Birulangitid-Pertunjukan musik Riau Rhythm dengan tajuk Riau Rhythm in Orchestra 2020 "Awang Menunggang Gelombang" yang menggandeng sekitar 70 pemusik Orchestra ini adalah bentuk "perlawanan" pada kondisi sekarang, saat dunia diserang pandemi Covid-19.
Sebagaimana dikutip dari mediacenter.riau.go.id Hal tersebut diungkapkan Rino Dezapati selaku Penggagas kegiatan ini, yang juga salah seorang Dewan Pendiri Asosiasi Seniman Riau, di Anjung Seni Idrus Tintin, Sabtu (31/10/2020) malam.
Ia menerangkan, karya ini disiapkan dalam kondisi dunia berada dalam serangan pandemi. Apabila pengembaraan Panglimo Awang menuju kepulauan rempah pada lebih lima abad lalu menempuh gelombang, menyelinap keluar dari kepungan badai.
"Maka Riau Rhythm tahun 2020 harus melalui pandemi, menghadapi gelombang kepungan virus Covid-19," kata Rino.
Sekretaris Umum Asosiasi Seniman Riau (Aseri), Aristodani menjelaskan bahwa Riau Rhythm in Orchestra ini didukung oleh Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui mekanisme kompetisi proposal dalam program Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) tahun 2020.
"Dukungan lainnya juga didapat dari Pemerintah Provinsi Riau, Gravis Advertizing, dan Aseri," ujarnya. Aristodani juga menjelaskan bahwa karya ini menggunakan lirik syair pelayaran Kampar yang menggambarkan ketakberdayaan dan sikap penyerahan diri total terhadap kuasa absolut. Maka langkah pertama Awang dalam pengembaraannya adalah langkah ambigu, langkah maju atau langkah mundur.
Ia menerangkan, karya ini disiapkan dalam kondisi dunia berada dalam serangan pandemi. Apabila pengembaraan Panglimo Awang menuju kepulauan rempah pada lebih lima abad lalu menempuh gelombang, menyelinap keluar dari kepungan badai.
"Maka Riau Rhythm tahun 2020 harus melalui pandemi, menghadapi gelombang kepungan virus Covid-19," kata Rino.
Sekretaris Umum Asosiasi Seniman Riau (Aseri), Aristodani menjelaskan bahwa Riau Rhythm in Orchestra ini didukung oleh Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui mekanisme kompetisi proposal dalam program Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) tahun 2020.
"Dukungan lainnya juga didapat dari Pemerintah Provinsi Riau, Gravis Advertizing, dan Aseri," ujarnya. Aristodani juga menjelaskan bahwa karya ini menggunakan lirik syair pelayaran Kampar yang menggambarkan ketakberdayaan dan sikap penyerahan diri total terhadap kuasa absolut. Maka langkah pertama Awang dalam pengembaraannya adalah langkah ambigu, langkah maju atau langkah mundur.