Birulangitid-Indonesia dipaksa mundur dari turnamen badminton All England. Berikut tujuh poin penting dari insiden ini.
Dikutip dari CNNIndonesia Para pebulutangkis Indonesia harus mengubur mimpi mereka untuk menjadi juara All England 2021. Indonesia dipaksa mundur lantaran tracing dari National Health Service (NHS).
Berikut tujuh poin penting dalam insiden ini:
1. Indonesia dipaksa mundur dari All England setelah mendapat email pemberitahuan dari pemerintah Inggris lewat NHS terkait kewajiban isolasi. Skuad Indonesia diketahui satu pesawat dengan penumpang yang positif covid-19 dalam penerbangan dari Istanbul ke Birmingham.
2. Dari 24 orang yang berada dalam skuad Indonesia, hanya 20 orang yang mendapat email perintah isolasi. Empat orang yang tidak mendapat email perintah isolasi adalah Mohammad Ahsan, Irwansyah (asisten pelatih), Iwan Hermawan (Kasubid Sport Science), dan Gilang (Masseur).
3. Tim Indonesia sebenarnya sudah menjalani tes covid-19 setibanya di Birmingham. Hasilnya, seluruh skuad Indonesia negatif covid-19.
4. Tiga wakil Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, dan Jonatan Christie sudah memenangkan babak pertama. Pemberitahuan email dari NHS datang tak lama setelah Ahsan/Hendra bertanding.
5. Selain dipaksa mundur dari All England, skuad Indonesia juga harus menjalani isolasi selama 10 hari di Birmingham. Terhitung dari 13 Maret hingga 23 Maret.
6. Perbedaan kasus Indonesia dengan Thailand, Denmark, dan India yang sempat positif adalah pelaksana tes dan tracing. Untuk kasus tiga negara tersebut, pihak penyelenggara tes adalah pihak BWF/Panitia All England. Dalam tes berikutnya, seluruh pihak yang positif dinyatakan negatif.
Sedangkan Tim Indonesia dipaksa mundur karena email dari pemerintah Inggris berdasarkan tracing penumpang positif dari penerbangan yang sama.
7. Pebulutangkis Turki Neslihan Yigit berada di pesawat yang sama dengan skuad Indonesia. Namun Yigit masih berstatus aktif dan bersiap memainkan laga kedua melawan Akane Yamaguchi.