BirulangitId - Hari ini baru saja kita melewati Cincin Api Solstis. Yuk kita kenal lebih jauh apa itu Cincin Api Solstis ini.
Dikutip dari laman instagram lapan-ri menyebutkan bahwa Fenomena ini dinamai demikian
dikarenakan Gerhana Matahari Cincin (GMC) bertepatan dengan Solstis Juni
2020. ⠀
Cincin Api Solstis cukup langka dialami karena terjadi
terakhir kali pada 21 Juni 1648 dan akan terulang lagi pada 21 Juni
2039 atau 19 tahun dari sekarang.
⠀
Gerhana Matahari merupakan
peristiwa dimana Matahari, Bulan dan Bumi berada pada satu garis lurus,
dan bayangan Bulan jatuh pada permukaan Bumi. Gerhana Matahari kali ini
adalah Gerhana Matahari Cincin, ketika piringan Bulan nampak sedikit
lebih kecil dibandingkan piringan Matahari ketika melintasi piringan
Matahari. Hal ini karena ujung bayangan gelap (umbra) Bulan tidak jatuh
di permukaan Bumi sehingga terbentuk perpanjangan bayangan Bulan yang
disebut antumbra. Antumbra inilah yang jatuh ke permukaan Bumi sehingga
wilayah yang terkena antumbra akan mengalami gerhana Matahari cincin.
Sedangkan wilayah di permukaan Bumi yang terkena bayangan semu
(penumbra) Bulan akan mengalami Gerhana Matahari Sebagian.
⠀
Sedangkan,
Solstis Utara (Northern Solstice) atau Solstis Juni (June Solstice)
adalah waktu ketika Matahari berada pada titik balik Matahari (Solstis)
Utara. Pada saat inilah Matahari berada pada posisi paling Utara
terhadap khatulistiwa langit ketika tengah hari sebelum akhirnya
berbalik ke arah Selatan. Jika diamati oleh pengamat di permukaan Bumi,
maka Matahari akan terbit, berkulminasi dan terbenam di titik paling
Utara sesuai dengan lintang geografis pengamat masing-masing.
⠀
Bagaimana
dengan Indonesia? Wilayah Indonesia tidak dilalui jalur Gerhana
Matahari Cincin, sehingga hanya dapat mengamati Gerhana Matahari
Sebagian atau GMS. Sayang sekali tidak semua wilayah di Indonesia
terkena penumbra Bulan sehingga tidak semua wilayah di Indonesia
mengalami GMS ini.
Untuk gambaran lebih lanjut terkait Cincin Api Solstis dapar diperhatikan rangkaian infografis berikut: