Menyajikan info terkini dunia pendidikan dan berita berita menarik

Selamat Datang Di Birulangitid

Sunday, April 11, 2021

KKB Papua Tembak Mati Guru SMP di Distrik Beoga

0 comments


KKB Papua Tembak Mati Guru SMP di Distrik Beoga

Birulangitid-Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali melakukan penembakan. Setelah menembak mati guru SD, anggota KKB juga menembak guru SMP, Jumat (9/4).


Dikutip dari kumparan Kapolres Puncak Kompol Nyoman mengatakan, seorang guru SMP bernama Yonatan Randen menjadi korban penembakan pukul 16.45 WIT di Distrik Beoga.

"Betul telah terjadi penembakan terhadap guru SMPN 1 Julukoma hingga meninggal dunia oleh kelompok separatis bersenjata," kata Nyoman lewat keterangannya.

Nyoman menuturkan, TNI-Polri tengah melakukan pengejaran terhadap kelompok KKB yang melakukan aksi tersebut.

"Hingga kini aparat TNI-Polri masih melakukan pengamanan dan pengejaran kelompok KKB tersebut," tuturnya.

Lebih lanjut, Bupati Puncak Willem Wandik mengatakan dua jenazah guru SD dan SMP sudah dievakuasi dari Distrik Beoga ke Timika. Evakuasi berhasil dilakukan setelah negosiasi dengan berbagai pihak hingga Jumat (9/4) malam.

Jenazah kedua guru yang bertugas di Distrik Beoga sudah tiba di Timika dan akan dilanjutkan ke Makassar untuk dimakamkan di kampung halamannya di Toraja. Ketika ditanya tentang kondisi masyarakat di Beoga, Wandik mengatakan saat ini sudah diamankan di pos militer hingga situasi kembali kondusif.

"Memang mereka yakni para guru dan keluarga serta warga lainnya mengungsi dan diharapkan kondisi kembali pulih," kata Wandik.
 
Kronologi penembakan guru oleh KKB

Berdasarkan keterangan polisi, kronologi penembakan berawal ketika korban bersama saksi berinisal JS pergi berboncengan menggunakan sepeda motor menuju Kampung Ongolan untuk mengambil terpal guna membungkus jenazah atas nama Oktovianus Rayo yang menjadi korban penembakan KKB sehari sebelumnya.

Saat itu, jenazah Oktovianus berada di Puskesmas Beoga. Saat kejadian, sesampainya di ujung bandara, KKB melakukan penembakan sebanyak 2 kali, namun kedua orang tersebut menancap gas menuju Kampung Ongolan.

Tidak lama kemudian bunyi tembakan dari arah belakang Koramil. Selanjutnya personel gabungan melakukan tembakan balasan ke arah belakang Koramil.

Pukul 18.30 WIT, korban ditemukan meninggal dunia di depan rumah JS di Kampung Ongolan. Personel gabungan kemudian mengevakuasi korban menuju Puskesmas Beoga, guna mendapat penanganan medis.

Pukul 19.10 WIT, personel gabungan melakukan penyisiran dan menemukan saksi di kali ujung bandara dalam keadaan selamat.

"Pelaku penembakan korban diduga kelompok Sabinus Waker yang sebelumnya juga melakukan penembakan terhadap seorang guru hingga meninggal dunia. Sabinus juga melakukan pembakaran sekolah serta rumah guru," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal.
Polri kirim pasukan khusus untuk tumpas KKB

Sementara itu, Polda Papua mengirim 1 pleton Brimob untuk mempertebal Polsek Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fachiri mengatakan, saat ini Brimob Pamrahwan sudah berada di Polsek Beoga sebanyak 25 personel.

“Kami tetap melakukan penegakan hukum terhadap KKB yang melakukan penembakan. Pelaku adalah KKB pimpinan Sabinus Waker,” kata Mathius.

Mathius mengatakan penegakan hukum kepada KKB akan dilakukan oleh Satgas Nemangkawi bentukan oleh Kapolri.

“Satgas Nemangkari sudah berada di Ilaga dan akan bergerak ke Beoga, untuk melakukan penegakan hukum yang terukur,” katanya.

Lebih lanjut, Sekda Papua Dance Yulian Flassy terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah setempat, dan TNI-Polri untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga dan guru yang ada di Kabupaten Puncak.

Situasi ini, kata Yulian, membuat para guru menjadi khawatir untuk mengajar.

"Kami meminta agar para guru tidak panik dan khawatir. Kami sudah minta agar dilakukan evakuasi para guru di tempat yang lebih aman," tuturnya.

Ia juga meyakinkan para guru bahwa kehadiran negara selalu ada.

"Kami pastikan ada jaminan keamanan untuk para guru. Kami sudah melakukan komunikasi dengan TNI-Polri yang ada di sana," ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Papua, Christian Sohilait, juga mengatakan terus berkoordinasi dengan keamanan setempat untuk mengungsikan sementara para guru ke tempat yang lebih aman.

"Kami berharap masyarakat mendukung dan melindungi guru kita. Jika mereka [guru] punya kios, kita tidak bisa halangi siapa yang mau berbelanja di situ dan langsung mencurigainya. Tapi saat kejadian ini, nyawa guru taruhannya. Agama apa pun di dunia ini pasti melarang pembunuhan," ujar Christian.





No comments:

Post a Comment