Siswa Madrasah Juara Kuala Lumpur Internasional Jujitsu Championship |
Kembali siswa Aliyah mengukirkan prestasi, kalau kemaren-kemaren
birulangitid membagi inspirasi banyak anak-anak madarasah yang mengukir prestasi
dibidang karya tulis ilmiah dan invention nah sekarang mereka mengukir prestasi
dibidang olahraga, yuk langsung kita simak sinfo inspiratifnya.
"Alhamdulillah, Deva bisa sampai babak final yang berlangsung 23 Februari lalu, dan berhasil meraih medali emas," kata Kepala MAN 2 Ponorogo Nastain melalui pesan pendek, Sabtu (29/02).
Terpisah, Deva Bagus mengaku telah menggeluti Jujitsu sejak SD. Tapi, dia tidak menyangka perjalannya akan sejauh ini. "Bendera Indonesia bisa berkibar paling tinggi di samping bendera negara lain itu adalah hadiah terindah yang ingin saya berikan pada ibu,” ujar lelaki yang juga menjadi Duta Pemuda Ponorogo ini.
Deva mengaku melakukan persiapan fisik untuk bertanding di Malaysia selama tiga bulan. Selain berlatih, Deva juga harus mengurangi porsi makan nasi. Bolak-balik berlatih Ponorogo-Surabaya adalah harga yang harus ia tebus.
"Selain menggondol medali emas, saya juga mendapatkan penghargaan submission kuncian tercepat," tuturnya.
Perjalanan Deva untuk menggondol medali emas tidaklah mudah. Sebab, lawan tandingnya jauh lebih berpengalaman dan memiliki usia cukup matang.
“Saya adalah peserta paling muda. Rata-rata lawan usianya 20 tahun ke atas dan memiliki daya fisik yang lebih kuat karena mereka hidup di lingkungan petarung, seperti dari Uzbekistan, Kamboja, Malaysia, dan Singapura,” kisah putra pasangan Nanik Suprihatin dan Ahmad Fadlil ini.
Prestasi Deva menjadi kebanggaan bagi Ponorogo dan Indonesia. Sebelumnya, siswa MAN 2 Ponorogo lainnya juga meraih juara di kancah international. Dia adalah Aufa Hana, siswi Kelas Akselerasi yang meraih Juara 2 Word Invention Competition and Exhibition di Malaysia.
Terus berkarya, Deva dan semua siswa madrasah Indonesia!!!