BirulangitId - Sabar….Semua yang berhubungan dengan kita merupakan fitnah. Istri, anak, keluarga, harta dan banyak lag. Sebagai usaha untuk mengatasinya adalah dengan bersabar.
Sabar adalah bagian dari iman. Kesabaran yang tinggi dicontohkan oleh nabi ululazmi (muhammad, isa, nuh, ibrahim)
Salah berfirman dalam surah Al-Furqan, ayat 20
{وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الأسْوَاقِ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا (20) }
Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan Kami jadikan sebagian kalian cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kalian bersabar? Dan adalah Tuhanmu Maha Melihat.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, memberitahukan tentang para rasul terdahulu yang telah Dia utus, bahwa mereka memakan makanan dan memerlukan gizi, serta biasa berjalan di pasar-pasar untuk mencari mata pencaharian dan berdagang. Hal tersebut tidaklah bertentangan dengan keadaan mereka dan juga kedudukan mereka, karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjadikan pada diri mereka tanda-tanda yang baik, sifat-sifat yang terpuji, ucapan-ucapan yang utama, amal perbuatan yang sempurna, dan mukjizat-mukjizat yang cemerlang serta dalil-dalil (bukti-bukti) yang jelas sehingga orang yang mempunyai hati yang sehat dan pandangan yang lurus akan membenarkan bahwa apa yang disampaikan oleh mereka itu dari Allah Swt.
Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain, yaitu:
{وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلا رِجَالا نُوحِي إِلَيْهِمْ مِنْ أَهْلِ الْقُرَى}
Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk kota. (Yusuf: 109)
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
{وَمَا جَعَلْنَاهُمْ جَسَدًا لَا يَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَمَا كَانُوا خَالِدِينَ}
Dan tidaklah Kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan. (Al-Anbiya: 8), hingga akhir ayat.
Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
{وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ}
Dan Kami jadikan sebagian kalian cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kalian bersabar? (Al-Furqan: 20)
Yaitu Kami uji sebagian kalian dengan sebagian yang lain, dan Kami cobai sebagian kalian dengan sebagian yang lain agar Kami mengetahui siapa orang yang taat dan siapa orang yang durhaka (di antara kalian). Karena itu, disebutkan oleh firman-Nya:
{أَتَصْبِرُونَ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا}
Maukah kalian bersabar? Dan adalah Tuhanmu Maha Melihat. (Al-Furqan: 20)
Yakni siapakah yang patut diberi wahyu. Pengertiannya sama dengan apa yang terkandung di dalam firman-Nya:
{اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ}
Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan. (Al-An'am: 124)
Maksudnya, siapa yang berhak dianugerahi tugas kerasulan, dan siapa yang tidak berhak menerimanya.
Muhammad ibnu Ishaq telah mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah Swt.: Dan Kami jadikan sebagian kalian cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kalian bersabar? (Al-Furqan: 20) Seakan-akan Allah berfirman, "Seandainya Aku menghendaki dunia ini Aku jadikan para rasul-Ku, agar mereka tidak ditentang, tentulah Aku dapat melakukannya. Akan tetapi, sengaja Aku menghendaki untuk menguji hamba-hamba-Ku dengan para rasul-Ku, dan Aku menguji para rasul-Ku dengan mereka."
Di dalam kitab Sahih Muslim telah diriwayatkan melalui Iyad ibnu Hammad, dari Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam yang telah bersabda:
"يَقُولُ اللَّهُ: إِنِّي مُبْتَلِيك، ومُبْتَلٍ بِكَ"
Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku akan mengujimu dan menguji (hamba-hamba)-Ku denganmu."
Di dalam kitab musnad disebutkan dari Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam:
"لَوْ شِئْتُ لَأَجْرَى اللَّهُ مَعِي جِبَالَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ"
Seandainya aku menghendaki, tentulah Allah akan menjadikan untukku gunung-gunung itu emas dan perak.
Di dalam kitab sahih disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah disuruh memilih antara menjadi seorang nabi lagi seorang raja atau menjadi seorang hamba lagi seorang rasul. Maka Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam memilih agar dirinya dijadikan seorang hamba lagi seorang rasul.