Birulangitid-Harga komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) naik tipis di sesi awal perdagangan, setelah pada awal pekan ini Bursa Malaysia Excchange Derivatives ditutup untuk memperingati Hari Raya Festival Diwali.
Dikutip dari mediacenter.riau.go.id Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau, Defris Hatmaja mengatakan kalau mengacu pada Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan menguat tipis 0,29% ke MYR 4.113/ton
"Kenaikan pada harga CPO tampaknya disebabkan oleh selisih harga CPO yang lebih murah dibandingkan dengan minyak saingan, ditambah adanya potensi produksi CPO terganggu karena cuaca ekstrem," kata Defris di Pekanbaru, Selasa (1/11/2022).
Menurutnya, selisih harga yang cukup besar tersebut diprediksikan akan meningkatkan permintaan pada CPO, sehingga harga CPO dapat naik lagi ke depannya.
Permintaan beralih ke minyak sawit dari minyak nabati lainnya, sangat mungkin (harga) minyak sawit akan bergerak lebih tinggi.
Apalagi, tahun ini diprediksikan bahwa produksi CPO akan kembali terhambat karena cuaca ekstrem.
"Banjir dan hujan lebat membuat para pekerja sulit memanen tanaman kelapa sawit dan memindahkan tandan buah segar ke pabrik untuk diproses," jelasnya.
Dikutip dari mediacenter.riau.go.id Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau, Defris Hatmaja mengatakan kalau mengacu pada Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan menguat tipis 0,29% ke MYR 4.113/ton
"Kenaikan pada harga CPO tampaknya disebabkan oleh selisih harga CPO yang lebih murah dibandingkan dengan minyak saingan, ditambah adanya potensi produksi CPO terganggu karena cuaca ekstrem," kata Defris di Pekanbaru, Selasa (1/11/2022).
Menurutnya, selisih harga yang cukup besar tersebut diprediksikan akan meningkatkan permintaan pada CPO, sehingga harga CPO dapat naik lagi ke depannya.
Permintaan beralih ke minyak sawit dari minyak nabati lainnya, sangat mungkin (harga) minyak sawit akan bergerak lebih tinggi.
Apalagi, tahun ini diprediksikan bahwa produksi CPO akan kembali terhambat karena cuaca ekstrem.
"Banjir dan hujan lebat membuat para pekerja sulit memanen tanaman kelapa sawit dan memindahkan tandan buah segar ke pabrik untuk diproses," jelasnya.