Taiwan Nol Kasus Corona untuk Pertama Kali |
Birulangitid-Taiwan untuk pertama kali dalam sebulan terakhir melaporkan nol kasus
baru virus corona, Selasa (14/4). Menteri Kesehatan Chen Shih-chung,
mengatakan nihil kasus Covid-19 ini merupakan kali pertama dalam 36 hari.
Taiwan hingga kini memiliki 393 kasus virus corona, 6 kematian, dan 124
pasien sembuh.
Menurut harian Taiwan News, dari 393 kasus itu,
338 di antaranya merupakanimported case, yakni penularan virus dari warga asing
atau warga mereka yang baru datang dari luar negeri.
Seperti dikutip dari Anadolu Agency, Taiwan memang belum melakukan
penguncian wilayah, dan kehidupan relatif normal dengan sekolah dan bisnis
berjalan seperti biasa.
Namun pemerintah telah menyerukan seluruh warga untuk memakai masker saat
keluar rumah serta menjalankan protokol pencegahan Covid-19.
Pelajaran untuk dunia
Taiwan mendapat pujian karena dianggap berhasil mengendalikan penyebaran
virus corona di dalam negeri. Sejumlah pengamat menuturkan prestasi Taiwan ini
benar-benar meningkatkan citra dan kapabilitas wilayah tersebut, terutama
terkait sistem kesehatan di panggung dunia.
Respons pemerintah dalam menanggapi wabah dianggap efektif untuk menekan
penularan Covid-19.
Mereka telah mempersiapkan secepat mungkin untuk menghadapi pandemi ini
sehingga bisa meminimalisir kematian di wilayah dengan populasi 23 juta jiwa
itu.
Taiwan bahkan disebut telah memperingatkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
bahwa virus corona bisa menjadi ancaman global pada 31 Desember lalu.
Namun menurut laporan Dewan Hubungan Luar Negeri yang berbasis di Amerika
Serikat, peringatan potensi penularan corona dari manusia ke manusia yang
disampaikan Taiwan itu tidak mendapat tanggapan.
"WHO malah mendukung penolakan China terhadap penularan dari manusia ke
manusia sampai 21 Januari. WHO juga terlihat meremehkan ancaman global.
Sementara Taiwan tetap melakukan langkah-langkah pencegahan untuk menahan
virus, menguji, melacak kontak, dan menegakkan karantina," kata laporan
itu.
Presiden Tsai Ing-wen juga dipuji karena kepemimpinannya sangat menentukan
selama krisis corona.
"Pada Januari lalu, ketika muncul tanda awal munculnya penyakit itu,
dia [Tsai] memperkenalkan 124 langkah untuk menahan penyebaran, tanpa harus
menggunakan penguncian yang umumnya dilakukan di negara lain," kata sebuah
artikel di Majalah Forbes.
Selain itu, Taiwan juga dinilai berhasil mengendalikan pasokan alat
kesehatan seperti masker dan hand sanitizer sehingga tidak menjadi langka dan
mahal.
Belajar dari pengalaman menanggulangi SARS pada 2003 lalu, Taiwan segera
mengambil alih semua pasokan masker di negara itu ketika wabah corona mulai
menyebar di China.
Taiwan selama ini dianggap China sebagai wilayah pembangkang lantaran
berupaya memerdekakan diri dari Negeri Tirai Bambu.
China bahkan sempat memprotes WHO lantaran memasukkan Taiwan sebagai negara
sendiri dalam laporan penanganan corona. Akhirnya, WHO merevisi laporan
tersebut dengan menganggap Taiwan bagian dari China.
Hingga Rabu (15/4) pagi, virus corona telah menginfeksi 1.998.111 orang di
lebih dari 200 negara, sebanyak 126.604 kematian, dan 478.659 sembuh.