Menyajikan info terkini dunia pendidikan dan berita berita menarik

Iklan

Selamat Datang Di Birulangitid

Monday, October 12, 2020

Ini Pengalaman Kang Emil Saat Jadi Relawan Vaksin Covid-19

0 comments

https://www.birulangit.id/

Birulangitid-Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau yang biasa disapa Kang Emil, menjadi satu dari 1.620 relawan yang ikut serta dalam uji coba vaksin Covid-19 fase tiga, di Universitas Padjajaran Bandung beberapa waktu lalu.


Dikutip dari Kompas.com Pada kesempatan wawancara dengan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr Reisa Brotoasmoro, orang nomor satu di Provinsi Jawa Barat tersebut menceritakan pengalamannya.

“Pada tahap satu, jumlah relawan yang disuntik di bawah 100. Pada tahap dua, disuntikkan pada sekitar 100 hingga 1.000 orang relawan. Pada tahap ketiga, jumlah relawan di atas 1.000, tepatnya 1.620 orang,” kata Kang Emil, seperti dimuat bnpb.go.id, Sabtu (10/10/2020).

Sebagai syarat menjadi relawan, saat itu Kang Emil diharuskan melakukan lima kali kunjungan. Kunjungan pertama untuk pengondisian melalui tes PCR, rapid test, dan sejenisnya. Sedangkan kunjungan kedua untuk suntik vaksin tahap satu.

Kemudian, kunjungan ketiga untuk suntik tahap dua, serta kunjungan keempat dan kelima untuk pengambilan darah guna pengecekan reaksi pada vaksin.

Baca juga: Ridwan Kamil Ungkap Alasan Jadi Relawan Vaksin Covid-19

“Setelah disuntik vaksin, (diperiksa) apakah antibodi di dalam tubuh saya berlimpah atau tidak. Kalau berlimpah sampai 90 persen, berarti badan saya siap melawan virus Covid-19. Pengambilan darah kedua akan dilakukan Desember 2020 untuk melihat hasilnya,” kata Kang Emil.

Lebih lanjut, Kang Emil mengatakan, jika hasil uji darah pada Desember menunjukan keberhasilan, maka produksi vaksin dan vaksinasi secara massal bisa dimulai. Hingga kini, Kang Emil sendiri tidak merasakan dampak medis akibat vaksin tersebut.

Untuk diketahui, saat ini terdapat beberapa kandidat vaksin yang akan digunakan di Indonesia, yaitu vaksin Merah Putih hasil pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, serta Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

Ada pula vaksin hasil kolaborasi antara Bio Farma dengan Sinovac dari Tiongkok, Kimia Farma dengan G42 dari Uni Emirat Arab, dan Kalbe Farma dengan Genexine dari Korea Selatan.

Meski sudah tersedia beberapa kandidat vaksin, Kang Emil mengakui, upaya yang dilakukan pemerintah tidaklah mudah. Terlebih, saat ini masih ada kelompok masyarakat yang meragukan keamanan vaksin.

Kang Emil yang mengikuti proses sebagai relawan vaksin dan mengunggah foto proses pengambilan darah pun dituding hanya berpura-pura atau menyebarkan hoaks.

“Persepsi publik dan orang-orang yang tidak paham menyangka saya bohong. Menurut yang tidak paham, jarum suntik itu seperti model yang lama, padahal tes vaksin menggunakan jarum suntik modern yang disebut vacutainer,” ungkapnya.

Maka dari itu, Kang Emil meminta masyarakat yang tidak paham tentang prosesnya untuk tidak berkomentar yang memprovokasi. Sebaliknya, ia menyarankan warga untuk bertanya agar memahami prosesnya.

No comments:

Post a Comment