Birulangitid-Indonesia akan menjadi tuan rumah forum kebencanaan dunia Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) Tahun 2022. Forum ini bertujuan untuk meningkatkan upaya pengurangan risiko bencana melalui komunikasi dan koordinasi antara pemangku kepentingan.
“Juga untuk berbagi pengalaman dalam merumuskan panduan strategis untuk pelaksanaan kerangka kerja global pengurangan risiko bencana,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo pada Rapat Terbatas melalui konferensi video mengenai Persiapan Penyelenggaraan GPDRR Tahun 2022, Kamis (15/10).
Dalam forum ini akan dibahas mengenai bencana alam dan nonalam. Penanganan pandemi COVID-19, disampaikan Doni Monardo, juga akan menjadi bahasan dalam forum dua tahunan yang digagas oleh Badan PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana atau United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR) ini. Pandemi ini dikategorikan ke dalam klaster bencana nonalam.
“Nanti tim panitia akan berkoordinasi dengan pihak UN (Perserikatan Bangsa-Bangsa) untuk membahas studi kasus negara mana yang diberikan kesempatan untuk menyampaikan langkah-langkah penanganan yang telah dilakukan, sehingga memberikan suatu keberhasilan dalam mengendalikan wabah COVID-19 ini,” ujar Doni.
Lebih lanjut, ia menjelaskan empat klaster ancaman bencana yang akan dibahas pada forum tersebut.
Yang pertama adalah ancaman bencana alam klaster geologi dan vulkanologi. “Gempa bumi dan gunung berapi itu masuk dalam klaster yang dikategorikan klaster pertama,” terangnya.
Klaster kedua adalah klaster ancaman hidrometeorologi kering, yaitu kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan.
Klaster ketiga adalah klaster ancaman hidrometeorologi basah, yaitu banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung, dan abrasi pantai.
“(Klaster) yang terakhir adalah ancaman bencana nonalam, seperti halnya sekarang yang kita hadapi, pandemi (Covid-19),” kata Doni.
Dalam GPDRR, disampaikan Kepala BNPB, pemerintah juga akan menyampaikan mengenai peran TNI/Polri dalam mengatasi bencana yang ada di Indonesia. “Keterlibatan TNI/Polri dalam pelaksanaan penanganan bencana, operasi militer selain perang (military operation other than war), ternyata juga menjadi salah satu kekuatan kita,” ujarnya.
Selain menunjukkan pengakuan PBB terhadap Indonesia, kata Doni, forum ini juga menjadi sarana soft diplomacy Indonesia di kancah internasional. “Juga tentunya untuk membangkitkan sektor pariwisata khususnya setelah (pandemi) COVID-19,” kata Doni.
Sumber Setkab.go.id
Dalam forum ini akan dibahas mengenai bencana alam dan nonalam. Penanganan pandemi COVID-19, disampaikan Doni Monardo, juga akan menjadi bahasan dalam forum dua tahunan yang digagas oleh Badan PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana atau United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR) ini. Pandemi ini dikategorikan ke dalam klaster bencana nonalam.
“Nanti tim panitia akan berkoordinasi dengan pihak UN (Perserikatan Bangsa-Bangsa) untuk membahas studi kasus negara mana yang diberikan kesempatan untuk menyampaikan langkah-langkah penanganan yang telah dilakukan, sehingga memberikan suatu keberhasilan dalam mengendalikan wabah COVID-19 ini,” ujar Doni.
Lebih lanjut, ia menjelaskan empat klaster ancaman bencana yang akan dibahas pada forum tersebut.
Yang pertama adalah ancaman bencana alam klaster geologi dan vulkanologi. “Gempa bumi dan gunung berapi itu masuk dalam klaster yang dikategorikan klaster pertama,” terangnya.
Klaster kedua adalah klaster ancaman hidrometeorologi kering, yaitu kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan.
Klaster ketiga adalah klaster ancaman hidrometeorologi basah, yaitu banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung, dan abrasi pantai.
“(Klaster) yang terakhir adalah ancaman bencana nonalam, seperti halnya sekarang yang kita hadapi, pandemi (Covid-19),” kata Doni.
Dalam GPDRR, disampaikan Kepala BNPB, pemerintah juga akan menyampaikan mengenai peran TNI/Polri dalam mengatasi bencana yang ada di Indonesia. “Keterlibatan TNI/Polri dalam pelaksanaan penanganan bencana, operasi militer selain perang (military operation other than war), ternyata juga menjadi salah satu kekuatan kita,” ujarnya.
Selain menunjukkan pengakuan PBB terhadap Indonesia, kata Doni, forum ini juga menjadi sarana soft diplomacy Indonesia di kancah internasional. “Juga tentunya untuk membangkitkan sektor pariwisata khususnya setelah (pandemi) COVID-19,” kata Doni.
Sumber Setkab.go.id