Birulangitid-Harga Bahan Olahan Karet Rakyat (Bokar) di tingkat petani maupun beberapa Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) di Provinsi Riau menunjukkan stabilitas pada minggu ketiga bulan Mei 2023.
Dikutip dari mediacenter.riau.go.id Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau, Defris Hatmaja mengatakan dari data terkini yang diperoleh menunjukkan bahwa harga bokar/karet tetap pada level yang baik, memberikan keuntungan bagi petani dan UPPB di Kabupaten/Kota Riau.
Berdasarkan sumber data yang diperoleh, harga bokar/karet di tingkat petani/KUB Kabupaten Kampar mencapai Rp9.275,- per kilogram.
"Harga tersebut sama dengan harga minggu lalu, menunjukkan kestabilan yang memadai bagi petani di wilayah tersebut," kata Defris, Jumat (26/5/2023).
Sementara itu, di tingkat petani/KUB Kabupaten Rokan Hulu, harga bokar naik sebesar Rp. 3 per kilogram dari harga minggu lalu, menjadi Rp8.673,- per kilogram.
Di Kabupaten Rokan Hilir, harga bokar di tingkat petani/KUB tetap stabil pada Rp10.000,- per kilogram, tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan harga minggu lalu.
"Namun, di tingkat Apkarkusi Kabupaten Kuansing, terjadi kenaikan harga yang cukup signifikan. Harga bokar mencapai Rp10.350,- per kilogram, naik sebesar Rp94 dari harga minggu sebelumnya," jelasnya.
Sementara itu, di Kabupaten Indragiri Hulu, di tingkat UPPB Sumber Makmur, harga bokar naik sebesar Rp200 menjadi Rp. 7.900,- per kilogram.
Namun, di Tingkat Kelompok Tani Getah Tender Masjid Al-Ikhlas Pembinaan Bumdes Desa Petani Kabupaten Bengkalis, harga bokar mengalami penurunan sebesar Rp139 dari harga minggu sebelumnya, menjadi Rp9.860,- per kilogram.
"Pada tingkat pabrik atau Gapkindo KKK 100%, harga bokar juga mengalami kenaikan. Harga bokar minggu ini mencapai Rp17.400,- per kilogram, naik sebesar Rp400 dari harga minggu lalu," imbuhnya.
Dalam upayanya untuk meningkatkan mutu karet petani di Riau, Dinas Perkebunan Provinsi Riau terus berupaya mendorong petani karet untuk bergabung dalam Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB).
"Dengan bergabung dalam UPPB, petani diharapkan dapat meningkatkan mutu hasil karet mereka dan memperoleh harga yang lebih baik di tingkat petani," imbaunya.
Dengan adanya kestabilan harga bokar/karet di beberapa wilayah Riau, para petani di Provinsi ini dapat diuntungkan. "Kondisi ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk terus mengembangkan usaha perkebunan karet dan meningkatkan pendapatan mereka secara berkelanjutan," tukasnya.