Birulangitid-General Presiden Urusan Masjid dan Masjid Nabawi, Sheikh Dr. Abdurrahman Al-Sudais dan Dr. Mohammed Saleh bin Taher Benten, Menteri haji dan Umrah bertemu hari ini, Selasa (29/9).
Sebagaimana dikutip dari ihram.co.id Mereka bekerjasama untuk membahas mekanisme dan tindakan pencegahan terbaik untuk memastikan keselamatan jamaah dan pengunjung dua masjid suci.
Al-Sudais mengungkapkan bahwa Presidensi Umum telah bekerja untuk mengaktifkan kesehatan, teknik, rencana teknis dan panduan untuk memastikan keamanan pengunjung tindakan pencegahan yang sesuai dengan protokol kesehatan.
Sementara itu, Menteri Haji memuji upaya yang dilakukan Presidensi Umum dan ketajamannya untuk berkoordinasi secara penuh dan secara terus menerus dengan entitas lain untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pelaksanaan umrah.
Sebelumnya, Wakil Menteri Haji dan Umrah untuk Urusan Haji, Dr Hussein Al-Sharif, menyebut kementerian akan segera memulai persiapan terkait dengan musim umrah mendatang
Menanggapi hal ini, Konsulat Jenderal RI Jeddah, Eko Hartono, menyebut pihaknya belum mendapat informasi resmi terkait rencana tersebut. Namun, Kerajaan Saudi memiliki rencana membuka penerbangan internasional mulai 16 September mendatang.
"Rencananya mulai 16 September Pemerintah Saudi akan bolehkan warga negara asing untuk berkunjung. Berarti umrah sudah boleh mulai tanggal tersebut. Izin berkunjung untuk semua negara," ujar Konjen Eko saat dihubungi Republika, Selasa (4/8).
Sementara itu, Arab Saudi telah mengumumkan pelayanan umroh akan dibuka kembali mulai 4 Oktober 2020. Mengutip pernyataan dari Kementerian, pelayanan umroh akan dibuka secara bertahap dengan jumlah jamaah terbatas untuk mengunjungi dua masjid suci, Makkah dan Madinah.
Kementerian mengatakan, keputusan itu diambil setelah penilaian perkembangan virus corona di Kerajaan. Selain itu, juga untuk menanggapi banyaknya permintaan umat Islam di dalam dan luar negeri untuk kembali bisa melakukan umroh.
Pada tahap pertama, umroh hanya dibuka untuk warga negara dan ekspatriat dari dalam Kerajaan. Jamaah yang diizinkan untuk melakukan umroh hanya 30 persen dari kapasitas atau hanya menerima 6.000 peziarah per hari.
Pada tahap kedua, akan dibuka pada 18 Oktober 2020. Pada tahap ini, warga dan ekspatriat di dalam Kerajaan akan diizinkan untuk melakukan umrah, mengunjungi Masjid Nabawi di Madinah, dan sholat di Dua Masjid Suci mulai dengan batas kapasitas 75 persen.
Pada tahap ketiga, akan dibuka mulai 1 November 2020. Pada tahap ini, jemaah haji dari luar negeri akan diizinkan untuk melakukan umrah dengan kapasitas penuh 20.000 jamaah hingga 60.000 jamaah per hari.Al-Sudais mengungkapkan bahwa Presidensi Umum telah bekerja untuk mengaktifkan kesehatan, teknik, rencana teknis dan panduan untuk memastikan keamanan pengunjung tindakan pencegahan yang sesuai dengan protokol kesehatan.
Sementara itu, Menteri Haji memuji upaya yang dilakukan Presidensi Umum dan ketajamannya untuk berkoordinasi secara penuh dan secara terus menerus dengan entitas lain untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pelaksanaan umrah.
Sebelumnya, Wakil Menteri Haji dan Umrah untuk Urusan Haji, Dr Hussein Al-Sharif, menyebut kementerian akan segera memulai persiapan terkait dengan musim umrah mendatang
Menanggapi hal ini, Konsulat Jenderal RI Jeddah, Eko Hartono, menyebut pihaknya belum mendapat informasi resmi terkait rencana tersebut. Namun, Kerajaan Saudi memiliki rencana membuka penerbangan internasional mulai 16 September mendatang.
"Rencananya mulai 16 September Pemerintah Saudi akan bolehkan warga negara asing untuk berkunjung. Berarti umrah sudah boleh mulai tanggal tersebut. Izin berkunjung untuk semua negara," ujar Konjen Eko saat dihubungi Republika, Selasa (4/8).
Sementara itu, Arab Saudi telah mengumumkan pelayanan umroh akan dibuka kembali mulai 4 Oktober 2020. Mengutip pernyataan dari Kementerian, pelayanan umroh akan dibuka secara bertahap dengan jumlah jamaah terbatas untuk mengunjungi dua masjid suci, Makkah dan Madinah.
Kementerian mengatakan, keputusan itu diambil setelah penilaian perkembangan virus corona di Kerajaan. Selain itu, juga untuk menanggapi banyaknya permintaan umat Islam di dalam dan luar negeri untuk kembali bisa melakukan umroh.
Pada tahap pertama, umroh hanya dibuka untuk warga negara dan ekspatriat dari dalam Kerajaan. Jamaah yang diizinkan untuk melakukan umroh hanya 30 persen dari kapasitas atau hanya menerima 6.000 peziarah per hari.
Pada tahap kedua, akan dibuka pada 18 Oktober 2020. Pada tahap ini, warga dan ekspatriat di dalam Kerajaan akan diizinkan untuk melakukan umrah, mengunjungi Masjid Nabawi di Madinah, dan sholat di Dua Masjid Suci mulai dengan batas kapasitas 75 persen.