Birulangitid-Hingga kini kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Riau masih mengalami peningkatan dengan rata-rata 300-500 kasus per hari. Pada Selasa (8/6) terdapat penambahan kasus baru, yaitu mencapai 345 kasus. Dengan adanya penambahan ini, maka total terkonfirmasi COVID-19 di Riau menjadi 63.786 kasus.
Sebagaimana dikutip dari mediacenter.riau.go.id Adapun rincian dari 63.786 kasus ini adalah, pasien sembuh 57.183 orang, pasien masih isolasi mandiri 4.060 orang, masih rawat di RS 837 orang, dan 1.706 orang meninggal dunia.
Peningkatan kasus di Riau, sesuai hasil tracing, testing dan treatment (3T) yang digencarkan Tim Satgas COVID-19 Riau dan Tim Satgas kabupaten/kota. Hal ini dilakukan, sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Hingga saat ini kasus terkonfirmasi positif COVID-19 masih terjadi di 12 kabupaten/kota di Riau. Sehingga kondisi ini menjadi perhatian khusus bagi Tim Satgas COVID-19 di daerah.
Sesuai data tim Satgas COVID-19 Riau, pada Selasa (8/6/2021), peningkatan kasus terkonfirmasi positif virus corona tertinggi masih di kota Pekanbaru yakni 153 kasus per hari. Di sebagian daerah di Riau angka kasus positif COVID-19 juga tercatat melonjak. Di Kota Dumai tercatat Dumai 38 kasus, Kabupaten Inhil 37 kasus, dan Kampar 25 kasus.
Kemudian, Kabupaten Kuansing 20 kasus, Bengkalis 13 kasus, Siak 13 kasus, Pelalawan 8 kasus, Inhu 6 kasus, Rohul 5 kasus, Kepulauan Meranti 4 kasus, Rohil 1 kasus, dan luar Provinsi Riau 22 kasus.
Kondisi tersebut, mendapat tanggapan serius oleh Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar, dimana sebagai Ketua Satgas Provinsi Riau, ia melihat kondisi tersebut juga harus menjadi evaluasi bagi seluruh pihak untuk bekerja lebih ekstra lagi, dalam penanganan COVID-19. Terutama Tim Satgas COVID-19 di berbagai daerah di Riau.
Ia menyebutkan, melonjaknya kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Riau, lantaran penangangan yang dilakukan Tim Satgas terus digesa, salah satunya dengan melakukan kegiatan 3T. Kendati demikian, kondisi ini juga tantangan untuk penanganan COVID-19 agar bisa segera dituntaskan.
"Artinya tidak hanya menemukan tapi juga harus segera dituntaskan dan ditangani sampai akhir dengan baik," kata Gubernur Riau, Selasa (8/6) di Pekanbaru.
Gubri juga meminta, jika seluruh kepala daerah bertanggung jawab di masing-masing daerahnya. Untuk terus berupaya meningkatkan penanganan COVID-19. Terutama dalam memutus mata rantai penyebaran virus corona. Termasuk menjalankan program sesuai yang ditetapkan pemerintah pusat seperti program vaksinasi dan program PPKM berskala mikro.
"Hingga saat ini, salah satu cara menghindari atau mengantisipasi penyebaran COVID-19 itu adalah menerapkan protokol kesehatan. Untuk itu saya minta kepala daerah bisa terus memberikan perhatian," jelasnya.
Terkait pemulihan ekonomi masyarakat yang terdampak akibat pandemi COVID-19, Gubri meminta agar kepala daerah bisa meningkatkan koordinasi bersama di lingkungan masing-masing organisasi, DPRD maupun Forkopimda kabupaten kota, termasuk dengan Tim Satgas Provinsi Riau. Kordinasi bertujuan untuk memaksimalkan program pemulihan ekonomi agar bisa berjalan cepat.
"Kita menyadari selama pandemi COVID-19 sejumlah sektor perekonomian jauh menurun. Untuk itu kita harus bekerja lebih keras lagi dan bersama bersinergi untuk mengangkat perekonomian masyarakat agar bisa normal kembali. Semoga dengan sinergi bersama kita bisa segera bebas dan keluar dari musibah pandemi COVID-19 ini," harap mantan Bupati Siak ini.
Terpisah sebelumnya, Juru Bicara (Jubir) Satgas COVID-19 Riau, dr Indra Yovi menyampaikan, kalau penyebaran COVID-19 di Riau masih berasal dari klaster keluarga, perkantoran, dan perbankan. Dimana dari penyebaran itu angka kematian di Riau juga cukup tinggi. "Bahkan setiap hari selalu ada kematian akibat COVID-19 yang terjadi dari berbagai daerah di Riau," jelasnya.
Kemudian, terkait upaya penanganan COVID-19, ia meminta Tim Satgas di setiap daerah bertindak tegas sesuai aturan yang telah diterbitkan pemerintah. "Artinya aturan itu tidak hanya sebatas sosialisasi. Tapi juga harus sesuai dengan penegasan di lapangan," jelasnya.
dr Indra Yovi terus mengimbau masyarakat, agar angka peningkatan yang terjadi di Riau ini juga sebagai acuan untuk terus waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Terutama menghindari kerumunan yang salah satu pemicu penularan virus corona.
Sementara itu, Ahli epidemiologi Riau, dr Wildan Asfan Hasibuan mengatakan, peningkatan kasus terkomfirmasi positif COVID-19 di Riau akan menjadi tantangan bagi daerah dalam penanganan. Terutama terkait fasilitas penampungan, baik terkait ruangan isolasi mandiri maupun ICU di rumah sakit.
Saat ini ketersediaan tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) ruang isolasi dan ICU, terdapat lima provinsi dengan BOR di atas 50 persen, lebih tinggi dari BOR nasional yang berada di angka 40 persen. Terdapat lima provinsi yang BOR-nya di atas 50 persen, yaitu Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Jambi, dan Riau.
"Untuk itu, seluruh pemerintah kabupaten/kota bisa mempersiapkan dan mengatasi hal ini dengan baik sebelum terjadi penumpukan," ujarnya.
Lebih lanjut dr Wildan juga mengatakan, masyarakat juga harus tanggap dan waspada terhadap peningkatan kasus COVID-19. Ia meminta penerapan protokol kesehatan harus dipatuhi dengan ketat dan disiplin. Karena hal ini tidak bisa hanya ditangani oleh pemerintah maupun tim Satgas tanpa adanya peran serta dan dukungan masyarakat.
"Petugas kita juga tidak perlu kaku dan terus bertindak tegas di lapangan, karena ini juga demi dan untuk kepentingan masyarakat," tuturnya.
Apa lagi tambahnya, tren peningkatan kasus pasca libur Lebaran masih terjadi saat ini. Artinya ini juga menjadi perhatian bersama sesuai adanya kelanjutan program PPKM berskala mikro dari pemerintah pusat yang tujuannya untuk memastikan penyebaran bisa terlaksana dan diatasi dengan maksimal," tutupnya.
Berdasarkan data Satgas COVID-19 Nasional, hasil pembobotan skor dan zonasi risiko daerah tanggal 6 Juni 2021 [diperbaharui secara mingguan], peta risiko sebaran COVID-19 di Indonesia dan Provinsi Riau termasuk cukup stabil. Saat ini zona merah COVID-19 di Riau terjadi dua daerah yaitu di Kabupaten Siak dan Kuansing.
Perubahan zona merah di berbagi daerah kabupaten/kota di Riau juga menunjukan perubahan, seperti di Kota Pekanbaru yang sebelumnya masuk zona merah saat ini sudah zona oranye.
Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad, pada Selasa (8/6) menerima pemeriksaan terhadap 1.558 sampel dan 1.420 orang yang diperiksa. Dari hasil pemeriksaan ini kasus COVID-19 di Riau bertambah 345 kasus. Dengan adanya penambahan ini, maka total terkonfirmasi COVID-19 di Riau menjadi 63.786 kasus. Sampai hari ini, laboratorium biomolekuler telah memeriksa 343.151 spesimen.
Sedangkan untuk pencapaian vaksinasi COVID-19 di Riau saat ini, kemajuannya juga cukup baik, seperti bagi tenaga kesehatan dengan sasaran 32.923 orang, dengan vaksinasi dosis pertama sebesar 33.853 atau 102,8 persen.dan vaksinasi dosis kedua sebesar 30.709 atau 93,3 persen.
Kemudian, pencapaian vaksinasi COVID-19 terhadap lansia dengan sasaran 582.505 orang, dengan vaksinasi dosis pertama sebesar 31.754 atau 5,45 persen dan vaksinasi dosis kedua sebesar 17.986 atau 3,09 persen. Begitu juga dengan pencapaian vaksinasi COVID-19 bagi pelayan publik dengan sasaran 349.418 orang, dengan vaksinasi dosis pertama sebesar 354.329 atau 101,41 persen dan vaksinasi dosis kedua sebesar 149.302 atau 42,73 persen.