Virus Lain di Sekitar Kita: Beyond Corona |
Afrianto Daud
------
Banyak yang khawatir dengan kabar masuknya 'virus Corona' ke Indonesia.
Kekhawatiran itu terutama tentu karena virus ini kabarnya berbahaya dan
mematikan. Kita tentu memang perlu waspada dengan segala sesuatu yang
berpotensi membawa bahaya, mengancam jiwa kita. Termasuk ancaman virus
Corona itu. Walau waspada tak mesti bermakna panik. Apalagi sampai kalap, memborong segalam macam masker dan makanan tertentu. Menimbunnya, dan seterusnya.
Di tengah kekhawatiran kita tentang ancaman kematian yang di bawa virus
Corona, jangan pernah lupa bahwa di sekitar kita ada banyak lagi jenis
ancaman yang tak kalah hebat dari virus Corona. Ancaman itu ada yang
benar-benar berbentuk virus. Ada juga yang berbentuk ‘kebiasaan buruk’
atau penyakit berbahaya. Mereka juga sudah terbukti memakan korban,
termasuk kematian, yang tak kalah dahsyat.
Berikut beberapa data kematian yang disebabkan beberapa 'sejenis virus' lain:
1. Virus ‘Lailalin’ (Lalai Berlalu Lintas).
Virus ‘lailalin’ ini istilah saya saja. Merujuk pada banyaknya angka
kecelakaan yang terjadi di jalan raya. Data dari Korps Lalu Lintas
Kepolisian menyebut bahwa tahun 2018 sedikitnya tercatat 30.000 orang
meninggal per tahun akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Atau
rata-rata ada 80 orang sehari yang kehilangan nyawa di jalanan akibat
'virus lalin' ini. Angkanya terus meningkat dari tahun-ke tahun.
Dibanding Corona, virus akibat ‘budaya bekendaraan’ di jalan ini tak
bisa dianggap sebelah mata. Puluhan nyawa hilang ‘sia-sia’ di jalanan
setiap hari. Menabarak atau ditabrak. Pecah kepala, karena jatuh tak
memakai helm. Terlempar ke luar mobil ketika kecelakaan karena tak
memakai seat belt. Terjerembab di tengah malam karena jalanan berlubang.
Dibiarkan pemerintah setempat. Atau satu keluarga tewas seketika karena
supir ugal-ugalan. Ini belum termasuk korban ibu-ibu berjilbab yang tak
sedikit, yang lalai memperhatikan kibaran jilbabnya saat berbocengan
naik motor.
2. Virus Narkoba
Data dari Badan Narkotika
Nasional (BNN) 2019 melaporkan bahwa sedikitnya terdapat 3.6 juta orang
yang menggunakan (narkoba) di Indonesia ini. Angka ini meningkat 0.03
persen dari tahun sebelumnya. Pengguna narkoba di sini dianggap pelaku
kriminal. Tapi, pada saat yang sama mereka juga adalah korban. Korbannya
beragam, mulai dari artis papan atas, orang-orang ternama, sampai pada
anak-anak muda, kuncup generasi di kampung-kampung pelosok negeri.
Ingat bahwa akibat narkoba pada mereka yang terkena virus narkoba tak
kalah dahyat. Dia memang tak langsung mematikan. Tapi, virus ini bisa
merusak banyak hal dalam jangka panjang. Tak hanya merusak otak dan jiwa
pengguna, juga menghancurkan bangunan keluarga. Menghancurkan masa
depan korban. Dalam jangka panjang, dia bahkan bisa merusak masa depan
bangsa. Apa yang bisa diharapkan dari sebuah bangsa jika otak dan jiwa
jutaan generasinya rusak karena mengkonsumsi barang jahannam ini?
3. Virus HIV/AIDS
Sejak satu dua puluh tahun terakhir, ini adalah diantara virus
mematikan yang ditakuti. Data dari UNAIDS 2018 mengindikasikan bahwa
Indonesia adalah negara dengan jumlah penderita AIDS cukup banyak di
kawasan Asia Pasifik. Indonesia menyumbang 620.000 dari total 5,2 juta
jiwa di Asia Pasifik yang terjangkit HIV/AIDS. Angka ini terus meningkat
dari tahun ke tahun. Ini tentu belum termasuk data dari korban yang
tidak melapor, tidak tercatat, belum teridentifkasi.
Virus ini
tak kalah mengerikan dengan Corona. Selain belum ada obat yang dianggap
benar-benar bisa menyembuhkan, HIV/AIDS juga mengancam kehidupan para
korbannya. Hampir satu juta orang di dunia dilaporkan meninggal akibat
HIV/AIDS ini. Korbannya tak hanya mereka yang mereka para pelaku seks
bebas, tapi juga ibu-ibu rumah tangga, dan bahkan juga bayi tak berdosa.
--
Itu diantara virus lain yang saat ini ada di sekitar kita. Ini tentu
belum menyebut bahaya penyakit lain yang juga mematikan, seperti
penyakit Malaria yang telah membunuh ratusan ribu orang di dunia. Pun
begitu dengan penyakit jantung koroner, Diabetes Militus, hypertensi,
dan stroke yang sering disebabkan oleh virus ‘gaya hidup’ tak sehat.
Makan sebanyak-banyaknya. Makan apa saja. Yang penting enak. Banyak
tidur. Malas gerak. Dan seterusnya.
Bagi saya Corona selain
membawa kabar buruk, dia juga membawa hikmah. Setidaknya Corona ini
kembali membangkitkan kesadaran kita tentang betapa berharganya satu
lembar nyawa yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Dia tak bisa dinilai
dengan apapun. Karenannya, sangat penting untuk semua kita menjaganya.
Merawatnya sedemikian rupa.
Jika orang berburu masker sebagai
antisipasi dampak Corona, maka juga tak kalah penting bagi kita adalah
memastikan memakai helm, memasang sabuk pengaman saat berkendaraan,
misalnya. Jika orang berburu makanan karena panik dengan Corona, tak
kalah penting adalah kita berburu mereka produsen dan pengedar narkoba.
Memutus mata rantai mereka.
Respon kita terhadap Corona
mestinya sama dengan respon kita terhadap berbagai macam virus lain yang
telah terbukti merenggut banyak nyawa itu. Akan sangat ironi, misalnya,
kita mau membeli masker ratusan ribu, akibat khawatir Corona, tetapi
pada saat yang sama kita biarkan jentik nyamuk berkembang biak di
belakang rumah kita. Kita mungkin bisa selamat dari Corona. Tetapi, bisa
saja kita terkapar karena Malaria. Apalagi ini sudah mulai musim hujan.
Na’uzubillah.
Demikian. Sekedar reminder 🙂
Btw, semangat kali saya menulis panjang pagi ini. Hujan membawa berkah. Hehe 😀
Tetap sehat kawan-kawan semua.
Stay alert! Stay healthy!