Oleh Afrianto Daud
---
Birulangitid-Salah satu bentuk kesolehan sosial yang bisa dilakukan seorang muslim adalah dengan membiasakan diri memberi sedekah dan membayar zakat jika sudah sampai nisabnya.
Walau sama-sama kategori menafkahkan harta di jalan Allah, zakat dan sedekah itu memiliki perbedaan. Diantara beda antara zakat dan sedekah adalah ada tidaknya batasan bentuk dan jumlah pemberian. Pemberian dalam bentuk zakat dibatasi syarat tertentu, waktu, dan takaran maksimal. Zakat harta misalnya ditetapkan hanya sebesar 2,5 persen. Dibayarkan setelah harta tersebut tersimpan dalam satu tahun.
Sementara sedekah tidak memiliki batas waktu dan tidak dibatasi ukuran jumlah. Sedekah bisa dilakukan kapan saja dan dalam jumlah berapapun. Dengan demikian, jumlah sedekah berupa harta bisa jauh lebih banyak dari jumlah yang dibayarkan untuk zakat.
Yang paling menarik adalah bahwa dalam Islam sedekah tak hanya terbatas pada pemberian materi berupa uang atau benda. Sedekah bisa dilakukan dalam berbagai macam bentuk.
Sedeqah dalam bentuk pemberian materi seperti uang tentu adalah bagus, jika kita memilikinya. Ada cukup banyak ayat yang menyandingkan iman, dengan jihadi diri dan harta. Tapi, Allah dan Rasulullah sangat paham bahwa setiap hamba memiliki kelebihan berbeda. Maka, Rasulullah SAW membuka peluang yang luas untuk setiap hamba untuk tetap bisa memberi sesuai dengan kesanggupan masing-masing.
Inti dari sedekah adalah berkontribusi dan atau memberi yang kita punya untuk kebaikan dan kepentingan pihak lain di luar diri kita. Maka, kontribusi itu bisa wujud dalam banyak wajah. Jika Howard Gardener memperkenalkan istilah 'multiple intelligence' dalam konteks kecerdasan dan pendidikan, maka bolehlah ragam sedekah itu kita sebut pula dengan 'multiple givings.' Sebuah fleksibelitas beramal yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Kaum muslimin yang tidak memiliki kelebihan harta, tetap bisa berkontribusi dalam bentuk sumbangan pemikiran, misalnya. Bagi yang memiliki fisik yang kuat, bisa berkontribusi untuk kebaikan dengan sumbangan tenaga. Bagi yang memiliki kelebihan ilmu, bisa berkontribusi dalam bentuk sedekah ilmu.
Sedekah bisa juga dilakukan untuk hal-hal yang kelihatan sederhana, seperti membuang batu di jalan, membantu/menuntun orangtua atau anak-anak yang menyebrang di zebra cross, melepaskan tali yang melilit anak ayam, mempermudah urusan orang lain yang berurusan dengan kita, dan banyak lagi wujud lainnya.
Bahkan, dalam hadist yang diriwayatkan oleh sahabat Tarmidzi, penggalan sabda Rasulullah SAW yang terkenal terkait bentuk sedekah ini adalah, 'Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah'. Apalagi coba yang lebih mudah dari sekedar menggerakkan bagian bibir kita untuk sekedar tersenyum? :-)
Luar biasa bukan, ajaran Islam yang indah ini? Tersenyum yang ikhlas kepada saudara itu sudah sama nilainya dengan sedekah melalui pemberian uang sekian ribu dolar.
Pendeknya, seperti kata Ust Abu Ikhsan Al Atssary, setiap kebaikan itu adalah sedekah, termasuk senyum itu. Tentu, bukan berarti bahwa jika malam ini dunsanak melihat kota infak di masjid cukup disenyumin saja, karena menganggap senyum saja sudah cukup :D
--
Selamat menikmati hari dan malam Ramadhan untuk dunsanak muslim semuanya!
#catatanramadhan