Birulangitid-Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM PTKIN) 2020 digelar dengan Sistem Seleksi Elektronik (SSE) alias daring. Sistem yang baru digunakan tahun ini dinilai efisien dan inovatif.
“Ini bisa dilakukan (sebagai) role model karena efektivitas, efisiensi, dan teknologi yang memudahkan. Dan ini pertama, perguruan tinggi lain belum melaksanakan," kata Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi saat telekonferensi melalui aplikasi Zoom, Rabu (05/08).
Wamenag mengikuti telekonferensi dari kampus UIN Bandung yang menjadi Sekretariat Panitia Nasional UM PTKIN 2020.
Menurutnya, pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru secara daring dilakukan seiring ini pandemi Covid-19. Sistem daring dipilih agar tidak menimbulkan kerumunan massa sejak saat pendaftaran. Karenanya, ujiannya pun menerapkan SSE.
"Ini suatu lompatan, khususnya bagi PTKIN yang dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi," tutur Wamenag.
UM PTKIN berlangsung sejak 3-6 Agustus 2020. Ujian ini diikuti 132 ribu calon mahasiswa. Mereka mendaftar di 17 UIN, 34 IAIN, dan 7 STAIN, termasuk Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Singaperbangsa Karawang.
Rektor UIN Bandung Mahmud yang juga Ketua Umum UM-PTKIN 2020 mencatat penggunaan SSE dalam dua UM PTKIN di atas 85%; hari pertama 87,4%, sedang hari ujian 88%. "Semoga persentase pengguna seleksi sistem elektronik ini semakin banyak dan semakin meningkat," jelasnya.
Hadir dalam konferensi tersebut, Rektor UIN Raden Intan Lampung Moh Mukri menambahkan, pelaksanaan tes secara daring mencerminkan kebersamaan dan kemampuan PTKIN. “Ini merupakan bukti nyata kebersamaan PTKIN dan kita mampu melakukan lompatan inovasi dengan melakukan ujian masuk secara daring,” tandasnya.
sumber kemenag.go.id
“Ini bisa dilakukan (sebagai) role model karena efektivitas, efisiensi, dan teknologi yang memudahkan. Dan ini pertama, perguruan tinggi lain belum melaksanakan," kata Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi saat telekonferensi melalui aplikasi Zoom, Rabu (05/08).
Wamenag mengikuti telekonferensi dari kampus UIN Bandung yang menjadi Sekretariat Panitia Nasional UM PTKIN 2020.
Menurutnya, pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru secara daring dilakukan seiring ini pandemi Covid-19. Sistem daring dipilih agar tidak menimbulkan kerumunan massa sejak saat pendaftaran. Karenanya, ujiannya pun menerapkan SSE.
"Ini suatu lompatan, khususnya bagi PTKIN yang dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi," tutur Wamenag.
UM PTKIN berlangsung sejak 3-6 Agustus 2020. Ujian ini diikuti 132 ribu calon mahasiswa. Mereka mendaftar di 17 UIN, 34 IAIN, dan 7 STAIN, termasuk Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Singaperbangsa Karawang.
Rektor UIN Bandung Mahmud yang juga Ketua Umum UM-PTKIN 2020 mencatat penggunaan SSE dalam dua UM PTKIN di atas 85%; hari pertama 87,4%, sedang hari ujian 88%. "Semoga persentase pengguna seleksi sistem elektronik ini semakin banyak dan semakin meningkat," jelasnya.
Hadir dalam konferensi tersebut, Rektor UIN Raden Intan Lampung Moh Mukri menambahkan, pelaksanaan tes secara daring mencerminkan kebersamaan dan kemampuan PTKIN. “Ini merupakan bukti nyata kebersamaan PTKIN dan kita mampu melakukan lompatan inovasi dengan melakukan ujian masuk secara daring,” tandasnya.
sumber kemenag.go.id