senjata dari 100 kontraktor pertahanan teratas yang ada secara global
di tahun 2018, meningkat 7,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Berikut
daftar 10 perusahaan produsen senjata yang meraup untung paling besar sepanjang
2018.
1.
Lockheed
Martin
Perusahaan
ini selama bertahun-tahun jadi kontraktor pertahanan paling besar di dunia.
Tahun 2017, perusahaan ini mencatatkan kontrak sebesar 47,26 miliar dollar AS,
jauh menggungguli pesaingnya Boeing yang jadi rival terdekatnya. Lockheed
Marthin memproduksi berbagai kebutuhan militer seperti jet tempur F-16, F-22,
dan seri terbaru jet siluman F-35. Produk lainnya antara lain radar, kapal
selam, dan peluru kendali (rudal). Hampir sebagian besar penjualannya
diperuntukkan untuk militer AS atau sekitar 70 persennya. Tahun 2018,
keuntungan perusahaan menembus 7,27 miliar dollar AS, dengan porsi penjualan
senjata sebanyak 88 persen.
2.
Boeing
Dicatat SIPRI,
Boeing
menghasilkan 29,15 miliar dollar AS dari penjualan senjata dan jasa terkait
militer di 2018, menempatkannya sebagai perusahaan senjata paling besar kedua
di dunia. Meski lini bisnis utamanya adalah pesawat terbang, penjualan senjata
berkontribusi 29 persen dari total sales. Pendapatan utamanya masih tetap
berasal dari pesawat komersial seri 737, 747, 767, 777, dan 787. Di tahun yang
sama, perusahaan membukukan keuntungan 19,64 miliar
3.
Northrop
Grumman Corp
Northrop
Grumman Corp didirikan di Hawthorne, California, pada tahun 1939. Saat ini
dikenal sebagai perusahaan pembuat pesawat pembom siluman B-2. Menurut SIPRI,
Northrop Grumman menghasilkan 26,19 miliar dollar AS dari penjualan senjata dan
layanan militer pada tahun 2018, naik 14% dari 2017. Dengan porsi penjualan
senjata sebesar 87 persen dari total sales. Tahun 2018 perusahaan mencatatkan
laba sebesar 3,23 miliar. Di tahun yang sama, perusahaan mengakuisisi
perusahaan teknologi penerbangan Orbital ATK senilai 9,2 miliar dollar AS.
Akuisisi dilakukan untuk memperkuat bisnis udara, termasuk pertahanan udara,
teknologi satelit dan ruang angkasa.
4.
Raytheon
Raytheon
Merupakan
kontraktor pertahanan terbesar keempat secara global dengan produk utamanya
berupa rudal. Perusahaan bisa dibilang paling berpengalaman membuat rudal
seperti jenis Tomawahk Missile. Rudalnya terkenal sangat akurat dengan daya
ledak tinggi. Jenis rudal yang dibuat pabrikan Raytheon juga paling komplit
antara lain rudal udara ke udara, udara ke darat, darat ke darat, maupun dari
laut ke darat dan udara. Produk lainnya seperti senjata taktis, radar, dan
torpedo. Tahun 2018, perusahaan mencatatkan untung 2,88 miliar dollar AS dari
total penjualan 23,44 miliar dollar AS. Porsi senjata dari sales yakni 87
persen.
5.
General
Dynamics Corp
Didirikan
pada tahun 1952, General Dynamics telah menjual berbagai macam persenjataan
termasuk rudal, kapal perang, kapal selam, dan roket ke semua matra militer AS
dalam sejarahnya selama beberapa dekade. Di 2018, perusahaan membukukan untung
sebesar 3,35 miliar dollar AS, dengan catatan penjualan senjata sebesar 22
miliar atau 61 persen dari total sales. General Dynamics memiliki keahlian
dalam membuat kapal perang yang banyak digunakan Angkatan Laut AS. Tahun 2019
saja, perusahaan ini mendapatkan kontrak dari pemerintah AS sebesar 4 miliar
dollar AS.
6.
BAE
Systems
BAE
Systems adalah kontraktor pertahanan terbesar keenam di dunia yang berasal dari
Inggris. Spesialisasinya yakni pembuatan kendaraan tempur seperti tank yang
saat ini banyak di pakai di luar AS. Selain itu, perusahaan juga mengerjakan
proyek-proyek pesawat tempur bersama dengan Lockheed Martin dan Northrop
Grumman. Hampir 95 persen pendapatannya berasal dari penjualan senjata. Tahun
2018, keuntungan perusahaan mencapai 2,1 miliar dollar AS, dengan catatan
menjual senjata sebesar 21,21 miliar dollar AS.
7.
Airbus
Produsen
pesawat komersial berbasis di Eropa ini juga mendapatkan untung besar dari
peredaran senjata global. Bersama dengan BAE System, Airbus ikut mengembangkan
jet tempur tandingan pabrikan AS dan Rusia, Eurofighter Typhoon, yang dijual ke
berbagai negara. Perusahaan ini juga menerima order pesawat angkut militer
jenis A400M dan C295. Di luar senjata, perusahaan juga menyediakan perangkat
komunikasi bagi NATO, dan penyedia cybersecurity bagi Departemen Pertahanan
negara-negara di Uni Eropa. Keuntungan perusahaan di 2018 tercatat sebesar 3,9
miliar dollar AS dengan porsi senjata militer menyumbang 11,65 miliar dari
total penjualan atau 15 persennya.
8.
Leonardo
Leonardo
Jadi
satu-satunya perusahaan Italia yang masuk jajaran 100 kontraktor pertahanan
terbesar dunia. Produknya beragam mulai dari helikopter, jet tempur, sistem
informasi pertahanan, torpedo, amunisi, hingga drone. Produknya hampir menyebar
di 150 negara dengan pelanggan terbesarnya datang dari Inggris, AS, dan
Polandia. Tahun 2018, perusahaan membukukan laba sebesar 664,8 juta dollar AS
dengan penjualan senjata sebesar 9,82 miliar dollar AS atau sekitar 68 persen
dari total sales.
9.
Almaz
Antey
Didirikan
pada tahun 2002 di bawah arahan Presiden Rusia Vladimir Putin, Almaz-Antey
adalah BUMN militer terbesar milik Rusia. Perusahaan ini jadi satu-satunya
perusahaan Rusia yang masuk 10 besar produsen senjata terbesar dunia. Pada Juli
2014, Departemen Keuangan AS menempatkan Almaz-Antey ke daftar perusahaan yang
dilarang melakukan bisnis dengan AS. Sanksi itu dijatuhkan karena
keterlibatannya dalam konflik di Ukraina Timur dan Crimea. Almaz-Antey memiliki
penjualan senjata dan layanan militer sebesar 9,64 miliar dollar AS pada tahun
2018, menurut perkiraan SIPRI. Sementara keuntungannya sebesar 1,79 juta dollar
AS.
10. Thales Thales
Merupakan
perusahaan yang berbasis di Paris yang berspesialisasi dalam teknologi
kedirgantaraan dan jasa militer. Beberapa produk andalannya seperti radar dan sistem
pendukung pada rudal. Penjualan senjata perusahaan mencapai 9,47 miliar dollar
AS atau menyumbang setengah dari total pendapatan 2018, meski nilainya relatif
kecil dibanding para pesaingnya dari AS dan Eropa. Sementara keuntungannya
tercatat 4,2 miliar AS.
Semoga bermanfaat dan menambah
wawasan sobat birulangitid.