Menyajikan info terkini dunia pendidikan dan berita berita menarik

Selamat Datang Di Birulangitid

Tuesday, April 20, 2021

ETIKA PRODUKTIF KETIKA PUASA RAMADHAN

0 comments
ETIKA PRODUKTIF KETIKA PUASA RAMADHAN




Edison (bang edy ustadz) 
Penulis adalah Dosen, Peneliti, Penggiat Dakwah dan Pendidikan Agama Islam serta Narasumber di berbagai Forum. Sekarang sedang menempuh S3 di UIN Suska Riau

Birulangitid-Orang mukmin harus tetap produktif selama menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Berikut beberapa etika produktif selama puasa Ramadhan. Pertama, Ketika berpuasa, tunjukkan sikap yang lebih baik dari hari-hari biasanya. Jika pada hari biasa kita agak sedikit ketus, pastikan di Bulan Ramadhan kita bersikap lemah lembut dan ramah tamah. Jadikan bulan ini latihan bersikap baik, dengan harapan sikap baik itu akan senantiasa bertahan untuk seterusnya. Rasulullah SAW berkhutbah menjelang Ramadhan :

“ Wahai manusia, siapa yang membaguskan akhlaknya pada bulan ini, ia akan berhasil melewati shirath pada hari ketika kaki-kaki tergelincir.”

Jangan berbicara kasar dengan orang lain dengan dalih kita sedang berpuasa, sebab tidak ada hubungan antara puasa dengan sikap seperti itu. Hindari kata-kata semisal ini :

“ Jangan pancing emosi saya, tahukah anda bahwa saya sedang berpuasa ? “

Atau hindari juga kalimat ini

“ Seandainya saya sedang tidak berpuasa, pasti sudah saya balas perbuatan buruknya itu “

Kedua, Jika memang kita tidak nyaman dengan bau mulut, maka menggosok gigi justru sangat dianjurkan. “ Dari Nafi' dari Ibnu Umar RA bahwa beliau memandang tidak mengapa seorang yang puasa bersiwak “ (HR. Abu Syaibah dengan sanad yang shahih)

Rasulullah SAW tetap memerintahkan bersiwak bagi orang yang berpuasa di samping beliau mengetahui bahwa mulut akan tetap bau meski telah bersiwak. Memang ada HR. Bukhari berikut : “ Bau mulut orang yang puasa lebih harum di sisi Allah dari aroma kesturi ”. Namun redaksi hadits tersebut tidak lantas memerintahkan para shoimin untuk tidak bersiwak selama puasa.

Ketiga, Sebaiknya tidak berangkat kerja atau pergi ke sekolah lebih siang walau dengan alasan kita sedang berpuasa. Dalam Islam, pekerjaan seseorang justru merupakan bagian dari ibadah yang memfungsikan dirinya sebagai hamba Allah SWT.

Puasa harus menjadi motivator bagi perbaikan kehidupan rohani dan jasmani seseorang, secara tidak langsung juga akan meningkatkan kebaikan nilai kerja dan usaha-usahanya.

Keempat, Jangan malas bekerja dengan dalih kita sedang berpuasa dan jangan pula meminta pengurangan beban tugas hanya karena alasan berpuasa. Ramadhan datang bukan untuk membuat umat Islam menjadi lemah, lesu dan takut disebabkan kelelahan melaksanakan puasa, tarawih dan tilawah Qur’an. Tetapi justru dengan ibadah Ramadhan, Allah SWT ingin manusia menjadi lebih kuat dan bersemangat mengatasi dominasi belenggu syahwat dan dari musuh-musuh lainnya nya menuju kemenangan.

Kelima, Jika memiliki pembantu dan pelayan, ringankanlah pekerjaan mereka selama bulan puasa Ramadhan. Simaklah khutbah Nabi SAW menjelang Ramadhan :

“ Siapa yang meringankan pekerjaan para pegawai atau pembantunya pada bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya pada Hari Kiamat kelak “

والله أعلم بصواب

#ramadhanproduktif

#hidayahramadhan

Penulis adalah Dosen, Peneliti, Penggiat Dakwah dan Pendidikan Agama Islam serta Narasumber di berbagai Forum. Aktif mengkaji integrasi Islam dengan sains. Sekarang sedang menempuh S3 di UIN Suska Riau.



Sumber gambar : ig : masjid_al_aqsa

Ig : @edison_bangedyustadz



[1] Dikembangkan dari Buku : Muhammad Said Mursi, Fannut Ta’anul Ma’al Akhirin, Jakarta : Gema Insani Pers, 1424 H



No comments:

Post a Comment