Birulangitid-Tidak ada yang kapan rantai Pandemi Covid-19 akan terputus, segala upaya sudah dilakukan salah satunya adalah menerapkan disiplin tinggi untuk melakukan sosial distancing dan menggunakan masker. Sampai ada yang mempunyai mimpi agar segera ditemukannya vaksin untuk virus corona ini.
Dikutip dari liputan6.com Banyak orang menggantungkan harapan akan kehadiran vaksin COVID-19. Faktanya, vaksin ini tidak akan hadir dalam waktu dekat. Paling cepat sekitar satu tahun lagi.
"Saya sebagai ahli mikrobiologi, dengan humble mengatakan itu (vaksin) tidak akan terbentuk dalam waktu dekat, paling cepat satu - dua tahun lagi," kata Ketua Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Pratiwi Sudarmono.
Pratiwi menjelaskan bahwa dalam pembuatan vaksin harus melewati banyak tahapan dan waktu yang tidak sebentar. Tahapan pertama adalah membentuk atau merancang DNA yang bisa 'menggendong' bagian virus sehingga nantinya bisa membuat antibodi bila dimasukkan ke tubuh manusia.
Saat ini, ada sekitar 100 penelitian di dunia yang mencoba membuat vaksin melawan virus Corona penyebab COVID-19, sekitar 10-12 penelitian tengah melakukan uji klinis tahap satu dan dua. Pada tahapan tersebut peneliti mencari tahu aspek keamanan, dosis serta memasukkan ke tubuh hewan untuk mengetahui apa berdampak atau tidak terhadap antibodi.
"Jadi kalau ada antibodinya, kita bisa naik lagi ke fase tiga yakni ke manusia. Jika tidak ada antibodi kembali lagi ke awal. Bila ada, lanjut ke fase tiga dan empat itu memerlukan waktu satu hingga dua tahun," jelas Pratiwi dalam video Youtube BNPB ditulis Rabu (3/6/2020).
Mengingat waktu yang dibutuhkan untuk menemukan vaksin tidak dalam waktu dekat serta tidak mungkin virus ini juga pergi, wanita yang juga melakukan penelitian vaksin demam berdarah ini menyaranan agar kita beradapatasi dengan pola hidup yang baru.
"Kita tidak bisa berpikir menunggu virusnya pergi, itu tidak mungkin. Sekali dia ada akan terus ada," tuturnya.
Sehingga yang perlu dilakukan adalah beradaptasi dalam bekerja, belajar, beribadah, bersilahturahmi dalam kondisi virus Corona. Cara yang paling efektif adalah menjalankan protokol kesehatan dengan tertib dan disiplin.
"Kita harus ubah perilaku kita, mau enggak mau," tutur Pratiwi.
Di kesempatan yang sama, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, mengatakan bahwa kita tidak perlu memakai pendekatan menunggu vaksin karena masih lama baru bisa ada. Melainkan gunakan pendekatan preventif agar tidak tertular virus Corona penyebab COVID-19.
"Preventif itu bisa dengan vaksin dan preventif yang kita bisa lakukan sendiri yakni dengan mencegah agar tidak berinteraksi dengan virus itu secara langsung. Maka dengan cara melakukan protokol kesehatan, pratikkan secara tertib dan disiplin secara individu dan kelompok," saran Wiku.
Selama kita bisa menjaga jarak minimal satu meter dari orang lain saat berada di luar rumah, memakai masker saat di luar rumah, rajin cuci tangan menggunakan sabun, segera membersihkan diri bila dari luar, kita bisa melakukan hal produktif dengan aman dari COVID-19.