Birulangitid-Wakil Ketua DPRD Riau, Hardianto, mengatakan bahwa pihaknya telah menyampaikan beberapa permintaan pada saat mengukuti rapat Panja Migas DPR RI yang membahas tentang peralihan pengelolaan Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina, Selasa (9/2/2021).
Dikutip dari mediacenter.riau.go.id Hardianto mengatakan, bahwa dirinya tidak ingin masuk pada pembahasan Participating Interest (PI) 10 persen, ataupun Bisnis to Bisnis yang bisa diperjuangkan. Namun, lebih kepada Blok Rokan yang bisa bermanfaat bagi Riau kedepannya.
"Idealnya Riau ini kan pemilik SDA. Jadi harus dapat nilai dan manfaat lebih bagi rakyatnya Riau tak boleh lagi jadi penonton, jangan sampai gigit jari. Maka kita usulkan ada komitmen pertemuan Blok Rokan tersebut dengan mempritaskan anak Riau yang di Chevron, harus ada keterjaminan diakomodir, bekerja di Pertamina Hulu Rokan," katanya.
Anak Riau yang bekerja di Chevron tersebut, kata Hardianto adalah pekerja yang berkapabel. Jika diakomodir, maka tak perlu beradaptasi lagi, dan tinggal meneruskan saja.
"Kemudian juga, dalam rekrutmen, juga kita minta diprioritaskan anak tenaga kerja lokal Riau, sehingga Riau tak lagi jadi penonton. Kan tak lucu Rokan Blok jadi Blik terbesar, tapi anak anak tempatan menganggur. Blok Rokan harus bermanfaat maksimal bagi masyarakat Riau," cakapnya lagi.
Selanjutnya, dalam masa hitungan bulan transisi dari Chevron ke Pertamina, persoalan lingkungan limbah harus diselesaikan. Karena saat ini banyak permasalahan terkontaminasi minyak.
"Persoalan ini harus diclearkan sebelum serah terima," Hardianto menegaskan.
Lebih lanjut, Hardianto mengatakan, bahwa selanjutnya adalah Persoalan CSR. Selama ini CSR ada, tapi tak maksimal.
"Nanti dikelola Pertamina, CSR harus betul betul di plot ke masyarakat membutuhkan. Dalam bidang ekonomi, pendidika, dan tak menutup kemungkinan infrastruktur," pungkasnya.