Menyajikan info terkini dunia pendidikan dan berita berita menarik

Iklan

Selamat Datang Di Birulangitid

Tuesday, April 20, 2021

Puasa dan Jalan Kebahagiaan Kita

0 comments



Puasa dan Jalan Kebahagiaan Kita



Oleh Afrianto Daud

Birulangitid-Adalah benar bahwa kebutuhan terhadap makanan dan minuman adalah termasuk kebutuhan dasar manusia untuk bertahan hidup. Namun, puasa bisa menyadarkan manusia bahwa kebutuhan mereka terhadap makanan dan minuman hanyalah sekedarnya saja. 

Manusia bisa saja bernafsu untuk melahap segala macam makanan dan minuman sebelum datangnya waktu berbuka. Tapi, mayoritas kita kemudian terhenti pada satu piring nasi saja, plus segelas minuman manis dan beberapa butir buah kurma. Kita tak sanggup lebih dari itu. 

Perut kita menyerah untuk terus diisi. Kalau dipaksakan bisa tak bisa berdiri. Itulah kira-kira batas kebutuhan kita terhadap makanan dan minuman. Tak banyak. Satu dua piring itu jauh lebih dari cukup untuk menegakkan tulang punggung. Menjalankan aktivitas lainnya sebagai manusia. Berubudiah kepada Allah SWT.

Karena kebutuhan kita untuk makanan dan minum sungguh sangat terbatas, maka sungguh tak pantas jika kehidupan kita didedikasikan hanya sekedar mengumpulkan apa yang akan dimakan. Apalagi sampai mengambil hak orang lain. Makan memang perlu untuk menyambung hidup. Tapi, hidup kita bukanlah untuk makan.

Puasa kemudian menuntun kita untuk merefleksi apa sesungguhnya yang jauh lebih penting dari kebutuhan manusia terhadap makanan. Apa yang benar-benar bisa membawa kebahagiaan dan ketenangan pada kehidupan manusia?

Itulah diantaranya apa yang disebut kebutuhan spiritual. Kebutuhan untuk mengisi bagian lain dari diri manusia yang sesungguhnya tak hanya terdiri dari unsur fisik, tetapi juga ada ruh dan hati. Ramadhan datang membuka peluang yang sangat luas kepada manusia untuk mengisi ruang-ruang spiritual yang sebelumnya bisa jadi kosong itu.

Rasa lapar mungkin bisa membuat fisik kita lemah, tetapi dalam rasa lapar itu jiwa kita bisa saja lebih kuat. Jiwa kita yang sebelumnya ringkih kemudian mendapatkan asupan spiritual melalui ibadah berupa zikir, do'a, tasbih, sholawat dan istighfar. 

Jiwa kita kemudia bisa terbang lebih tinggi. Lebih mudah meresapi kedekatan dengan Tuhan-Nya. Hati kita lebih mudah tergetar saat mendengarkan ayat-ayat Allah. Dari sini ketenangan dan kebahagiaan bathin bisa mengalir. Memancarkan optimisme, rasa gembira, dan rasa syukur yang dalam. Bukankah dengan hanya mengingat Allah hati akan menjadi tenang? (QS. 13:28).

Selain membuka kesempatan untuk memenuhi kebutuhan spiritual, Ramadhan juga menjadi momentum berharga untuk manusia menenuhi kebutuhan psikologisnya, terutama dalam hal koneksi dengan orang lain. 

Setiap manusia tak bisa hidup sendiri, siapapun dia. Kesepian sering menjadi awal depresi. Memunculkan banyak penyakit. Orang-orang yang bahagia biasanya adalah mereka yang mampu menjalin hubungan bathin yang kuat dengan orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, penting bagi setiap pasangan, misalnya, memiliki ikatan batin yang kuat satu sama lain. Begitu juga dengan orangtua dan anak. Pun begitu, antar anggota keluarga dengan keluarga yang lain. 

Ramadhan adalah bulan untuk memperkuat ikatan bathin dengan handai taulan ini. Kita saling sapa dan saling meminta maaf dengan anggota keluarga dan kolega sebelum Ramadhan tiba. Kita berbuka bersama, taraweh bersama, sahur bersama anggota keluarga. Tiga puluh hari tiga puluh malam lamanya. 

Jika dilakukan dengan saksama, itu tentu akan menambah ikatan rasa dan cinta. InsyaAllah ini semua akan menjadi cara kita memenuhi kebutuhan jiwa. Ketika Rasulullah SAW mengatakan bahwa puasa itu bisa menyehatkan. Itu bisa dimaknai tak hanya sehat secara fisik, tetapi juga sehat non-fisik. Sehat jiwa dan raga.

Karenanya, orang yang berpuasa, InsyaAllah adalah orang yang berbahagia. Tak hanya bahagia saat menunggu waktu berbuka. Juga bahagia ketika hari raya tiba. Apalagi nanti ketika di surga. 

Mari kita maksimalkan hari-hari Ramadhan yang tersisa. InsyaAllah, berpuasa adalah jalan kebahagiaan kita.

Aaamiin ya Rabbana.

---

#catatanramadhan

No comments:

Post a Comment