Kita sebagai insan pendidikan dan sangat menghargai sebuah perjuangan dan
prestasi tentunya sangat bangga jika banyak anak bangsa yang terus mengukir
prestasi. Soabt birulangitid, baru-baru ini teman-teman kita dari MAN 1 Kudus
berhasil mengukir prestasi yang membanggakan lho. Yuk simak langsung gimana
cerita perjuangannya, lets cekidot
Dikutip dari Kemenag.go.id Prestasi internasional kembali diraih siswa
madrasah. Adalah Tim Riset Program MIPA Sain dan Inovasi (SIP) MAN 1 Kudus yang
mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Berkompetisi dalam ajang Malaysia Technolgy Expo (MTE), tim MAN 1 Kudus
meraih medali emas dan spesial award. Ajang ini berlangsung di Putra World
Trade Center, Kuala Lumpur, Malaysia 20 – 22 Pebruari 2020.
MTE diikuti tim dari 10 negara, yaitu: Inggris, Kroasia, Malaysia, Taiwan,
Iran, India, Vietnam, Thailand, Polandia, dan Indonesia.
Pada MTE 2020, Tim Riset MAN 1 Kudus mempresentasikan inovasinya berupa
"E-NYOCAF”: Edible Film From Canna Flour (Canna Discolor) and Mocaf
(Modified Cassava Flour) Based on Glycerol Palsticizer as Biodegradable
Packaging Innovation. Edible film berbahan tepung ganyong dan mocaf.
Inovasi ini berupa plastik ramah lingkungan karena mudah terdegradasi
dibandingkan plastik lainnya. Tim E-NYOCAF MAN 1 Kudus digawangi Laila Fitriya
Muthoharoh, Faliha Ibriza Tsaniya, dan Niken Ayu Khoirun Nisa. Sebagai
pembimbing, Ahmad Edi Darmawan dan Arif Noor Adiyanto.
Selaku Kepala MAN 1 Kudus, Suhamto mengapresiasi keberhasilan tim E-NYOCAF
MAN 1 Kudus di ajang MTE. Ini merupakan prestasi internasional kedua di tahun
2020. Sebelumnya, tim MAN 1 Kudus juga berhasil meraih Bronze Medal dan special
award dari Negara Kanada di event TID-IPITEx, 2-6 Pebruari di Bangkok Thailand.
Terpisah, Laila Fitriya yang masih di Malaysia melalui pesan tertulis
menyampaikan bahwa ide penemuan E-NYOCAF dilatarbelakangi penggunaan plastik di
Indonesia untuk kemasan sangat tinggi. Plastik merupakan bahan tidak ramah
lingkungan dan membutuhkan ratusan tahun bagi mikroba untuk dapat mendaur ulang
sampah plastik. Dengan adanya E-Nyocaf diharapkan dapat menggantikan plastik
berbahan PEP. Keunggulan E-NYOCAF sebagai kemasan adalah dapat terurai
dalam kurun waktu 7 hari dibandingkan dengan plastik dari pabrik yg membutuhkan
waktu 100 hari, jelasnya.
Ahmad Edi Darmawan selaku pembimbing menambahkan, bahwa pembuatan Edible
Film ini sudah dilakukan uji Tensile Strength (uji kelarutan), Elongation (uji
pemanjangan), Thiknes (Uji Ketebalan), WVTR (uji untuk mengetahui cepatnya
membusuk), WVP (uji daya simpan atau umur edible film), dan Kelarutan (uji
degradasi).