Birulangitid-Tanggal 29 September diperingati Hari Jantung Sedunia. Hari ini menjadi sebuah momentum untuk mengingatkan penyakit ini sempat menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia pada 2017 silam.
Sebagaimana dikutip dari CNNindonesia.com Di Indonesia, Riskesdas 2018 mencatat prevalensi penyakit jantung di Indonesia 1,5 persen artinya, 15 orang dari 1.000 penduduk Indonesia memiliki penyakit jantung dan kardiovaskular.
Penyakit jantung lekat dengan penyakit usia lanjut. Namun Yayasan Jantung Indonesia melihat tren menunjukkan penyakit ini sudah merambah ke usia produktif. Gaya hidup tidak sehat bisa mempercepat kerusakan pada pembuluh darah. Lewat sebuah pernyataan resmi Ketua Umum YJI, Esti Nurjadin menyebut ada tanda-tanda kerusakan pembuluh darah yang musti diwaspadai di usia muda.
1. Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
2. Hiperkolesterol, kadar kolesterol dalam darah tinggi.
3. Aterosklerosis, kondisi penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah akibat kolesterol tidak terkendali.
4. Obesitas.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan langkah pencegahan penyakit jantung.
Penyakit jantung lekat dengan penyakit usia lanjut. Namun Yayasan Jantung Indonesia melihat tren menunjukkan penyakit ini sudah merambah ke usia produktif. Gaya hidup tidak sehat bisa mempercepat kerusakan pada pembuluh darah. Lewat sebuah pernyataan resmi Ketua Umum YJI, Esti Nurjadin menyebut ada tanda-tanda kerusakan pembuluh darah yang musti diwaspadai di usia muda.
1. Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
2. Hiperkolesterol, kadar kolesterol dalam darah tinggi.
3. Aterosklerosis, kondisi penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah akibat kolesterol tidak terkendali.
4. Obesitas.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan langkah pencegahan penyakit jantung.
1. Deteksi dini
Sebaiknya pemeriksaan kesehatan dilakukan secara rutin. Perlu pula deteksi dini atau skrining penyakit jantung dan kardiovaskular. Penting untuk memastikan kondisi kesehatan jantung apalagi di masa pandemi seperti sekarang.
Menjaga kesehatan jantung berarti menjaga imunitas tubuh. Pengidap penyakit jantung dan kardiovaskular berisiko mengalami dampak lebih berat jika terpapar virus corona daripada mereka yang tidak memiliki penyakit penyerta (komorbid).
2. Menurunkan tekanan darah
Melansir dari laman Penn Medicine, orang dewasa mudah yang kerap mengalami tekanan darah lebih tinggi dari biasanya cenderung mengalami masalah jantung di kemudian hari. Sebaiknya cek tekanan darah Anda. Jika lebih tinggi dari 120/80, maka saatnya konsultasi dengan dokter.
Tekanan darah tinggi biasanya bisa diturunkan secara alami dengan mengelola stres, membatasi konsumsi garam, rajin berolahraga dan menerapkan pola makan seimbang.
3. Menurunkan kadar kolesterol
Kadang karena merasa belum memiliki penyakit apapun, orang bebas makan apapun yang diinginkan. Tak jarang konsumsi junk food meningkat seiring tawaran kepraktisan dan rasa yang dijamin nikmat. Padahal diam-diam kebiasaan ini bisa meningkatkan kadar kolesterol dan berisiko mengakibatkan penyakit jantung dan stroke.
Kurangi kadar kolesterol dengan mengurangi asupan lemak jenuh dan lemak trans juga investasikan waktu untuk melakukan aktivitas fisik. Jika kedua langkah ini belum bisa menurunkan kadar kolesterol, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
4. Berhenti merokok
Gaung bahaya kebiasaan merokok terdengar di mana-mana. Kebiasaan merokok diketahui jadi faktor risiko beragam penyakit termasuk kanker paru maupun penyakit jantung. Orang yang merokok dua atau empat kali lebih berisiko mengalami penyakit jantung. Lebih baik berhenti merokok sekarang daripada terlambat.
5. Jaga berat badan
Obesitas di kalangan usia 20-39 ditemukan cukup tinggi. Riset menunjukkan kondisi obesitas dan penyakit jantung serta stroke bisa mengakibatkan kematian dini. Diet yang sehat dan aktivitas fisik jadi senjata ampuh untuk melawan obesitas dan penyakit jantung di usia muda. Diet seimbang dengan makanan kaya sayuran, buah, biji-bijian, unggas, ikan dan kacang dipadukan dengan olahraga paling tidak 150 menit per minggu demi menjaga kesehatan jantung.