Birulangitid-Bank Indonesia (BI) mencatat penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai alat transaksi elektronik di Riau sudah 118 ribu marchent.
Dikutip dari mediacenter.riau.go.id Hal ini diungkapkan oleh Deputi Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Perwakilan Riau Teguh Setiadi dalam pembukaan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, di Mal SKA, Pekanbaru, Rabu, (3/3/2021).
“Memang untuk adopsi QRIS menurut catatan kami terus tumbuh dan berkembang. Kami terus mendorong penggunaannya dari sisi penjualan, tapi nanti sambil berjalan akan kami lihat lagi. di Riau sudah 118 ribu (marchent) yang ada QRIS,” ungkapnya.
Dia menambahkan, secara keseluruhan program QRIS yang diinisiasi oleh BI sejauh ini sudah berjalan di semua perbankan. Dengan demikian setiap transaksi secara elektronik sudah bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi pembayaran jenis apapun.
“Sejauh ini tak ada kendala, tak ada masalah sampai sekarang. Sekarang, justru makin meningkat jumlah transaksi dengan QRIS. Belum lagi ada diskon-diskon. Kami meyakini QRIS akan menjadi sarana utama untuk meminimalisir transaksi tunai,” jelas Teguh.
Menurutnya, dengan hadirnya QRIS, setiap transaksi menjadi lebih mudah dan efisien. QRIS dalam penggunaannya, terbukti berhasil lebih cepat, aman dan nyaman.
“Dulu kan ada banyak barcode yang dipakai. Tapi sekarang cukup satu saja sudah bisa semuanya. Salah satu yang memudahkan, misalnya belanja tak perlu lagi pakai nomor rekening. Tinggal scan aja, jadi nggak perlu bawa dompet, cukup bawa HP aja,” tuturnya.
Teguh memastikan saat ini seluruh pelaku usaha yang tergabung dalam Aspekraf Riau saat ini sudah menyediakan QRIS untuk alat transaksi elektronik. Dia berharap, hal ini dapat memicu UMKM di Riau semakin tumbuh dan berkembang ke depannya.
Bank Indonesia mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM di Riau untuk menggunakan QRIS sebagai sarana transaksi. Dorongan ini dalam rangka untuk mewujudkan digitalisasi ekonomi di Provinsi Riau.
Teguh Setiadi mengungkapkan, program digitalisasi ekonomi di UMKM akan lebih dimaksimalkan pada tahun 2021.
“BI dorong digitalisasi perekonomian UMKM. Kalau memang sudah ada kafe sudah QRIS, bagus. Digitalisasi ekonomi sangat penting bagi UMKM untuk mereka bisa bangkit,” ungkapnya.
Dia menambahkan, dorongan UMKM untuk digitalisasi diharapkan agar sektor usaha ini bisa naik kelas, dan meningkatkan pendapatannya.
“Kalau sebelumnya mereka cuma bisa bikin makanan, dengan digitalisasi produksi mereka sudah lebih dari itu. Digitalisasi ekonomi juga akan meningkatkan inklusi keuangan pelaku UMKM,” tambahnya.
Teguh Setiadi mengungkapkan, sektor UMKM selama ini telah berkontribusi sekitar 50% terhadap PDRB. Sedangkan dari sektor tenaga kerja, sektor UMKM telah berkontribusi sehingga 90%.
“Namun di lapangan masih kita temui ada banyak UMKM yang tidak formal. Ini harus menjadi perhatian kita bersama. Dengan digitalisasi diharapkan mereka bisa menikmati layanan keuangan yang tersedia saat ini. Secara nasional, Teguh Setiadi menyebutkan, untuk tahun 2021 BI menargetkan 12 juta merchant pengguna QRIS.