BirulangitId-Maraknya kasus covid-19 yang semakin lama semakin
memuncak membuat keresahan warga semakin mendesah. Pasalnya, keadaan ekonomi
semakin mengalami penyusutan. Beberapa sektor diantaranya sektor pabrik ditutup
demi menghindari kontak fisik dari para buruh yang dikhawatirkan salah satu
diantaranya memilki gejala covid-19.
Sektor pertanian pun mulai menurun, dikarenakan pasokan hasil pertanian mereka
berlebih, hingga membusuk di pasaran.
Dunia pendidikan yang menjadi tempat terciptanya generasi-generasi terbaik Indonesia juga diberhentikan sementara termasuk pendidikan pesantren dan dilakukan secara online selama pandemi covid-19 atau selama belum ada kebijakan baru dari pemerintah. Segala upaya terus dilakukan pemerintah untuk tetap menstabilkan perekonomian demi kesejahteraan warganya. Sejumlah bantuan pemerintah dan donasi dari para dermawan terus dialirkan ke sejumlah titik pelosok wilayah Indonesia.
Baru–baru ini presiden Jokowi mengemukakan bahwa negara Indonesia
akan memulai kehidupan normal baru atau new normal.
Maksud dari new normal sendiri ialah
membiasakan diri dengan peraturan atau kebijakan baru karena adanya covid-19 atau dengan kata lain adaptasi
terhadap covid-19. Munculnya kehidupan normal baru atau new normal menjadi perbincangan hangat dari semua pihak. Lantaran
masih terdapat provinsi yang memiliki
angka penyebaran yang masih tinggi seperti Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan
Kalimantan Selatan. New normal juga
menjadi lantaran hilangnya kepercayan masyarakat terhadp pemerintah dikarenakan
situasinya masih sangat kacau. Lantas
bagaimana pengaruh new normal
terhadap dunia pendidikan pesantren?
Peningkatan angka covid-19 akan sangat meningkat secara signifikan mengingat dunia
pesantren bersifat komunitas dan jauh akan kata individu. Jadi, tidaklah mudah bagi seluruh pesantren untuk
menerapkan ini. Bahkan bupati Sumenep Madura pun menegaskan bahwa hanya
pondok-pondok besar saja yang diundur waktu pengembalian santrinya seperti
Pondok Pesantren An-Nuqayah dan Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan (khusus
wilayah Sumenep Madura Jawa Timur).
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan KH. Ahmad Fauzi Tijdani berpendapat “ pemerintah mendorong terlaksana new normal dalam kehidupan pesantren. Hal demikian tentu saja mengkhawatirkan. Alih-alih untuk menyelamatkan pesantren dari covid-19” ujar beliau di akun resmi instagramnya. Wali santri pun meresahkan hal ini, akan tetapi pihak pondok melakukan kerja sama dengan seluruh alumni untuk ikut berpartisipasi dengan pengembalian santri. Pemerintah daerah akan juga ikut berpartisipasi dengan pengembalian santri dengan menggerakkan aparatus covid-19 RSUD untuk mendampingi santri dan melakukan rapid test bagi yang memiliki gejala covid-19.
Akankah new normal akan memengaruhi pola kehidupan khususnya budaya santri? Ya, sangat berpengaruh. Selain meresahkan pemerintah, pihak pesantren dan wali santri, new normal juga akan sangat berpengaruh terhadap pola kehidupan khususnya budaya santri seperti santri akan selalu diperingatkan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan sesuatu, membiasakan berjemur pagi walau hanya 5-10 menit guna meningkatkan kekebalan tubuh, dan selalu melakukan mawas diri terhadap orang-orang disekitarnya karena ditakutkan memiliki gejala covid-19 khususnya orang luar (non mukim). Proses belajar mengajar pun akan sedikit berubah, dikarenakan sebagian siswa dan tenaga pendidik berasal dari luar pondok serta akan ada program atau beberapa acara yang kebanyakan diadakan oleh pihak pondok ketimbang dari sekolah. Hal ini bertujuan untuk mengisi waktu yang sebenarnya dipakai dari pihak sekolah.(Elina)